Shi (4)

55 7 7
                                    

Awali Reading mu, dengan vote dan comment, bosque :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awali Reading mu, dengan vote dan comment, bosque :)




























"Rumah lu berisik banget. Choi Yeonjun!"

"Eh, elu bukannya--" Yeonjun membetulkan rambut birunya

"--Tukang PLN yang kemaren pagi beli di akang bubur?" Yeonjun menatap curiga ke arah perempuan pendek yang ada dihadapan nya

Soobin dibelakang hanya tersedak dan menahan tawanya, rasanya ia tak bisa fokus makan dan ingin melihat drama ftv didepannya

"Lu mau gua pukul? Astagfirullah puasa.." Perempuan tersebut menarik kerah baju Yeonjun dengan senyum kesal yang agak ditahan

"Ngga lah, kok nawar? Jam segini lu masih puasa? Udah jam 6 lebih belum buka? Balik lu! Pengamen gratis!" Yeonjun menjulurkan lidahnya mengejek perempuan didepannya

"Ramadhan dah lewat- gua tetangga lu bgsd-- Lho, Lix? Lu ngapain disini?" Perempuan tersebut memperhatikan Felix yang tengah mengutak atik laptop dan handphone Yeonjun

"Yo, Ri" Felix tersenyum lebar ketika melihat perempuan yang ada didepan pintu rumah Yeonjun

"Lho? Lix? Kamu kenal sama ini tukang pln?" Yeonjun mendekati Felix yang sedang sibuk mengetik.... Ah.. Entahlah.

"...? Ah. Kalau seingatku tukang pln disini itu Hamaro." Felix pergi dari Yeonjun dan mengambil gelas yang ada di meja makan

"Lah elu sapa dong? Istrinya?" Taehyun berteriak dari belakang

"Gua tetangga sebelah woy! Himari! Adab lu pada kemana?!" Perempuan bernama 'himari' tadi mulai kehabisan urat kesabarannya

"Mbak mbak sabar mbak, orang sabar disayang tuhan" Beomgyu yang sudah selesai makan mulai menahan Himari yang amarahnya diuji oleh seorang Choi Yeonjun

Phone Number


"Oooh! Yang pindahan minggu lalu?" Yeonjun yang bertumpu pada bantal yang ia bawa

Kelima namja tersebut tengah duduk secara acak di ruang tengah

Felix yang sedari tadi hanya duduk dibawah sambil membaca novel hanya menyimak mereka

"Oke.. kalo gitu maafin temen gua yang emang kelewat bodoh-maksudnya kelewat kurang ajar ini.." Kai menundukkan kepalanya kepada Himari yang sedari tadi menatap tajam Felix

"Iya gapapa, gua juga harus kebiasa habis ini" Himari hanya menghela napas panjang dan mengambil handphone nya

".. Gua pulang ya, dicariin letnan." Felix pamit dan memasukkan laptopnya

Phone Number • TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang