9. Posesif

25 2 0
                                    

Sunyi ikat aku dalam heningmu agar dapat kuteguk sepimu, dan kuhayati kesendirian mu

Bantu vote
***

Seorang gadis meringkuk dibawah selimutnya, sedari tadi ia kelihatan sangat resah. Awalnya ingin memejamkan matanya untuk mengusir kelelahannya sejak sepulang dari sekolah.

"Ahh Nggak bisa tidur" bangkit Freya

"Enaknya ngapain yah" ia tampak berfikir "hohh beli martabak" lalu menyambar sweaternya yang berbeda disofa

Lara berjalan menuruni tangga, mendapatkan abangnya yang sedang berkutik dengan ponselnya.

"Abang" ucap Freya menyambar ponsel milik Erlano

"Lo apaan si re balikin nggak" ucap Erlano berdiri ingin mengambil ponselnya.

"Abang chattingan ama siapa si kok serius bener" ucap Freya membuka menu pesan diponsel Erlano.

"Balikin nggak re" ucap Erlano ingin menggapai ponselnya

"Hahh abang" kaget Freya. Dirasanya Freya lengah Erlano langsung menyambar ponselnya.

"Abang sejak kapan deket ama intan"

"Dihh kepo"

"Yaudah gue tanya aja nanti sama intan, BUBAYY" teriak Freya dikata terakhirnya

Freya berjalan keluar dari rumahnya, jalan masih ramai-ramainya karena masih menunjukkan pukul 14:47.

Tinn! Tinnn!
Suara klakson motor menembus telinga Freya. spontan ia berbalik ke sumber suara.

"Freyy mau kemana?" Tanyanya

"Ehh kak Ivan, ituh mau beli martabak" cengir Freya

"Sama dong, yaudah naik aja" seruhnya

"Ehh tapi kak"

"Buru deh, gue nggak mau cewe kaya lo kepanasan " ucap Ivan sukses membuat Freya melayang, sesungguhnya kalau boleh jujur Ivan adalah salah satu tipe lelaki idaman dalam kamusnya. Yah ia sangat suka kepada lelaki yang romantis.

"Heii kok bengong"

"Ehh iya kak ini naik"

Hanya beberapa menit mereka sudah sampai di depan penjual martabak. Tokonya lumayan besar dan agak rami pengunjung. Dan katanya sih martabak ditoko itu membuat pelanggan selalu ingin mencicipinya.

"Wahh besar juga" ucap Freya

"Belum pernah kesini" Freya menggelengkan kepalanya

"Walaupun cuma martabak jadi toko segede ini"

"Semuakan tergantung rezeki seseorang" hanya dibalas anggukan oleh Freya

"Masuk yuk kak"

Mereka pun masuk dengan berjalan beriringan.

"Emm mbanya mau pesan apa" ucap seorang pelayan

"Emm martabak coklat dua pake kacang yah mba" si pelayan mengaguk

"Nggak takut jerawatan"

"Kak Ivan mah, nggak srek tau kalo nggak lengkap" Ivan hanya terkekeh mendengar tuturan gadis itu

"Kak Ivan mau pesan apa?"

"Em martabak telur aja"

"Martabak telur juga yah mba"

"Baik terim kasih silahkan duduk disebelah sana"

Sedangkan disisi lain Riko tak sengaja menangkap sosok Freya bersama Ivan

"Al bukanya itu Freya" ucap Riko

"Mana sih" ucap Bisma mengikuti arah pandang Riko.

"Noh duduk dipojok bareng Ivan tuh kayanya" ucap Riko

Alvaro seketika mengepalkan tangannya, terlihat juga rahangnya mengeras seakan menahan segala emosinya. Bisa-bisanya Ivan yang notabenenya musuh Alvaro bersama dengan kekasihnya.

Freya menerima dua kantong martabak dari si pelayan dan mengucapkan terima kasih. Lalu mereka berjalan keluar setelah membayarnya.

"Freyy mau nggak gue ajak ketaman" ujar Ivan

"Mau-mau, udah lama banget gue nggak ke sana" ucap Freya antusias

"Yaudah kuylah" ucap Ivan menaiki motornya dan memasang helmnya.

Baru saja Freya ingin menaiki motor Ivan, tiba-tiba saja tangannya dicekal oleh seorang.

"Ehh maksud lo apa narik-" ucap Freya terhenti saat bola matanya menangkap Alvaro dengan wajahnya yang memerah menahan amarahnya.

Bughhh
Satu Bogeman mendarat di pipi Erlano sesaat setelah ia membuka helmnya. Freya terpekik mengapa harus seperti ini.

Ivan terkekeh meremehkan seraya menyekap dara segar yang mengalir disudut bibirnya.

"Jangan lo sentuh lagi apa yang udah gue punya. bangsat!!" teriak Alvaro.

"Recehh, freyy gue duluan" ucap Erlano hanya dianguki oleh Freya.

Alvaro menatap ke arah Freya yang langsung menundukkan kepalanya. kenapa ia tidak berani Kepada Alvaro padahal kan ia seringkali melawan ocehan Alvaro.

"Jangan deket-deket sama Ivan" ucap Alvaro

"Tapi Lo nggak usah main kasar" ucap Freya mengumpulkan keberaniannya

"Lo milik gue dan gue nggak mau Lo disentuh orang lain" Freya sempat tertegun mendengar tuturan lelaki itu

"Tapi kan gue-"

"Lo akan tau akibatnya" Freya merutuki dirinya kenapa sosok lelaki yang didepannya ini selalu berubah ubah.

Alvaro menarik tangan Freya kemotornya dan ia mulai menyalakan mesin motornya.

"Naik gue anter pulang" Freya segera menaiki motor Alvaro takut akan Alvaro meluapkan emosinya lagi.

Motor Alvaro pun keluar dari toko martabak itu, hanya suara angin dan kendaraan yang menyelimuti mereka. Selang beberapa menit mereka sudah sampai dikediaman Wijaya. Freya turun dari motor Alvaro menuju gerbang rumahnya ia berdiri disana berniat menunggu Alvaro pergi.

"Gue minta maaf" ucap Alvaro

"Hah" Freya dikejutkan dengan penuturan maaf dari Alvaro

"Gue duluan"

"Eh iya hati-hati"

Freya berjalan masuk kedalam rumahnya, entah hari ini ia harus sedih atau senang. Sedih karena Ivan yang terluka karenanya dan senang karena Alvaro sangat posesif padanya. Seketika Freya teringat pada kata-kata Alvaro.

"Jangan lo sentuh lagi apa yang gue punya. Bangsat!!"

Apa maksudnya coba, apa mereka pernah dekat, ahh entahlah membuat Freya pusing saja.

***
Typo bertebaran
Makasih udah setia baca
🧡🧡🧡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BulshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang