Rose membuka kedua matanya perlahan , membangkit tubuhnya, menggaruk kepala yang tidak gatal, menguap dengan lebar, ternyata dirinya tidur terlalu lama, pasti dia sudah membuat Sorey dan yang lain lama menunggunya, setelah memakai kembali equipment miliknya Rose berjalan dengan langkah gontai keluar kamar penginapan, dia masih mengantuk dan ingin tidur lagi tetapi dia tidak ingin terus membuat Sorey dan yang lain menunggunya semakin lama, entah sudah keberapa kali dia ketiduran dan sampai-sampai harus dibangun dengan kasar oleh Edna. Mereka harus cepat mengalahkan Lord of Calamity dan mengembalikkan duani seperti semula. Tanpa malevolance.
"Maaf aku ketiduran lagi hehehe..." ucapnya setelah sampai ke tempat makan dan bertemu dengan mereka.
"Tidak apa-apa, aku tidak ingin sampai Rose sakit, jadi kubiarkan Rose tidur sampai bangun dengan sendirinya." Sorey tersenyum."Tapi kalau tidurmu menghabiskan waktu 2 hari aku akan membuatmu terbang dari tanah ke langit." ucap Edna dengan nada sarkas.
"Kalo lu beneran melakukan hal itu pada Rose tidak akan ga akan gua maafin."
Edna mendengus. "Hmph, sangat protektif."Rose terdiam ketika mendengar suara familiar yang masuk ke dalam telinganya, pandangannya langsung mencari wujud si pemilik suara, Rose benar-benar tidak percaya dengan yang dilihatnya sekarang, manik kebiruannya mengecil, lehernya bergerak perlahan ke kiri dan kanan seakan dirinya benar-benar menolak dengan apa yang dilihatnya sekarang ini.
"Dezel?..." Rose menyebut nama wind seraph itu.
"Ada apa Rose? Kenapa kamu melihatku seakan kamu baru saja bisa melihatku lagi." Dezel menatap Rose bingung.
"SOREY! BUKANNYA DEZEL SUDAH PERGI KARENA SYMONNE?!"Sorey memiringkan kepalanya sedikit, karena bingung dengan apa yang dibicarakan oleh Rose. "Apa yang kamu bicarakan Rose? Dezel masih sehat kok."
"Symonne sudah dikalahkan oleh kita waktu itu."
"Sepertinya dia masih setengah tidur." kata Edna, lalu dia melanjutkan makannya lagi.
Tubuh Rose meloncat ke arah samping ketika pundaknya terasa akan dirangkul oleh seserang dari belakang, Rose langsung memasang pose bertarung dan ternyata yang ingin merangkulnya adalah Zavied, wind seraph yang menggantikan posisi Dezel setelah kejadian Symonne di depan Shrinechurch di Pendrago.
"Zavied?" Rose memasukkan kembali twin daggernya ke dalam sarung yang berada di belakangnya. "Kenapa kamu ada disini?"
"Eh? Gua kan emang udah ikut dengan kalian semenjak pertama kali bertemu dengan kalian."
"Sepertinya Rose-san benar-benar masih mengantuk sampai melupakan hal itu."
"Melupakan hal apa?" Rose panik ketika mendengar Lailah berbicara seperti itu.
"Zavied mengikuti kita sampai detik ini tanpa tujuan yang jelas." jawab Edna.
"Zavied ngikutin kita karena Lailah." timpal Mikleo yang duduk di samping kiri Edna.
"Ngegombalin Lailah tanpa henti." tambah Dezel.
"Sudah-sudah, lebih banyak lebih serukan?" Sorey tersenyum lagi. "Tidak usah membesarkan hal yang sepele seperti itu."
Rose memperhatikan mereka satu persatu, seperti tidak ada yang berubah dari mereka hanya saja, Rose tidak melihat Edna dengan payung yang senada dengan warna rambutnya tetapi di pergelangan tangannya ada sepasang gelang dan di tangan kirinya tergantung gantungan boneka normin yang seharusnya tergantung di payung miliknya.
Namun satu hal yang terus Rose rasakan, dia bingung, mempertanyakan pada dirinya sendiri apakah ini mimpi atau kenyataan? Apalagi setelah dia bisa melihat ... bertemu lagi dengan wind seraph yang menjaganya dari kecil.