Matanya pun menangkap ke area jendela, yang betapa kagetnya ia kini dipagari besi berbentuk diamond kecil. Ia menuju ke arah sana, mencoba melepaskan itu namun tentu saja sia-sia. Pemuda itu frustrasi, mengacak-acak rambutnya, dan berteriak keras.
Dan ia mengingat ungkapan Kaianna.
"Hamil ...." Brendon menggeleng. "Mustahil ...." Bayangan suram itu lalu muncul di kepalanya, ada libido yang naik ditambah stres seketika.
Wajah kekasihnya seketika muncul di kepalanya.
"Gavina ... maafin aku ... maafin aku." Ia terduduk di lantai, terisak seraya memegang kepalanya. Namun kemudian, ia menenang. Ia berusaha berpikir jernih untuk setiap gerik berikutnya.
Berdiri dari duduknya di lantai, Brendon menghela napas panjang, sebelum akhirnya duduk di tepian kasur.
"Ah, itu dia ...."
Kaianna memperhatikan tiap aktivitas Brendon di balik CCTV yang ada di kamar itu, di balik layar yang terhubung pada ponselnya. Pemuda itu bolak-balik ke sana ke mari sebelum akhirnya berbaring dan tidur.
Hingga siang harinya ... maid membangunkannya untuk makan siang. Wanita itu masuk ke dalam ruangan bersama beberapa penjaga guna memberikan makanan untuk pria muda itu.
Brendon menerimanya dalam diam, kemudian membiarkan mereka pergi tanpa sepatah kata yang keluar. Dibukanya nampan berisi makanan itu dan ia makan dengan lahap. Kaianna tersenyum melihat hal tersebut.
Selesai menghabiskan makanannya, pintu terbuka dan menampakkan Kaianna bersama penjaganya.
"Wah ... pinternya, Baby ... ayo, mandi, yuk!" ajak Kaianna, duduk di samping Brendon yang menatap jengkel seraya mengusap rambutnya, pemuda itu menyingkirkan wajah. "Ayo, lepas pakaian kamu."
Kaianna siap menarik bagian bawah baju Brendon, namun Brendon menepisnya. "Saya bisa sendiri!" Ia melangkah menjauh, masuk ke kamar mandi.
"Ah ... Baby ...." Ia lalu menatap arah penjaga. "Keluar kalian!" Setelah mereka keluar Kaianna pun menyusul masuk ke kamar mandi, Brendon yang sudah shirtless terkejut kala berbalik menemukan Kaianna yang sekarang menutup pintu di belakangnya.
"Anda ... benar-benar ...." Brendon berdecak, menggeram, sementara Kaianna mulai melepaskan celananya dan si pemuda membuang wajah.
"Liat aja, Baby. Kita udah suami istri, jadi sama sekali bukan masalah. Ayo kita mandi bersama ... Sayang ...." Suara yang dibuat seksi itu ... Brendon meringis.
Kaianna melangkah maju, Brendon memundurkan badannya. "Jangan buat saya melakukan kekerasan ...."
"Aku tau kamu enggak akan lakukan itu. Kamu terlalu manis, bahkan semarah apa pun kamu enggak berkata kasar. Kamu harusnya manggil aku jalang kalau lakuin hal ini, lho ...."
Brendon menatap wajah Kaianna. "Ja-ja-jalang!" Dan Kaianna malah tertawa.
"See? Tergagap." Ia kemudian berakting kaget. "Oh, you are right actually. I am your b*tch."
Tubuh Brendon berhenti mundur, merasakan penghalang di belakang badannya berupa bath up sementara Kaianna kini sudah berhadap-hadapan dengannya. Tubuh yang lebih pendek dari Brendon itu mendorong si pemuda hingga masuk ke bak mandi.
Matanya terpaku pada wanita itu, yang mulai menanggalkan seluruh pakaian ....
Napasnya berat ....
Badan panas dingin ....
Ada yang berdiri tegak tetapi bukan keadilan ....
Cerita ini tersedia di
Playbook: An Urie
Karyakarsa: anurie
Dan bisa dibeli di WA 0815-2041-2991
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK SUAMI [Brendon Series - E]
Romance21+ "Santai, Babyboy." Sebuah suara seksi membuat Brendon menenggak saliva, ia mengenal suara itu dan kala ia menoleh ia menatap dengan horor. "Uh ... Baby, jangan tegang, kek liat hantu aja." Ia menemukan seorang wanita dewasa cantik yang memakai b...