•7•

71 39 30
                                    

Gelapppp!!

"Watii" ucap ayah ku sambil memeluk orang yang tak lain adalah aku, fix! Ayah salah orang.

"Apa kau tidak makan belakangan ini?? Mengapa badan mu kecil sekali, apa sesedih itukah kau saat ku tinggalkan??" lanjut ayah sontak saja aku yang sedari tadi diam kini mulai tertawa geli.

"Aku disini" ucap Wati yang sebenarnya, yaitu ibuku. Ibu juga Masi cekikikan dan tak bisa menahan tawanya.

"Jadi, ini siapa?Ada orang lain?" Tanya ayah yang tak perlu ku lihat wajah nya saja sudah terasa seperti sedang bingung.

"Itu anak kita" jawab ibu bangga dan menimbulkan suasana hangat.

Kemudian aku dapat merasakan pelukan ayah yang menghangatkan.
Yang lebih tepatnya pelukan yang aku rindu dan inginkan sedari dulu.

Kemudian aku merasa ada satu orang lagi yang baru memelukku juga yang tak lain adalah ibu.
Lengkap!! Kurang Abang ku sih.

Aku menangis terharu bahagia.
Suasana dan pelukan yang sudah ku dambakan seumur hidup kini terjadi padaku.

Pelukan ayah dan ibu, sangat nyaman sekali.
Mungkin aku tau kalian sudah sering mendapatkan itu pada ayah dan ibu kalian, namun tidak denganku yang tidak pernah merasakan pelukan seorang ayah bahkan melihat ayahku saja tidak pernah.
Dan pelukan ibu yang jarang ku rasakan, karna ibu yang sibuk keluar kota atau alasan untuk mencari ayah.

***
Dilain sisi...

Pak Parto yang mencari aku dan ibu sampai pagi, sangat lelah pastinya.

Kemudian pak Parto mengendarai mobil ibuku menuju ke rumahku.
Jangan tanyakan dari mana ia mendapati alamat tersebut, yang tak lain dari telpon ibuku yang digunakan pak Parto, dan itu berhasil diangkat oleh abangku.

Kemudian pak Parto tiba disebuah rumah 2 tingkat, yang tak lain adalah rumah ku.

Tingtong!
Bel rumahku berbunyi nyaring sampai terdengar ditelinga abangku.

Krekk.
Suara pintu rumahku yang terbuka dan memperlihatkan sosok Abang ku yang tinggi dan putih, mata coklatnya, bibir tipis kemerahan, serta rambut coklat yang acak-acakan. Tampan!

"Saya pak Parto, teman ibumu" ucap pak Parto sembari memperkenalkan diri.

"Saya Alrain" singkat abang ku.

Kemudian pak Parto langsung berterus terang mengenai perihal ia datang kemari.

Setelah mendengar cerita pak Parto, abangku awal nya tak percaya namun akhirnya dia berhasil dibuat percaya oleh pak Parto.

Biasanya abangku hanya cuek dengan masalah orang, namun tidak jika masalah itu menyangkut keluarga nya.

Sikapnya yang baik nan tampan itulah yang membuat kaum hawa tergila gila padanya.

"Kita pergi sekarang!" ucap abang ku tegas, berdasar keputusan yang baru saja dibuatnya.

Pak Parto hanya tersenyum menanggapi perkataan abang ku itu.

"Nak Alrain ga bawa barang? Pergi dengan tangan kosong??" Tanya pak Parto sambil sedikit memunculkan tawa, karna melihat semangat pada abang ku hingga lupa dengan dirinya sendiri.

Đ₳Ɽ₭ ⱧØⱠɆ(•Selesai√•)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang