Part 1

46 24 1
                                    

Merenung, Rebahan, dan menangis.

Hanya tiga kata yang sekarang sedang dilakukan gadis itu, ditangannya terdapat ponsel yang menampilkan sebuah foto. Zella memijit pangkal hidungnya, kepalanya berdenyut, hidungnya merah sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Lagi dan lagi air mata jatuh tanpa diminta, sprei kasurnya pun ikut basah akibat air mata yang tak ada hentinya keluar. Zelle mengepalkan tangannya lalu memukul jidatnya.

"Bego" Umpatan yang keluar dari mulutnya untuk dirinya sendiri.

Tok.. Tok

Air mata Zella reflek berhenti, Zella bangkit dari rebahannya, dan menatap dirinya dari pantulan cermin. Zella menghapus sisa air mata yang di pipi namun sial matanya sembab dan hidungnya merah, sungguh bukan Zella saat ini.

"Lama banget sih lo, ngapain aja di dalem betapa?" Ucapan pembuka yang sudah sering Zella dengar dua hari ini.

"Bawel" Balas Zella malas.

Leo mengendus kearah Zella sesaat kemudian menutup hidungnya sambil menatap kembarannya itu "Gila lo udah berapa kali gak mandi, busuk banget badan lo"

"Oh bau busuk ya" Zella menggaruk ketiak nya dengan tangan, lalu mengarahkan tangan itu ke muka Leo "Bau bidadari gini lo bilang bau busuk"

Leo menepis tangan Zella "Najisin"

"Mau ngapain sih lo, gedor gedor kamar perawan" Tanya Zella sambil menggaruk kepalanya.

"Gila persis monyet lo, dulu mama ngidam apa sampe gue punya kembaran kaya lo" Balas Leo ketika memerhatikan tingkah laku Zella.

Zella hanya memutar bola matanya malas, kembaran itu laki laki tapi bermulut pedas, pantas saja tidak ada perempuan yang mau dengan Leo.

"Kalau lo kesini buat bacot doang, mending pergi, gue mau tidur lagi" Ucap Zella sambil menutup pintu kamar.

Leo menahan Zella yang ingin masuk ke kamar sambil menatap kembarannya itu "Baperan lo. Mama minta nemenin belanja, dia maunya sama lo"

"Mager gue" Jawab Zella malas.

"Yaudah gue aduin mama, tapi jangan ngadu ke gue kalau duit jajan lo kepotong selama sebulan" Ucap Leo lalu pergi meninggalkan Zella yang kesal sendiri.

Zella berdecak malas, Zella menatap lagi dirinya dipantulan cermin, dia tidak boleh lemah, Zella harus buktikan saat ini kalau dia bisa.

"Semangat Ze" Ucapnya yakin.

•••

"Mending yang warna maroon apa coklat susu?"

"Beli dua duanya aja" Jawaban Zella membuat Dian menoleh.

"Kamu ngajarin mama boros?" Tanya Dian sambil menatap putrinya yang sudah keliatan suntuk.

"Ya lagian, kita udah hampir satu setengah jam disini cuma gara gara mama bingung milih warna" Ucap nya dongkol.

"Astaghfirullah gak boleh dosa" Batin Zella.

"Ya namanya wanita" Balas Dian tidak mau kalah dan kembali menatap dua gaun itu.

"Mama kira Ze bukan wanita?" Tanya Zella sambil melihat heels yang menarik perhatiannya.

"Dari fisik nya sih mama yakin kamu wanita tapi hatinya engga, soalnya dulu papa kamu pengen anak kembarnya identik laki laki" Ucap Dian yang masih bingung memilih warna gaun.

Zella mendelik mama ini sangat menjengkelkan tapi Zella sayang mama nya ini, jadi gimana dong? Mau marah tapi sayang.

"Ya terserah mama" Ucap Zella malas.

"Mama beli dua duanya aja deh" Ucap Dian sambil tersenyum sumringah.

"Lah tadi Ze saranin gitu, dibilang Ze ngajarin boros" Celetuk Zella.

"Ya itu kan tadi, sekarang beda" Balas Dian tidak mau kalah.

Inilah salah satu alasan mengapa Zella malas mengantarkan sang mama ketika belanja.

"Terserah mama Dian yang cantik" Zella mengekori sang mama yang sedang membayar dikasir.

"Ze mau makan apa?" Tanya Dian ketika sudah keluar dari butik langganan mamanya.

"Mau makan makanan Korea" Balas Zella sambil memainkan ponselnya.

"Sok sokan Korea kamu, ngomong bahasanya aja masih belepotan" Ucap Dian sambil mengendarai mobilnya kearah Restaurant favorit Zella.

"Lah apa hubungannya makanan Korea sama bahasa Korea?" Tanya Zella bingung.

"Kamu pesen makanan di restaurant korea pasti menunya pake bahasa korea, Kalau kamu salah baca nya malu sendiri kamu" Ucap Dian.

"Tinggal tunjuk menu pilihannya, gitu aja kok repot" Balas Zella.

"Bukannya repot emang kamunya aja pemales Ze" Ucap Dian.

"Buah jatuh gak jauh dari pohonnya, berarti sifat Ze pemales ini turunan dari mama" Balas Zella tidak mau kalah.

"Heh kamu emang dasarnya pemales gak usah bawa bawa mama mu ini" Ucap Dian.

Zella hanya memilih diam, percuma debat mulut dengan mama nya ini. Setidaknya adanya Dian, Zella bisa sedikit melupakan masalah nya, ya hanya sedikit.

•••

Hello :)
Semoga menikmati cerita ini dan dapet feel nya, jangan lupa diberi vote:)
Thank you

Strawberry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang