Sanggup

6.3K 747 27
                                    

Disinilah Lisa sekarang, duduk berhadapan dengan Tuan Kusnadi, Ayah dari wanita yang dicintainya.
Sebelum meninggalkan Lisa sendiri di Apartemen miliknya, Tuan Kusnadi akan menjabarkan Satu syarat untuk mendapat restunya.

"Jennie, dia putri Om satu satunya. Om ga pernah nyangka dia suka sama kamu." Tuan Kusnadi menarik nafasnya kasar.

"Om percaya sama kamu Lisa, Om percaya kamu bisa bahagiain Jennie. Jennie ga pernah sebegitu semangatnya menceritakan seseorang, tapi dia begitu semangat ketika bercerita tentang kamu ke Om sama Istri Om"

Lisa masih mendengarkan dengan seksama, apapun persyaratan yang akan diberi Tuan Kusnadi, Lisa berjanji pada dirinya sendiri untuk menyanggupinya.

"Kamu ambil Psikolog kan?" Tanya Tuan Kusnadi.

"Iya Om" Lisa menatap Ayah dari gadisnya penuh Yakin.

"Why? Kenapa kamu ambil itu?" Tuan Kusnadi menopang dagunya, melihat Lurus ke arah Lisa yang tampak tenang dengan tatapannya yang mengintimidasi.

"Tiba tiba naluri saya pengen ambil itu,yaudah." Jelas, singkat, padat dan jujur. Lisa bener bener ga punya alasan tersendiri mengapa ia mengambil bidang itu.

"Setelah lulus, rencananya kamu mau jadi apa? Psikiater?"

"Iya Om"

"Kamu yakin kamu bisa menuhin kebutuhan Jennie? Om selalu memastikan Putri Om ga kekurangan apapun, kamu yakin bisa menuhin semua kebutuhan Jennie?"

"Kamu ga punya alasan tepat Lisa,dan Om berpikir kamu salah ambil jurusan itu" Lanjut Tuan Kusnadi.

Lisa menghembuskan nafasnya, mungkin Papa Jennie benar. Ia tidak punya tujuan, hidupnya benar benar tidak punya tujuan. Lisa selama ini hanya mengikuti nalurinya, ia tidak pernah menargetkan suatu hal.

"Mungkin Om bener, ada yang harus diubah dari diri aku." Lisa membenarkan ucapan Papa Jennie, hidupnya harus berubah, ia harus punya tujuan. Terus terusan mengikuti nalurinya tidak akan membawanya ke hasil uang jelas.

"Okay, yang harus kamu lakukan..."






Jennie menunggu kedatangan Papanya di ruang tengah, ini sudah larut malam namun sang Papa belum juga kembali.
Semua anak kos udah tidur, Jennie diruang tengah ditemani Mamanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam tepat, tepat saat itu juga Jennie mendengar suara mobil memasuki pekarangan rumahnya.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, sang Papa langsung menghampiri putri dan istri tercintanya.

"Kok belum tidur kalian berdua?"

"Anakmu takut pacarnya digebukin sama kamu" Jawab Mama Jennie.

"Tidur sekarang" Titah Tuan Kusnadi yang tidak digubris oleh Jennie.

"Aku mau ketemu Lisa" Jennie berdiri dari duduknya, menatap sang Papa dengan tatapan yang tidak pernah ia berikan pada orangtuanya,Tatapan dingin.

"Tidur sekarang" Perintah Tuan Kusnadi sekali lagi.

"AKU MAU KETEMU LISA!"

"JENNIE!" Untuk pertama Kalinya pula Tuan Kusnadi mendengar bentakan putrinya.

"Papa ga gebukin Lisa, Lisa kamu baik baik aja. Kamu ga perlu sampe bentak gitu ke Papa. Papa minta maaf tadi papa bentak kamu juga karena reflek. Papa cuma sedang mengusahakan yang terbaik buat kamu. Sekarang kamu tidur" Tuan Kusnadi mengelus lembut rambut putrinya.

"Maaf pa, tapi aku gabisa tidur" Jennie lalu meninggalkan orangtuanya diruang tengah, ia beranjak pergi ke kamarnya. Setidaknya sekarang ia tau, Lisa nya baik baik saja. Papanya adalah orang yang bisa dipercaya, dan Tuan Kusnadi tidak akan membohongi putrinya sendiri.

TEMEN KOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang