19. Gara-gara ikat rambut

434 41 8
                                    

Happy Reading
____________

Hari ini kelas XI IPA 2 ada pelajaran olahraga pada jam pertama dan kedua. Bisa dikatakan mereka beruntung karena mendapat jam olahraga di pagi hari, dimana semua murid masih segar dan bugar.

Elaila dan ketiga sahabatnya sudah siap dengan pakaian olahraganya. Mereka kini tengah berkumpul di dalam kelas untuk menunggu aba-aba dari guru mapel tersebut. Gadis bersurai legam itu menyempatkan diri untuk mengikat rambutnya agar tidak mengganggu saat-saat jam pelajaran sedang berlangsung.

"Semuanya langsung ke lapangan. Udah ditunggu sama pak Vian!" teriak Galang, selaku ketua kelas memberikan arahan.

Mendengar hal tersebut, mereka segera melaksanakan instruksi dari ketua kelas menuju lapangan.

Sesampainya di lapangan terdengar beberapa siswi memekik girang. Pasalnya, mereka sangat beruntung kali ini karena dapat melihat tim basket sedang latihan di lapangan basket outdoor sebelah. Sedangkan mereka berada di area lapangan voli. Pagi-pagi mereka sudah dapat cuci mata.

Elaila dan ketiga sahabatnya hanya mencebik ke para siswi yang memekik tersebut. Berisik sekali padahal hanya latihan, gimana kalau tanding beneran?

Mereka memperhatikan tim basket yang sedang latihan. Pak Vian pun juga berada di sana sedang mengawasi dan memberi arahan pada mereka.

"Perintah dari pak Vian agar kita pemanasan dulu dan melakukan aktivitas kebugaran apa aja. Berhubung pak Vian sedang mendampingi tim basket!" seru Galang membuat perhatian mereka teralihkan dan segera berkumpul untuk pemanasan.

Mereka tercengang saat melihat kemunculan seseorang yang tidak diduga dari arah koridor. Cowok itu dengan santainya bergabung dan ikut melakukan pemanasan.

Gerald, cowok itu dengan santai bergabung dan mengabaikan berbagai tatapan yang mengarah padanya.

Sebuah keajaiban bagi seorang Gerald ikut pelajaran olahraga. Biasanya cowok itu memilih bolos dan menghilang entah kemana.

"Guys, kita mau ngapain nih?" tanya Vera setelah mereka menyelesaikan pemanasan.

"Gak usah ngapa-ngapain, mending nonton basket!" usul Melly yang matanya sedari tadi tidak lepas dari sana.

"Jangan, ntar pak Vian liat kita gak ngapa-ngapain bisa kena punishment," ujar Dhila.

Elaila berpikir apa yang bisa mereka lakukan. Para cowok sedang bermain futsal, sedangkan cewek masa nganggur?

"Kita kan lagi di lapangan voli, yaudah kita voli aja!" usul Elaila kemudian disetujui oleh mereka.

Mereka mulai membentuk 2 regu. Elaila dan ketiga sahabatnya sudah tentu satu regu. Di regu lawan ada Nita dan teman kelas lainnya.

Mereka bersiap di posisi masing-masing dan memulai permainan.

Disisi lain, tim basket sedang diberi kesempatan break. Matteo mengambil minum dan meneguknya hingga tandas. Ia kemudian mengambil handuk kecil. Mengusap keringat yang bercucuran di dahi dan leher.

"Njir.. si Vera cantik juga kalo lagi keringetan," ujar Juan yang matanya hampir lepas melihat ke arah gadis itu.

"Gue ngakak anjir liat Melly dari tadi mau lempar bola voli nyangkut mulu!" timpal Billy yang tidak henti-hentinya menertawakan kembarannya yang menjadi sasaran amukan regunya.

"Julid amat lo jadi kembaran." Reyhan hanya menggeleng melihat tingkah makhluk di sebelahnya itu.

Sedangkan Matteo sendiri tidak mengeluarkan suara apapun dan hanya memperhatikan. Tepatnya pada gadis berkuncir satu yang kini sedang mengusap keringat di dahinya. Gadis itu terlihat menikmati permainan dan kembali mencetak poin. Senyum manis merekah pada wajahnya kala regunya unggul.

ELAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang