HEADPHONE [3]

78 31 12
                                    

"Menemukan benda yang belum kita punya, sama seperti halnya menemukan cinta yang tidak di duga-duga"

------------------------

Kamis. Hari paling menyebalkan bagi cewek berambut sebahu karena selain hari ini ada kuis kelas hari ini adalah hari paling menyebalkan. Piket kelas. Cewek tersebut adalah Sella. Dia tidak seperti cewek rajin di kelasnya yang harus datang pagi untuk piket kelas, dia sengaja datang siang agar tidak melaksanakan piket pagi, menurutnya piket pagi membuat badan keringetan, apalagi dia paling anti sama yang namanya bau badan.

Masalah piket atau tidaknya pasti bendahara kelas meminta uang denda karena tidak mengerjakan tugas piket. Biarkanlah dari pada dia harus keringetan dipagi hari.

Sesampainya di kelas X IPA 2, Sella melangkah menuju mejanya yang berada di barisan paling sudut urutan ketiga. Setelah meletakkan tasnya, Sella menoleh pada Killa yang terlihat serius memainkan handphonenya.

"Serius amat Kil" sahut Sella.

Seketika Killa menoleh "Lo ngak tau?" Tanya Killa.

"Ngak tau apa?" Tanyanya binggung. "Emang ada apa sih?" tanya Sella lagi.

"Anak anak bilang Niko lagi deket sama cewek kelas-," Killa memulai

"Sella...!" Terdengar suara teriakan seseorang memanggilnya. Gita. Gadis manis yang menjadi bagian inti kelas, bendahara kelas.

Ucapan Killa pun berhenti dan Sella menoleh kedepan. "Kenapa?"

"Hari ini lo piket, tapi lo belum ngelaksanain. Kerena lo datang kesiangan jadi lo harus denda karena gak piket" jelas Gita.

"Tunggu yah..." sahut Sella sambil mengeledah tasnya untuk mencari uangnya. Tapi sial. Uang untuk bayar denda piket tidak ia bawa, padahal seingatnya ia sudah taruh di dalam tasnya.

"Aduh gimana nih... uangnya cukup untuk istirahat sama ongkos pulang, kalo gua bayarin terus gimana gua bayar di kantin" gumam Sella sambil memikirkan cara apa agar terbebas dari denda piket. "Ah gua tau" Sella tersenyum setelah mendapatkan ide.

"Gita kalo dendanya di ganti sama piket pulang sekolah, boleh ngak?" Sella memohon.

"Emang lo ngak bawa uang apa gimana?"

"Gua gak bawa uang, tapi gua pasti piket kok, pas pulang sekolah" bohong Sella

"Yaudah tapi pulang sekolah piket"

"Iyah.. " pasrah Sella.

Mendengar Sella memohon kepada Gita agar denda piket nya diganti piket pulang sekolah Killa menyahut. "kenapa ngak pinjem uang sama gua aja Sel"

"Ngak usah lagian enakan piket pulang sekolah dari pada piket pagi"

Bel masuk berbunyi. Mereka pun mulai tenang untuk memulai pelajaran pertama. Begitu pun dengan dua remaja yang baru memulai persahabatan.

***

Tidak terasa akhirnya bel pulang berbunyi membuat murid murid X IPA 2 keluar kelas menuju tempat parkiran.

"Beneran ngak mau gua tungguin sel"

"Ngak usah, lagian pasti supir lo nungguin" jawab Sella sambil memasukkan buku ke dalam tas.

Killa menenteng tas dan berdiri dari tempat duduknya "Yaudah deh gua duluan yah" sembari melambaikan tangan. "Dah" sahut Sella

Tidak mau membuang waktu, Sella berjalan mengambil sapu dibelakang lemari.

Setelah selesai ritual piket, Sella mengambil tasnya untuk pulang. Saat mengambil tasnya di meja terlihat headphone keluaran baru tergeletak di meja belakangnya.

Sella mengambil headphone tersebut dan mengamati benda itu "Gila bagus banget headphone nya, kayaknya ini punya Niko deh" gumam Sella.

"Gua ambil aja kali yah... Lagian gua belum punya kayak ginian, lumayan buat menghibur" senyum Sella tercetak di bibirnya.

Takut bila ada yang melihat jika dia mengambil barang seseorang, Sella memasukkan headphone tersebut kedalam tas dan berlari keluar kelas.

***

Berbeda dengan cowok berjaket hitam, berlari tergesa gesa di koridor kelas. Niko. Cowok tersebut berlari dari parkiran menuju kelasnya untuk mengambil benda yang tertinggal dikelas.

Sesampainya di kelas cowok tersebut berlari menuju mejanya. Kosong. Itulah satu kata yang tercetak di pikirannya.

"Gimana bisa hilang, sedangkan dikelas ini ngak ada siapa siapa" Tanya pada dirinya sendiri.

Bingung dengan situasi ini cowok tersebut berjalan menuju meja yang lain, siapa tau ada yang menaruh sembarangan. Kosong. Tidak ada benda itu di dalam kelas. "Gimana ini?" Keluh Niko.

Pusing. Itulah yang sekarang di derita Niko. Benda itu bukan benda biasa, benda itu merupakan pengasihan Alm Mama nya.

"Pasti ada yang ngambil" pikir Niko

Lelah karena mencari benda tersebut, akhirnya Niko memutuskan keluar kelas menuju parkiran.

Biarkanlah besok saja mencarinya, ia terlalu lelah mencari dan memikirkan bagaimana bisa hilangnya benda itu, padahal teman kelasnya pasti tau benda itu milik nya karena ia suka memakainya saat pergi sekolah.

***

Sella berbaring di kasurnya sambil menatap langit langit atap. Ia terlalu lelah setelah ritual piket nya yang sendirian tanpa bantuan siapapun.

Teringat jika ia menemukan sesuatu, Sella bangkit dari kasurnya, mengambil headphone didalam tasnya.

Sella tidak pernah menyangka bahwa denda untuk mengantikan piket membawa keberuntungan seterah menemukan benda yang belum ia punya.

"Kayaknya ini benda yang suka Niko pake saat pergi sekolah" Gumam Sella sambil memutar balikkan benda tersebut.

"Apa gua balikin aja kali yah, siapa tau ini benda penting buat dia" pikirnya lagi

"Tapi... Ngak usahlah"

Kerena ia tidak mau mengembalikan benda itu kepada pemiliknya Sella menuju meja belajar untuk menaruh headphone tersebut dilaji meja.

-------------


Hollo readers!!!
Gimana part ini bagus gak, bagus gak?
Bodo amat bagus apa ngak nya yang penting kalian baca wkwk:v
Part ini udah mulai memuncak yang lebih serius lohhh, tunggu part selanjutnya yahh.
Jgn lupa buat kalian vote and komennya biar aku tambah semangat:v
Bubayy:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HEADPHONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang