8

14 3 0
                                    

Kak Sri mengetuk pintu kossan ku.

" Dek Ren, bukain dong pintunya, kakak mau ngomong." Ucap kak Sri.

" Kamu kenapa sih dek? An berbuat apa sama kamu? Cerita sama kakak sini dek." Ucap kak Sri mohon.

" Gak kok kak, Reni mau sendiri dulu kak, besok insya Allah Reni bakalan cerita kok ke kakak ." Ucapku sambil mengusap air bening yang tak terasa mulai membasahi pipi.

Pagi hari........

Ting....ting....ting.....
Bunyi suara nada dering handphoneku.

" Siapa sih yang pagi pagi gini nelpon. " ucapku sambil ngoceh marah marah karena diganggu pas enak enaknya tidur.

" Halo, siapa ya?." Tanpa melihat nama yang si penelpon.

" Haiii, jadi kan hari ini, aku jemput pagi ini ya". Ucap si penelpon.

Aku melihat nama si penelpon. Ternyata sang pacar yang nelpon. Aku pikir.......! Ahhh sudahlah mana mungkin orang seegois dia mau minta maaf" sahutku dalam hati.

" Ren...gimana? Kamu gak sibuk kan!." Ucap bang Rian lagi.

" Oohhh gak kok bang, masa buat pacar sibuk sih!!!." Ucapku gombal.

" Oke kalau gitu aku jemput sekarang ya."

" What? Sekarang? tapi......" ucapku bingung.

Bang Rian memang aneh, selalu buat aku bingung. Kadang dingin, kadang romantis, kadang nyebelin karena gak pernah ada kabar kalau LDR. Pokoknya aneh lah.....bisa kalian bayangkan sendiri.

" Iya dahhhh...siap siap 20 menit lagi aku nyampe kossan kamu." Ucap bang Rian.

Bang Rian mematikan telponnya. Aku sungguh bingung. Jujur saja aku tidak punya baju bagus, jilbab bagus, tas bagus dan juga sepatu bagus buat dipakai.

" Pakai baju apa ya? Malah belum mandi lagi!! Ya Allah.......bingung ni." Gumamku dalam hati sambil mengacak acak rambutku.

Sejenak ku terdiam sambil berfikir baju apa yang harus ku pakai. Pastinya aku tidak mau membuat dia kecewa dan malu maluin nanti pas jalan.

Akhirnya aku memutuskan untuk memakai baju yang membuatku nyaman. Baju berwana moca dengan jilbab yang berwarna hitam, untuk sepatunya aku memakai yang ada saja. Karena memang sepatu aku cuman satu, hehehe.

Ting....ting...ting....nada dering telponku kembali berbunyi.

Aku sudah selesai mempersiapkan diri. Mendadak jantungku berdeguk dengan kencangnya.

"Oke Reni, tahan..tahan...kamu harus tenang, ni jantung kenapa sih kencang banget bunyinya kayak habis lari 10 kilometer saja". Ucapku dalam hati yang kebingungan sambil melihat handphoneku yang berbunyi.

" Pasti dari bang Rian ni, apa dia sudah sampai ya!!!, OMG , gila dah aku sekarang ni, sama sekali gak bisa menahan deguk kencang jantung ini." Ucapku lagi.

Aku pun memberanikan diri untuk mengangkat telpon yang aku kira itu telpon dari bang Rian, dan ternyata itu telpon dari bang An.

" Sudah siap?." Ucap bang An tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.

" Maksudnya? Siap apa ya?." Jawabku dengan nada kebingungan.

" Aku mau ngajak keluar hari ini." Tanyanya padaku tanpa ada rasa penyesalan dengan kejadian tadi malam.

" Maaf bang, saya ada janji sama pacar, bang Riang sudah ada di depan kossan saya." Jawabku dengan nada yang sedikit sinis.

" Oh iya, happy ya." Ucapnya lemas dan langsung mematikan telponnya tanpa mengucapkan salam lagi.

Takdirku tenyata kamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang