Jangan lupa tinggalin jejak.
Happy reading!
---
"B-Beomgyu..."
Di saat Seoyun berniat ingin mendorong Beomgyu agar memberikan jarak di antara mereka, Beomgyu akhirnya bersuara. "Pakai sabuk pengamanmu. Kau tidak ingin mati 'kan?" kata Beomgyu sembari memasangkan sabuk pengaman untuk Seoyun.
Ah, perkataan Beomgyu barusan terdengar sedikit kejam.
Beomgyu pun kembali duduk kemudian menghidupkan mesin mobilnya. Akhirnya, Seoyun bisa bernapas lega kembali.
"Astaga, apa sih yang sedang kupikirkan? Tidak mungkin Beomgyu melakukan hal seperti itu kepadaku!" rutuk Seoyun di dalam hatinya. Seharusnya ia berpikir lebih jauh lagi. Hal-hal yang di dalam pikirannya tidak mungkin terjadi.
Namun, karena perkataan Beomgyu barusan, kekesalan Seoyun bertambah lagi. Apakah harus dia mengatakan kata-kata seperti 'mati' dengan santai kepada kekasihnya sendiri?
"Beomgyu.." panggil Seoyun pelan, hampir seperti bisikan.
"Kau bilang ini bukan candaan. Berarti kita sudah benar-benar berpacaran 'kan?" tanya Seoyun sedikit ragu.
Beomgyu mengangguk pelan tanpa menjawabnya. Kemudian Seoyun melanjutkan perkataannya, "Kalau begitu, aku ingin hubungan kita sampai di sini saja."
---
"Apa yang sebenarnya tadi aku katakan?!" geram Seoyun saat mengingat apa yang ia katakan di mobil tadi. Aku ingin hubungan kita sampai di sini saja. Dan jawaban Beomgyu sudah pasti seperti ini, "Tidak. Tidak boleh."
Seoyun menundukkan kepalanya lalu menempelkan dahinya di ujung meja sembari menatap sepasang sepatunya di bawah sana. Kemudian ia mengantukkan dahinya di ujung meja itu berkali-kali. Ia benar-benar seperti orang yang frustasi sekarang.
"Kenapa harus jadi seperti ini?" gumamnya masih sambil membenturkan kepalanya. Tidak cukup keras, tetapi sedikit membuat jejak di dahinya itu.
Namun saat dia sedang terlalu fokus menyakiti dirinya sendiri seperti itu, tiba-tiba ada yang memberhentikan kegiatan aneh Seoyun itu dengan menahan dahinya untuk tidak bergerak lagi.
Seoyun yang tidak tahu apa itu, langsung mendongakkan kepalanya. Dan ia mendapati sosok Beomgyu sedang berdiri di sebelah kanannya, sedangkan tangan kanannya masih berada di dahi milik Seoyun.
"Untuk apa kau melakukan ini?" tanya Beomgyu. Raut mukanya menampakkan bahwa ia sedikit merasa cemas. Namun tetap saja, wajah Beomgyu yang seperti apa pun selalu membuat Seoyun kesal.
Seoyun menyentuh tangan Beomgyu yang masih berada di dahinya, lalu menjauhkan tangan Beomgyu dari wajahnya. Keadaan ini sedikit memicu perhatian dari semua orang yang berada di kelas. Seoyun tidak suka itu.
"Apa itu penting untukmu?" Seoyun membalikkan pertanyaan kepada Beomgyu. Beomgyu mendecih lalu pergi dari hadapan Seoyun.
"Wah, tumben sekali dia langsung mengalah," gumam Seoyun sembari tersenyum simpul. Ini adalah kejadian langka. Jarang sekali seorang Choi Beomgyu seperti-
"Kau pindah ke tempat dudukku!" titah orang yang tidak lain dan tidak bukan adalah seorang Beomgyu. Atensi Seoyun langsung berpindah ke orang yang baru saja berbicara dengan kasar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GYU
FanfictionSiapa yang tidak mengenal Pangeran Choi di sekolahnya? Laki-laki jahat, egois, dan tidak memiliki belas kasih. Tidak pernah melakukan kekerasan fisik di sekolah, tetapi semua orang yakin bahwa ia sangat liar dan keji. Namun, di suatu hari tiba-tiba...