🌿 that grrr sound (1)

1.3K 60 6
                                    

Dom! Hwang Hyunjin - Sub! Han Jisung

here we go..

"tidak bisakah kita pindah ke tempat yang lebih bagus?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"tidak bisakah kita pindah ke tempat yang lebih bagus?"

"disini bahkan tidak ada teman bermain."

jisung mendengus sebal. sudah puluhan kali ia dengar keluhan itu keluar dari mulut dua adiknya. pengang sekali telinga jisung. tidak ada yang dilakukan dua manusia yang duduk di sofa butut rumah baru mereka itu selain bolak-balik merengek.

"kalian lebih baik bantu rapihkan barang."

dua adik jisung, jeongwoo dan junghwan dengan enggan ijak kaki mereka di atas lantai kayu rumah yang berderit. tujuannya keluar rumah untuk angkut beberapa barang yang masih tertinggal.

rumah itu rumah baru keluarganya. rumah peninggalan sang nenek di desa tempat ibunya tumbuh besar.

rumah itu dulunya sangat apik tapi kini berdebu di setiap sudut dan hampir semua perabotan rusak sebab sudah lama tak berpenghuni, terakhir kali adalah sepuluh tahun lalu sebelum sang nenek meninggal dunia. membuat rumah itu terlihat semakin tua.

jisung dan ibu serta dua adiknya terpaksa harus pindah karena mereka sudah tidak memiliki apa-apa lagi di kota. harta benda yang mereka punya dirampas habis oleh ayah jisung yang gemar bermain judi. satu-satunya yang dapat ibunya selamatkan adalah sertifikat rumah dan tanah kebun belakang milik sang nenek.

setelah ayahnya di penjara dan ibu memutuskan untuk berpisah dengan sang kepala keluarga, mereka memutuskan untuk pindah dan saat ini yang bisa jisung lakukan hanya sekuat tenaga membantu ibunya untuk hidup.

"jisung! bantu ibu!"

meninggalkan pekerjaannya menyapu lantai, jisung beralih ke halaman belakang. ibunya terlihat kesusahan menyeret meja yang debunya tidak cukup dengan hanya dilap kecil, harus dicuci.

"biar jisung saja."

"yasudah, ibu ambil selang air dulu."

sepeninggal ibunya, jisung lanjut pindahkan meja. di rumah itu hanya ada dua meja, meja makan dan meja kecil ruang tamu tapi masalahnya adalah berbahan jati. butuh kerahkan seluruh tenaga untuk angkat. rasanya tulang jisung mendadak patah semua. hah, salahkan saja tubuhnya yang terlalu kurus. pada akhirnya jisung seret saja meja itu seperti yang ibunya lakukan tadi karena sungguh, berat sekali.

sraakk.

jisung terlonjak kaget. kepalanya menoleh cepat saat dengar suara kerasak dari samping gudang. di belakang rumah itu ada bangunan seperti gudang. sebenarnya terlalu besar untuk dikatakan gudang, atau mungkin dulu neneknya pernah memelihara sapi, jisung tidak tahu.

𝙖𝙢𝙤𝙧𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang