PROLOG

239 12 11
                                    

Seorang gadis baru saja melangkahkan kakinya keluar bandara. Ralat– masih dibandara, hanya saja sudah turun dari pesawat.

Namanya adalah.... Eitsss kepo!

Kata gadis itu, jangan di beritahu dulu. Biar pada penasaran. Hehehehe

Okelah, aku gak mau diamuk para readers.

Namanya Alika Shereena Frenzia. Kenal gak? Kalau gak kenal jangan ditinggal dulu. Kita kenalan lewat cerita ini.

Alika baru saja datang dari jogja ke jakarta. Sendiri? Iya. Bukan karena dia jomblo ya. Walaupun itu juga salah satunya. Tapi Alika gini gini banyak yang naksir kok.

Setelah 3 tahun bersekolah di salah satu SMP di jogja. Akhirnya Alika memutuskan untuk pulang ke jakarta. Tempat dimana keluarganya berada.

"ALE!!" teriak sesorang dari arah yang Alika tak tahu pasti. Alika mengedarkan pandangannya. Dan netranya pun bertemu dengan seorang laki laki kesayangannya bersama kedua orantuanya.

Alika sedikit tergesa menghampiri keluarganya yang berada di depan pintu. Lebih tepatnya menghalangi jalan.

Dug

Waktu seakan melambat. Eaaa... kaya yang di film film gitu. Selow seloww gitu...

Mata Alika tak sengaja menatap mata tajam seseorang yang ditabraknya. Tapi ia sengajakan untuk menatapnya lama. Mubadzir ada yang ganteng tapi di sia sia in.

Tapi jujur, Alika lebih takut sih. Nyeremin auranya. Terus juga mukanya kaya kanebo kering. Datarrrrrrr. Gak berekspresi. Kok, pingin Alika tampol ya?

"S-sorry" sial! Saking terpesonanya apakah harus ia sampai gugup seperti itu?

"Ale, kamu ga papa?" Bunda Alika datang menghampirinya. Tapi bukan fokus ke Alika, yang notabenya adalah anaknya sendiri. Ia malah fokus kearah laki laki didepan Alika.

Ganteng banget— Ini maknya Alika ya yang bilang. Tapi jangan bilangin ke ayahnya Alika. Kasihan. Bukan kasihan karena nanti laki laki ganteng ini di hajar. Tapi kasihan jika nanti ayah Alika insecure melihat ternyata masih ada kaum adam yang lebih ganteng darinya.

"Al, ini siapa?" Laki laki yang tadi meneriaki namanya pun angkat suara.

Alika ingin menggeleng tak tahu. Tapi, nanti kalo gak ketemu lagi sayang. Pingin Alika bilang pacarnya sih. Tapi masa iya? Gengsi nya itu lho. Tapi gantengnya bikin jiwa cogan Alika keluar!

"Oh, bunda tahu. Ini pacar kamu yang di jogja ya?" Alika menatap bundanya cengo. Bagaimana bisa bundanya mengambil kesimpulan seperti itu? Gak ada hubungannya woii. Eh, dosa neriakin bundanya Ale.

Alika mengalihkan perhatiannya ke arah laki laki yang entah bagaimana sudah ada disampingnya. Ya gak samping banget sih. Padahal pinginnya mepet gitu ya Al.

Kalo Alika tampol beneran boleh gak sih?! Kesel deh. Tampangnya itu lohh, ganteng. Eh, bukan. Maksudnya kok gak ada protes protes gitu sih? Apa jangan jangan dia ngarep juga lagi sama Alika?

"Perhatian banget ya, yah. Sampai mau nemenin Alika ke Jakarta. Makasih lo nak—"

"Fazra"

Oh God! Suaranya bikin Alika meleleh. Boleh dibawa pulang gak sih? Udah ada pawangnya belom ya?

"Ah, nak Fazra. Yaudah, ayo sekarang kita pulang. Bunda udah masak loh"

Wait,, Alika baru kenal woy!!! Bukan, baru ketemu belom sempat kenalan. Kok udah diajak kerumah aja?! Mau dilamar?!

Tanpa menunggu jawaban Alika dan Fazra. Kedua orangtua Alika meninggalkan mereka. Hanha tersisa Alika, Fazra, dan laki laki yang notabenya abangnya Alika.

"Dek, emang bener ini pacar lo?" Tanya Zayn—abang Alika sedikit berbisik.

"Ya bukanlah. Emang Bunda tau dari mana kalo Ale punya pacar? Ini aja baru ketemu tadi disini" Zayn mengedikkan bahunya.

"Bro, maafin bonyok gue. Lo kalo mau pergi, silahkan. Nanti biar gue yang jelasin ke bonyok gue" ucap Zayn sedikit merasa bersalah. Kenapa sedikit? Kalau beneran juga gak papa jadi adik iparnya.

Baru saja Fazra ingin menjawab, Bunda Alika datang sambil menyeret Fazra. Agak kasihan sih diseret. Di tariklah. Tapi lembut gitu.

"Ayo, kok masih pada disini sih. Ale, buruan. Kasihan pasti Fazra capek. Kamu juga abang. Bawain barang barangnya Fazra"

Alika menyengir. "Kenapa lo?" Tanya Zayn. Perasaannya tidak enak.

"Bawain juga ya. Ale capek. Bye... Semangat!!!"

Zayn lagi Zayn lagi yang kena. Alika kampret.

***

1 tahun kemudian

Seorang gadis tengah berjalan dengan earphone di telinganya. Gadis penyuka matahari itu menikmati harinya dengan bahagia. Ia sangat senang dengan kehadiran matahari. Karena matahari yang telah membuat dirinya lepas dari segala masalah.

"Hei,Kai!" Teriaknya ketika menyadari salah satu sahabatnya baru saja datang. Yang merasa dipanggil pun melambaikan tangannya dan menghampiri gadis itu.

"Hai,Al,tumben lo sendiri. Pacar lo mana?" Goda sahabatnya itu. Alika mendengus kesal. Masih pagi dah bikin bad mood aja sih ni orang.

"Masalah buat lo?" Kai meringis.

"Lagian lo itu pacarnya, seharusnya lo tahulah apa yang dia lakuin." Kata kai sambil berjalan mendahului Alika. Alika mengikuti langkah laki laki itu dan mencoba menyejajarkannya.

"Dia nggak suka dikekang." Seketika langkah Kai terhenti. Kai memutar badannya menghadap Alika.

"Terserah." Ucapnya lalu meninggalkan Alika di koridor sendirian

Andai lo tahu yang sebenarnya Kai. Batin Alika lalu pergi ke kelasnya.

Jangan lupa vote dan komen ya.

Jangan lupa juga follow akun ndoel dan instagram Ndoel.

@auliyazdr

FazraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang