| •이야기 접두사• |

488 33 1
                                    

Fyuhhh...

Entah sudah berapa kali gadis yang duduk di depan lapangan bola itu menghela nafas, memandang para murid yang sedang bermain bola itu kosong.

Kim jisoo, begitulah sekiranya nama yang tertera di name tag almamaternya. Gadis yang sedari tadi tak henti hentinya menghela nafas.
Hingga panggilan nyaring yang masuk ke indera pendengarnya membuatnya menoleh.

"Kim jisoo-yaa!!" jisoo menoleh dengan alis terangkat seolah- olah mengatakan ada apa?

"Yak! Kenapa tidak ikut makan siang di kantin?" tanya gadis tinggi dengan body langsing itu, mendudukan dirinya di samping jisoo

"Tidak selera,,ada apa?"

"Huh? Tidak hanya bertanya itu saja" jawab si gadis berbodi langsing itu.

Hening....
Tak ada yang memulai pembicaraan, keduanya sedang asik melamun. Lisa si gadis tinggi berbody langsing itu merasa tak nyaman dengan situasi yang hening ini memutuskan memulai pembicaraan, tapi jisoo menyela duluan sebelum dirinya angkat bicara.

"Lisa-ya," panggil jisoo

"Huh?"

"Tidak hanya memanggil namamu saja" kata jisoo sambil terkekeh, lisa mencebikkan bibirnya lucu. Membuat keduanya tertawa,

"Ah ya, jisoo kau tau anak pemilik sekolah kita? Atau mungkin anak donatur terbesar ya?" tanya lisa setelah tawanya mereda

"Tidak, memangnya kenapa?"

"Katanya dia pindah kesini, setelah 10 tahun menetap di amerika, dan katanya dia tampan sangat tampan" ucap lisa antusias

"Lalu? Urusannya denganku apa?" tanya jisoo membuat lisa mendengus mendengarnya,

"Kau ini,, tidak berniat untuk mendekatinya gitu? Cuek sekali reaksimu" Jisoo terkekeh mendengar rajukan lisa, membuat lisa tambah sebal.

"Hm, akan ku dekati kalau dia banyak uang" jawab jisoo sekena nya

"Kau ini matre sekali, tentu dia banyak uang diakan pewaris tunggal pasti dia kaya"

"Yaya terserah padamu, aku harus kembali ke kelas sebentar lagi masuk" kata jisoo mulai beranjak dari duduknya, lisa ikut beranjak

"Tak ingin bolos bersamaku dan ten?"

"Tidak, kalian berdua saja.. Dah lis" berlari meninggalkan lisa yang masih menatap kepergian jisoo

"Yak! Jisoo-ya jangan lupa nanti siang!" teriak lisa yang hanya dijawab acungan jempol oleh jisoo. Lisa menghela nafas melihat punggung jisoo yang sudah menghilang.

•••

"Eunwoo-ya, sudah siap semuanya?" tanya wanita paruh baya yang merupakan salah satu pelayan

"Hmm, ah bibi kang apa kakak tidak pulang?" tanya eunwoo pada pelayan yang dipanggil bibi kang itu, bibi kang tersenyum lantas menarik selimut eunwoo sebatas pinggang

"Jangn dipikirkan, sekarang istirahatlah, besok kau harus berangkat pagi bukan?" tanya bibi kang, eunwoo lantas mengangguk

"Selamat malam bi," ucap eunwoo seraya menutup mata,

"Selamat malam" setelah mengucapkan selamat malam, lantas bibi kang meninggalkan kamar bernuansa putih abu itu, tak lupa mematikan lampu

Cklekk
Selepas bibi kang pergi, eunwoo membuka matanya menatap langit langit kamarnya.

"Jangan buat aku semakin membencimu, cukup kehadiranmu yang membuatku jijik."

"Setidaknya kau pernah merasakan kasih sayang ayah"

"Ck. Sudah kuperingatkan jangan kembali, tetap pada tempatmu, kau melebihi batasmu eunwoo!"

Kata-kata itu terus terngiang dalam otaknya, memaksanya mengingat kilasan masa lalu yang tak jarang mengganggu waktu istirahatnya.

Matanya kini sulit terpejam, ingatan kata-kata yang sarat akan kebencian itu terus mengiang dalam otaknya.

"Arghhhh" teriak eunwoo sambil menarik rambutnya frustasi

"Kau sangat menggangguku bodoh!"



••••


Tbc. Part ini pendek karena awalan cerita,, lanjutnya ada di next chapter

Sok atuh vote & coment nya


See you💕

  ❤ 삼각 관계 ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang