Tuan Astan menegang ditempat, lelaki paruh baya itu kemudian menatap ragu lelaki didepannya yang kini mengernyitkan dahinya bingung.
"Ada apa Tuan Astan? Apa ada masalah?" Tanyanya nampak tak sabaran. Tuan Astan mendongak menatapnya sejenak dengan gelisah, si mata hijau memainkan ekor matanya, menatap tajam ayah Yora tersebut.
"Jangan bilang bahwa Max telah merampasnya terlebih dahulu?"
Tuan Astan terdiam cukup lama, kemudian setelah tarikan nafas panjang, lelaki paruh baya itu mengangguk lemah. "Benar Tuan MaxTon," Lelaki jangkung itu terdiam sebelum terkekeh, membuat Tuan Astan menatapnya bingung. "Bagus," Gumannya masih terkekeh, lalu detik setelahnya lelaki itu terdiam dengan tatapan mengerikan. Ekspresinya berubah menjadi keras seketika.
"Sudah kuduga dari awal bahwa kau memang bukan orang yang becus. Aku akan mengambil milikku dengan tanganku sendiri."
.
.
.
Aroma jahe menguar memenuhi penjuru dapur saat Yora dengan sarung tangan khusus itu mengangkat loyangnya yang penuh kue jahe dari dalam oven.
"Nona hati–hati, jangan sampai menyakiti tanganmu sendiri." Dara tanpa sadar memekik histeris, wanita dengan mata sipitnya itu tak bisa untuk tidak khawatir sementara Yora yang berhasil meletakkan loyangnya dengan selamat keatas meja hanya terkikik tanpa dosa.
"Aku oke Dara." Guman Yora, gadis manis dengan apron merah muda berenda yang melingkar disekitar pinggangnya itu menatap hasil karyanya yang masih hangat mengepul dengan bahagia. Kue jahe berbentuk hati dengan warna coklat panggangan yang menggoda.
"Wow, sepertinya enak." Komentar Momoi sedikit mengintip dibelakangnya.
"Lebih bagus lagi jika kau berhenti membuatku khawatir Nona, kau tahu jika sampai jarimu terkena oven dan terluka, Tuan Miller pasti akan membuangku kedalam kolam ikan Piranhanya." Dara masih mengoceh tentang keselamatan Yora belajar membuat kue pagi ini. Well, Dara Amora adalah koki wanita yang menyenangkan menurut Yora. Dia adalah tipikal wanita keibuan yang cerewet tapi penuh perhatian, tidak butuh waktu lama bagi Yora untuk menjalin hubungan dekat, karna sifat Yora yang memang pada dasarnya ramah sangat cocok dengan Dara yang supel.
"Max tidak akan melakukan itu, lagipula aku sudah terbiasa jadi jangan terlalu khawatir," Balas Yora pelan, membayangkan lelaki itu tengah melemparkan tubuh sintal Dara kedalam kolam penuh ikan predator tersebut dan membiarkannya menjadi santapan ikan mengerikan tersebut. Hii!
"Tapi itu mengerikan," Lanjut Dara sambil bergidik.
"Jika kau tak ingin itu terjadi, maka berhentilah Nona." Dara mendelik sebal, mengabil alih pekerjaan Yora yang tengah menata kue tersebut keatas piring khusus yang cantik.
"Lagipula Max sedang tidak ada disinikan?"
"Tapi dia memiliki banyak mata," Dara menatapnya dramatis, kemudian memberi kode pada jajaran pengawal yang selalu siap didepan pintu. Yora dan Momoi dibuat tertawa karnanya.
"Apa Max suka kue jahe?" Tanya Yora kemudian, entahlah. Dia tidak tahu kenapa dia menanyakan itu. Biasanya jika dirumah, dia akan membuat kue brownies dan secangkir greentea untuk Hanbin. Yeah! Yora sangat rindu pada adiknya itu.
"Kau ingin memberikan ini padanya?"
"Apa itu masalah?"
"Tidak juga, berikan dia kopi."
"Apa harus?"
"Kau ingin memenangkan hatinya?"
"Entahlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
PrimRose ❤
Teen FictionYora BagaiKan mawar yang lugu,Polos dan Naif Yang Terjerat di sangkar Emas Maxwel Miller