Pagi hari ini, Revan berangakat lebih pagi tanpa Ifa, karna semalam Ifa mengatakan jika Selfin akan berangkat bersamanya. Di kantin Revan mencari sosok gadis galak tapi mampu membuat jantungnya disko. Ia mendekat perlahan menyamarkan derap langkahnya, samar-samar ia mendengar Ifa tengah bersenandung sesekali menampilkan senyum malu-malunya.
'Jangan-jangan mikirin gue ni anak,'batinnya dasar GR lu_-
Matamu melemahkan ku
Sejak pertama kali kulihatmu
Dan jujur kutak pernah merasa
Kutak pernah merasa begini...
Oh mungkin
Ini kah cinta pandangan yang pertama
Karna apa yang kurasa ini tak biasa
Jika benar ini cinta mulai dari mana
Oh dari mana...
"Gatau," celetuk Revan. Senandung ria milik Ifa berhenti dadakan, seperti tahu kotak... eh tahu bulat.
"Sejak kapan lo disini?!" Teriak Ifa sambil membulatkan matanya.
"Sejak lo senyum-senyum sendiri, terus nyanyi." Jawab Revan jujur, pipi Ifa kini terasa panas.
'Ah.. mati gaya gue!' Maki Ifa dalam hati.
"Woy!! Jan ngalamun! Kesambet wewe gombal baru tau lo," ucap Revan sambil menggebrak meja kantin.
"Eh? Wewe gombel Revan.... bukan wewe gombal!"
"Gue maunya wewe gombal, gimana dong?"
"Seraaah..." Ifa meninggalkan Revan begitu saja tanpa menoleh sedikitpun. Revan terkekeh geli melihat kelakuan Ifa yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Dihh, ngambek dia," ucapnya bermonolog, selepas itu Revan mengejar Ifa dengan menahan tawanya.
¤¤¤☆☆¤¤¤
Di koridor sekolahan Revan terus memanggil Ifa sambil berteriak diselingi tawa recehnya.
"Berisik lu!" Sembur Ifa.
"Bodo amat! Kan berisiknya sama lo, jadi gue ikhlas lahir batin." Jitakan menyakitkan melesat tepat sasaran di kepala Revan.
"Iklhas pala lo gepeng!" Lagi, Ifa meninggalkan Revan yang tengah mengelus kepala bekas jitakannya.
'Gue masukin got juga lu,' batin Ifa.
"Fa, gue mau tanya," celetuk Revan yang tiba-tiba disampingnya.
"Hmm"
"Bumi bulat apa datar?"
"Gatau"
"Lah kok gatau?"
"Gue bukan anak IPS yang tau konsep bumi itu bulat apa datar, yang gue tau bumi bakalan tenang kalo gaada suara fals lo."
"Dih sadis bat mbak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBATAS TEMAN ? (SLOW UPDATE🍀)
Jugendliteratur"Yakin kita bakal jadi sebatas teman doang?" Tanya Revan. "Hmm.. untuk sekarang. Tapi, ngga tau besok. Karena besok masih teka teki ilahi." Jawab Ifa sambil tersenyum