Adzan subuh berkumandang, disusul suara berisik alarm dari setiap kamar para penghuni mess.
Aku terbangun, melihat Dijah sudah tidak ada di kasurnya aku melihat jam di Hp yang masih jam 04.35, rasanya ingin kembali tidur,
Hatiku menarik untuk bangun, mengerjakan solat subuh lalu mengaji surat Al-Waqiah sudah menjadi rutinitasku sejak duduk dibangku SMA. Banyak sekali keajaiban-keajaiban dari surat Al-Waqiah, kalian bisa merasakannya sendiri ketika sudah terbiasa mengamalkannya.
Ngantuk sudah hilang, ketika air dingin mengguyur badanku kini tinggal memasak untuk sarapan nanti Dijah masih belum nampak, kemana anak itu perginya aku sedang malas mencari atau menanyakan ke teman satu mess biarlah nanti juga dia menghampiri.
Aku berjalan ke dapur, ternyata Dijah sedang di dapur dengan pakaiannya yang masih memakai baju tidur." Dijah, tumben subuh banget udah ke dapur. "
Tanyaku sambil mengambil telur di kulkas
" Eh, Num, jangan masak tuh ada sisa cah brokoli sama ceplok telur di meja. Aku sama teh Lala tadi yang masak, makan aja sengaja di sisain buat kamu." Ucapnya sambil terus mencuci peralatan masakBaiklah aku akan memperkenalkan siapa itu teh Lala, dia senior sekaligus sebagai staf HRD di tempatku bekerja wanita dewasa yang sangat lemah lembut, dan cerdas dia bekerja sudah lima tahun, dia belum menikah masih bergelut dengan karir katanya setiap kali ditanya soal nikah.
"Kalian sahur? Puasa sunah Kamis? Kok ga ngajak aku sih, kan aku juga pengen rajin kaya kalian. Dijah, nyembelin padahal aku udah bilangkan kalo mau puasa ajak-ajak aku!"
" Aku tadi tuh udah bangunin kamu Neng Hanum, kamu nya aja yang nyenyak banget tidurnya, ngorok lagi hahaha" Ucap Dijah sambil ketawa
"Masa sih?"
"Kamu tau, teh Lala juga ketawa liat kamu tidur bantal dimana, kepala dimana, terus dia juga ketawa gara-gara denger suara ngorok kamu lucu haha. "
Dijah lagi-lagi ketawa, aku memanyun kan bibirku dia malah tambah keras ketawa nya sampai sebagian orang-orang ke dapur untuk melihat."Buat onar aja pagi-pagi udah ketawa menggelegar, berisik mengganggu orang yang tidur tau."
Ucap Mela, aga sinis
Aku tak mendengarkan ucapannya, begitu juga Dijah yang kembali membereskan cuciannya.
"Inget ya, ini mess bukan rumah sendiri, jadi nyadar diri dong. " Lanjut Mella, sambil pergi
"Maaf, aku udah berisik"
Ucap Dijah
"Udah gapapa Sit, jangan dengerin omongan si nenek lampir itu."
Ucap Farida, sambil mengambil air minum di meja makan
" Farida, ayo sarapan bareng." Tawarku sambil mengambil piring
"Mangga Hanum, aku nanti agak
siang aja sarapannya. Aku ke kamar lagi ya. "
Aku mengangguk, sedangkan Dijah masih berdiri diam dekat kompor setelah mencuci.
" Jah, Dijah.? " Panggilku
" Hemm, apa? "
" Mandi, solat gih. Aku ga kuat menghisap bau acem haha"
" Idih, Dijah mah harum kali engga bau asem. Udah ah, mau mandi cantik dulu biar seger engga kaya nenek-nenek" Ucapnya sambil lariAku melanjutkan sarapanku, sambil mainin HP buka sosial media udah jadi kebiasaan kalo makan sambil mainin HP. Kalo ada dirumah, pasti udah kena marah sama Abah.
"Hanum, minta sampo ya. Punyaku habis. " Teriak Dijah, dibalik kamar mandi aku tak menjaawab nya karena memang sudah menjadi kebiasaan kalo sampo, atau pasta gigiku habis pasti minta ke Dijah.
Kling,kling notif dua pesan dari WA masuk aku segera membacanya, entahlah setiap pagi selalu membuatku melayang terbang, membuat moodku semangat.
📩 Yudha Bachtiar 💚
Selamat pagi kekasihku, sudah solat sudah ngaji kan? Jangan lupa sarapan sebelum berangkat kerja. Semangat, jangan lupa selalu tersenyum.📩Yudha Bachtiar 💚
Kalo nanti ada waktu luang kasih tau aku, aku ingin kita ngobrolin hubungan ini kedepannya.Deg, setelah baca pesan yang kedua moodku berubah yang asalnya senyum-senyum jadi melamun.
Baiklah, aku akan memperkenalkan siapa dia. He's my boyfriend, kita sudah lama menjalin hubungan ini empat tahun setengah, usia aku dan dia cukup terpaut jauh selisihnya sembilan tahun dia ah aku engga bisa ngomong apa-apa dia laki-laki cinta pertamaku setelah Abah, Yudha Bachtiar Rifani nama yang selalu aku adukan pada Alloh selama empat tahun setengah menemani hidupku, dia laki-laki yang sangat baik, perhatian, menghormati menghargai ku, kami belum pernah berciuman atau berpelukan kalo pegangan tangan sih pernah pas waktu kita akan nyebrang jalan haha 😂
Dia seorang arsitek di Bali, dan asli dia tempat tinggal nya disana loh kok bisa kenal sih jangan-jangan dari aplikasi dating, atau sosmed eitsss engga dong gaessss aku kenal sama dia lima tahun yang lalu di kota Bandung ini tepatnya di acara kickfest. Pertemuan kami mungkin sudah diatur sama Allah, aku percaya itu, aku yang waktu itu datang ke acara dengan Teh Nazmi sedangkan dia datang dengan sahabatnya Bang Azam yang tinggal di Bandung. Kami sudah tiga kali bertemu, ya tepatnya satu tahun sekali dan tahun ini kita belum bertemu hanya komunikasi lewat WhatsApp atau Instagram disaat malam atau subuh karena kita memiliki kesibukan masing-masing.
Aku sampai saat ini masih belum percaya, sudah menjalani hubungan dengan laki-laki non muslim selama empat tahun setengah mengenalnya sudah lima tahun.
Tidak ada keluarga yang tahu mengenai hubungan ini, apalagi kalo mereka tahu dia non muslim. Abah, seorang kepala keluarga yang sangat tegas tentang agama aku pasti akan disidang kalo tahu soal ini.Tapi beda dengan keluarga Bang Yudha, aku sudah dikenalkan kepada ibunya walaupun hanya lewat video call, Ibu nya seorang muslim sama sepertiku ia ramah sekali sedangkan ayahnya aku belum mengenalnya.
Aku tidak tahu hubungan ini akan berlanjut atau tidak, tapi aku selalu berusaha yakin Allah sang Maha pembuat skenario akan memberikan terbaik untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pilihan
RomanceManusia pasti hidup disuguhi dengan berbagai macam pilihan, mau itu pilihan perihal cinta, cita-cita dan yang lainnya. Ini sebuah cerita karangan seorang penulis pemula panggil saja Ayul. Cerita dimana seorang Hanum Almahira gadis mungil, jatuh ci...