Kerinduan

16 1 0
                                    

Jika saat ini memilikimu adalah sebuah harapan

semoga dengan untaian do'a ini esok kan jadi kenyataan

"Zah, maafkan aku telah berbohong kepadamu tapi yakinlah kebohongan ini membuahkan rasa yang begitu dalam terhadapmu" ucap Riza nanar mencoba menjalaskan penyesalan dalam dadanya.

"Sejujurnya dulu aku menjadikanmu sahabatku terlihat sangat melebihi itu lantaran ku ingin membuat Sarah cemburu dan menyesal dengan tindakannya yang telah memanfaatkan hubungan kita. Meski hingga saat ini tidak ada sedikitpun niat untuk kembali kepadanya" sejenak Riza mengambil nafas, mengurai satu persatu benang yang menyumbat logikanya selama ini

"Tapi semenjak aku dekat denganmu, niatan itu perlahan hilang. Aku merasakan kenyamanan saat bersamamu, hingga waktu seakan cepat berlalu saat kamu bersamaku. Jika boleh jujur Ahad adalah hari paling aku benci, karena terpaksa tak melihat parasmu yang begitu tenang dan menentramkanku" Perasaan salah tingkah tergambar jelas pada gadis menis dengan setelah rok hitam di padukan dengan jilbab Army, yang mencoba focus dengan ponsel yang ada di tangannya.

"Zah andai kau tahu betapa tersiksanya batinku saat kita harus berpisah setalah SMA, betapa khawatirnya diri ini jika,,,,". Riza hanya mampu menuruskan kalimatnya dalam hati "jika kau dimiliki yang lain".

"Zah maafkan aku. Aku tak sanggup jika terus kau jauhi seperti ini, bukankah kita dulu pernah berjanji tidak akan memutus tali silaturahmi persaudaraan ini" ucap Riza terbata dengan mengusap frustasi wajahnya.

Hingga saat ini tak satu katapun terucap dari bibir ranum gadis yang ada di hadapannya. Selang beberapa saat ponsel si gadis bordering dengan sebuah notif pesan di dalamnya. Hingga beberapa menit setalah itu, ia berdiri untuk meninggalkan laki-laki yang kini tertunduk lesu di hadapannya.

"Riza, Maaf aku pamit dulu, terimakasih untuk semua kejujuranmu, dan satu lagi kamu tidak pernah salah, yang salah adalah aku yang terlalu berharap pada manusia, Assalamu'alaikum" Senyum ketegaran dan kekecewaan dengan tatapan penuh arti terpampang jelas di paras gadis itu, sebelum meninggalkan tempat.

"Zah,,,, Maafkan aku, Zah tolong jangan pernah menghindari aku lagi, Aku sayang padamu Zahra, wa'alaikumsalam" Tanpa Riza sadari air matanya keluar bersama hilangnya bayangan gadis yang ia ingini selama ini.

Suara Azan subuh membangunkan Riza dari kisah mimpi panjangnya yang begitu nyata "Zah maafkan aku, Aku merindukanmu Zahra Al fatihah" ucap Riza sesaat setelah sadar dari kelana mimpinya. Sudah jadi kebiasaan laki-laki itu saat ia merindu dengan siapa saja ia selalu mengirimkan fatihah terlebih pada Zahra sosok yang ia jaga melalui sanandung do'a tiap harinya.

Zah berpisah denganmu adalah takdir,

Dibenci olehmu adalah sebuah pilihan

Tapi bisa bersamamu adalah tujuanku

Semoga kau memang untukku Zah



Upgeding pengurus karang taruna dan ikatan remaja masjid Baitussalam sepuluh menit lagi akan di laksanakan. Semua anggota sudah hadir dan mempersiapkan diri begitupun dengan Riza. Laki-laki itu kini menggunkan setelan kemeja warna navy dan celana jens gelap, kantung matanya terlihat samar-samar mendampingi mata elangnya. Upgreding kali ini dilaksanakan didaerah perbukitan yang hanya menghabiskan waktu sekitar 20 menit dari lokasi kumpul. Truk pengangkut peserta sudah tiba lima menit yang lalu semua anggota bahu membahu menaikan perlengkapan, disini tidak ada peserta dan panitia semua bekerja sama dengan penuh kekeluargaan.

"Untuk mengawali keberangkatan upgrading pagi ini, alangkah baiknya kita berdo'a terlebih dahulu agar di beri kelancaran dan kemudahan oleh Allah SWT dari awal hingga acara ini berakhir berdo'a dimualai" pimpin Habib

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Dec 24, 2021 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

IKHTIARKU MENJEMPUTMUTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon