Lebih baik aku yang membatalkan daripada aku menerima tetapi dia tak bahagia
°°°°°
Hari mulai sore, beberapa menit lagi bel pulang di SMA Saturnus akan di bunyikan
Zio akan menyampaikan keputusannya kepada orang tuanya dan orang tua mozza. Bahwa ia akan me-
Kring kring
Tepat dengan berbunyinya bel pulang, pemikiran zio diatas terpotong
Zio bergegas jalan ke kelas mozza. Mengajaknya pulang, dan tidak jadi ke butik. Ada hal yang ingin ia beritahu kepada ortu mereka
"Mozza" teriak zio dari kejauhan saat melihat mozza keluar dari kelasnya
Spontan, mozza berbalik dan menatap kearah zio yang juga menatapnya
"Apa?" tanyanya
Zio berlari kecil ke arah mozza. Setalah sampai, ia menarik pelan tangan mozza, membawa gadis itu ke motornya di parkiran
"Ke butik?" Tebak mozza
"Nggak!"
"Kemana?" Tanya mozza bingung
"Jangan banyak nanya!, Gue pastiin Lo akan bahagia setelah kita sampai" ujar zio
Mozza benar2 bingung sekarang. Apanya yang akan bahagia? Besok saja pernikahan konyolnya! Apa yang bisa ia dapatkan selain tersiksa dan terluka
°°°°
Zio dan mozza sudah sampai di rumah mozza. Ortu zio kebetulan ada di sini juga, membuat zio lebih mudah menyampaikan kan keputusannya.
Semua duduk di sofa panjang, ruang tamu. Zio duduk di samping mozza, dan Gunawan disamping Rina serta Mayang disamping putra
"Nggak jadi ke butik?" Tanya Rina
"Nggak!" Jawab zio
"Mah, pah, om, tante. Aku mau bilang sesuatu..." Ujar zio menggantung kalimatnya
"Apa?" tanya putra dan Gunawan bersamaan
Zio melirik sekilas kearah mozza kemudian menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan
"Aku...mau batalin perjodohan ini" lirih zio sambil menundukkan kepalanya
Semua orang yang duduk di sofa ini, terkejut mendengar kalimat yang aneh saja di ucapkan zio
"Apa maksud kamu zio?" Tanya Gunawan yang sudah tersulut emosi
"Maaf" lirih zio lagi
"Kenapa? kenapa kamu berubah pikiran!?" Tanya rina
"Karena kami tak saling mencintai" ucap zio beralasan
"Bukankah cinta bisa datang seiring berjalannya waktu?" Ujar Mayang berusaha meyakinkan
"Tapi aku tidak bisa membuktikan pribahasa itu. Lagi pula kami masih terlalu muda untuk menikah" alasan zio