2/2

455 25 2
                                    

Kringgg.... Kringgg.... Kringgg....

Suara alarm jam di Hp, membangunkan Dhena di pagi hari.

"Njir, jam berapa sih?" ucap Dhena meraba-raba kasur untuk mencari Hp nya.

"Jam setengah enam" gumam Dhena, lalu ia beranjak dari tempat tidur untuk mandi.

-

Setelah selesai mandi, Dhena segera turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya.

"Pagi Ma, pagi Pa" sapa Dhena kepada Papa Mama nya yang sedang sarapan.

"Papa Mama aja yang di sapa?" tanya Lucio, abang kandung Dhena.

"Papa Mama harus di hormatin!" tegas Dhena kepada Lucio yang sedang meneguk susu coklatnya.

"Jadi lo nggak mau hormatin gue?" tanya Lucio dengan nada sombong nya.

"Paa... Lucio tuh!" rengek Dhena kepada Haridshon sang Papa.

Haridshon pun menggeleng-gelengkan kepala nya melihat tingkah kedua putra dan putrinya.

Dhena mengoles selai keju pada roti tawarnya setelah itu ia masukkan kedalam tempat bekalnya. Dan tak lupa Dhena untuk bekal air putih.

"Gak sarapan Dhen?" tanya Sheyna, mama Dhena.

"Di sekolah aja, udah janjian sama Olin buat sarapan bareng" ucap Dhena kepada sang mama.

"Aku berangkat dulu Ma, Pa" Dhena mencium tangan Papa dan Mama nya.

"Dek" panggil Lucio ketika Dhena hendak keluar rumah.

Dhena menoleh ke arah Lucio.

"Jangan lupa bilangin Jason, nanti malem gue ngajak futsal" ucap Lucio dari meja makan.

"Jason di hukum!" teriak Dhena yang sedang memasang sepatu sekolahnya

Lalu Dhena bergegas masuk ke dalam mobilnya dan berangkat ke sekolah.

"Udah tau Jason kapten basket, malah di ajak main futsal. Demam!" ucap Dhena ber monolog.

Jalanan tampak sepi, mungkin karena hari ini hujan gerimis melanda Jakarta, jadi banyak orang yang berteduh.

Tapi ada satu hal yang membuat Dhena heran.

Dhena menyipitkan mata nya melihat ke arah trotoar jalan. Ia melihat seorang siswi memakai seragam persis seperti yang ia kenakan sekarang, menyusuri trotoar jalan di tengah hujan gerimis.

Setelah Dhena lihat dengan seksama, ternyata itu si Leona. Manusia yang tak disukai oleh Dhena akibat sikapnya yang terlalu berlebihan.

"Nagapin dia hujan-hujanan?"

"Kesian juga yah"

"Tumpangin kagak?"

"Tapi ntar gak berterimakasih sama gue?"

"Bodo lah, tumpangin aja"

Dhena membuka kaca mobil nya, dan melihat si Leona sedang menangis di derasnya hujan.

Ia mengambil payung di mobilnya, dan segera menyebrang jalanan untuk menghampiri Leona.

Leona POV.

Orang tua sialan! Dia hanya mementingkan harta dibanding gue!

Sudah tak ada harganya gue di mata mereka. Uang uang uang dan selalu uang!

Apa mungkin gue harus jual diri, baru mereka menghargai gue?!

Ah anjing!

Mobil disita! Hp disita! Bahkan gue di usir!.

DHEN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang