1/1

915 25 0
                                    

"Dhena!"

"Dhena!!"

"Dhena Laqueenta Redwildmard!!!"

Satu penghapus papan tulis melayang di kepala Dhena.

"Duh...." Dhena mengusap ujung kepalanya.

"Fuck! Siapa sih yang lempar?" gumam pelan Dhena sambil mengucek-ngucek matanya.

"Syutt, Dhen" Violin menyenggol lengan Dhena.

Dhena menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Violin.

"Saya yang lempar! Kenapa? Mau marah kamu?!" seorang guru menajamkan matanya menatap ke arah Dhena yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Dhena! Kamu itu salah satu siswa teladan di SMA ini, kenapa kamu sampai melanggar aturan bahwa di saat jam pelajaran tidak boleh tidur!" omel guru tersebut.

"Aduh maaf Bu Rossy, saya semalam nggak tidur. Kucing saya lagi sakit bu" Dhena meminta maaf kepada guru tersebut.

"Saya tidak mau tau apapun alasan kamu, kamu sudah tau kan apa hukumannya?" tanya Bu Rossy sambil mengetok-ngetok penggaris kayu di telapak tangannya.

"Sudah Bu" Dhena menggangguk.

"Bagus, kalau begitu silahkan keluar!"

"Lo sih gak bangunin gue!" Dhena menyalahkan Violin.

"Dih, situ yang tidur" elak Nayara.

"Awas aje lu!" ancam Dhena lalu keluar dari kelasnya.

Dhena duduk kursi depan kelasnya dengan penuh rasa kesal. Karena sebelumnya ia paling tidak pernah mendapat hukuman dari para guru-guru.

"Bangsat emang si Olin, dendam banget idup nya sama gue!" Dhena ber monolog.

Dhena pun bangkit dari tempat duduknya, ia berinisiatif untuk bermain basket di lapangan. Karena memang kebetulan Dhena adalah seorang kapten basket putri di sekolahnya, tapi sebelum itu ia harus mengganti baju seragmannya menjadi jersey basket terlebih dahulu.

-

Dhena sudah memakai jersey basket lengkap dan langsung menuju lapangan.

Dhena melakukan pemanasan dan mendribling bola kesana kemari dan setelah itu ia melakukan shoot ke ring.

Suara bola basket yang di dribling Dhena menggema di sudut-sudut sekolah. Beberapa Troublemaker yang bolos jam pelajaran ikut menonton Dhena dari pinggir lapangan.

Tak heran, Dhena adalah siswa kebanggaan sekolah. Beragam prestasi akademik maupun non-akademik berhasil ia raih dari hasil kerja kerasnya yang membuat ia menjadi salah satu siswa yang famous di sekolahnya.

Apalagi Dhena bersahabat dengan Jason Alessandro. Si pembuat onar dan most wanted sekolah sekaligus kapten basket putra, yang menjadikan nama Dhena melangit di sekolahnya.

Banyak desas desus kalau Dhena dan Jason berpacaran, tetapi mereka berdua tidak menghiraukan ocehan para siswa/siswi yang menyebar luaskan berita hoax tersebut.

Selain Jason, Dhena juga mempunyai dua orang sahabat lagi yaitu Violin Putri Kinanti, dan Christien Daniel. Ke empat nya tak jarang menghabiskan waktu bersama di sekolah maupun di luar sekolah.

Dhena mengambil satu buah bola lagi dan ia mendribling dua bola sekaligus. Dhena beraksi dengan kedua bola di tangannya dengan lihai, membuat para adik kelas nya yang sedang menonton di pinggir lapangan teriak memanggil-manggil namanya.

Terkecuali satu siswi yang memperhatikannya di pinggir lapangan dengan tatapan sulit di artikan.

Dia Leona Jeheyaz. Seorang siswi bandel si tukang palak yang tak mengerti sopan santun. Leona menjadi primadona disekolah karena paras kecantikan nya yang membuat siapa saja melekat kepadanya. Terkecuali Dhena.

DHEN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang