Sunshine Series #4

15 0 0
                                    

They sit together, physically separate but utterly connected by the moment they've created

Stan Lee, A Trick of Light (Stan Lee’s Alliances, #1)

•••

Aku menghempaskan tubuhku ke arah tempat tidur. Mataku menatap kosong langit-langit bertaburan bintang-bintang kecil.

Lelah. Batinku pelan.

Masa-masa akhir sekolah menengah atas apakah memang selalu semelelahkan ini? Aku memejamkan mataku perlahan. Belum sempat tubuhku kehilangan kesadaran, ketukan pelan di pintu dan panggilan bunda dari luar kamar mengembalikan kesadaranku.

"Kiraa.. Mandi dulu sana, terus langsung turun yaa.. bunda udah masak."

Aku mengerang pelan sembari membuka kedua mataku.

"Kiraa, nakk?"

"Iyaa bunn, nanti aku ke bawah," jawabku.

"Iyaudah, jangan lama lama, udah ditungguin ayah," jawab bunda kembali. Tak lama dari itu, terdengar suara langkah kaki menjauh.

Aku menghela napas pelan seraya bangkit dari tempat tidur. Tanganku merogoh tas sekolahku yang berada di lantai lalu mengambil handphone untuk mengecek notifikasinya.

Mika
Hei, gimana tryoutnya? Capek ya pasti, istirahat dulu gih, jangan lupa makan :)

Sontak senyumku mengembang melihat pesan itu. Ah Mika, kamu selalu sukses jadi moodbooster aku.

Kira
:(
Iyaa capek banget nih huhu, siapp boss!

Aku langsung mengetikkan balasan untuk kamu, sebelum kemudian beranjak menuju pintu kamar mandi di kamarku.

•••

"Bun, yah, aku ke atas duluan ya," ucapku lalu meneguk air di dalam gelas.

"Kok cepet banget makannya, Ra? Nambah lagi sini, temenin Ayah, Ayah belum selesai makannya," ujar Ayah.

"Duh, Yah, mau belajar aku tuh, besok besok deh aku temenin Ayah," ucapku sembari melangkah ke tempat duduk Ayah dan mengecup pipinya pelan.

"Belajar apa belajar, paling main hp," celetukan Bunda membuat aku seketika salah tingkah.

"Hehe, belajar kok Bunn, yah main hp juga sih, udah ah, dah Bundaaa," aku gantian mengecup kilat pipi bunda, lalu melangkah cepat menaiki tangga ke atas sebelum bunda mulai mengeluarkan celetukan-celetukan lainnya.

Aku membuka pintu kamar, lalu menutupnya. Tidak lupa aku memutar kunci untuk menguncinya. Hehe gapapa kan ya, nanti kalau misalkan kita teleponan kan bahaya ya, Mika, kalau lupa dikunci pintunya.

Aku kemudian melompat ke atas kasur dan membuka handphone yang penuh notifikasi. Setelah membalas pesan-pesan yang penting dan mengecek apakah ada informasi penting di grup kelas, aku beralih ke pesan kamu.

Mika
Kenapa? Susah ya? Butuh cerita gak, aku telfon ya?

Pesan dari kamu tuh ya, Mika, sukses buat aku senyum-senyum kayak orang aneh. Kamu pernah ngerasain gak, Mika, saat perut kamu tuh kayak ada yang ngaduk-ngaduk bikin kamu mules gitu? Tapi bukan mules juga, susah deh ngegambarinnya. Pernah gak, Mika? Soalnya aku lagi kayak gini.

Aku langsung mengetikkan balasan untuk kamu.

Kira
Maaf Mikaa, aku abis makan malem tadi. Kamu udah makan?
Bolehh..tapi aku belajar dulu yaa, ngerjain tugas. Kamu gak ada tugas?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sunshine SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang