|• 반품 eunwoo •|

305 36 6
                                    

Setibanya di korea, setelah menempuh perjalanan udara selama hampir 13 jam kini eunwoo bersama bibi kang menunggu di area tunggu, tentunya menunggu jemputan.

Awalnya bibi kang menolak untuk ikut pulang bersama eunwoo, tapi dengan sikap keras kepala, eunwoo terus memaksa bibi kang untuk ikut bersamanya dengan dalih takut rindu bibi kang

"Maaf tuan membuat anda menunggu, tadi ada sedikit masalah dengan ban mobil" kata pria berjas-supir keluarga- bergegas mengambil koper

Tanpa berkata apapun, eunwoo langsung memasuki mobil duduk di jok belakang sedangkan bibi kang duduk di jok depan disamping pak supir tentunya.

Selama perjalanan eunwoo menyandarkan kepalanya pada senderan jok mobil, ingatan -ingatan itu menghantuinya semalaman membuatnya sulit tidur. Selama di pesawatpun eunwoo sulit untuk memejamkan mata, bayangan kakaknya dengan ekspresi murka terus muncul membuatnya lebih memilih menyibukkan diri dengan membaca buku atau majalah. Suasana di dalam mobil diisi dengan keheningan hingga,

"Hyung!"
Bibi kang dan pak supir lantas menoleh ke belakang

"Hyung, boleh aku memanggilmu dengan sebutan itu kan?" kata eunwoo membuat supirnya melongo

"M maaf tuan tapi-

"Kurasa umurku dan umurmu tidak terlalu jauh yang mengharuskanku memanggilmu pak atau paman, jadi aku memanggilmu dengan hyung saja"

"B baiklah, terserah pada tuan"

"Hentikan panggilan mengerikan itu, panggil aku eunwoo-ya! Seperti bibi kang memanggilku, yah kan bi?" kata eunwoo yang mendapat anggukan dari bibi kang

"Eunwoo-ya" ulang supirnya itu

"Itu lebih baik" kata eunwoo

Suasana sedikit mencair, selama perjalanan diisi dengan obrolan ringan ketiganya hingga tak terasa sudah memasuki pekarangan rumah megah nan mewah milik keluarga eunwoo, keluarga Cha.

Ketika eunwoo tengah mengambil koper yang ada di bagasi gerakannya terintrupsi oleh pekikkan si pak supir

"B biar aku saja t tuan eh maksudku eunwoo, masuklah urusan barang barangmu biar aku yang urus" kata si pak supir

Eunwoo mengangkat sebelah alisnya lantas mengangguk seraya berkata"Hati- hati hyung, koper ku berat" eunwoo lantas melangkah memasuki rumah mewah,

Kedua bodyguard yang memang ditugaskan menjaga keamanan didepan pintu lantas membukakan pintu, mempersilahkan eunwoo yang diikuti bibi kang dibelakangnya masuk

Pemandangan yang pertama eunwoo lihat adalah ruang tamu yang sepi, eunwoo tersenyum miris, kecewa? Terlalu sering kecewa membuatnya merasa kecewa bukanlah kata yang menggambarkan dirinya sekarang.

Eunwoo memang lahir dari ayah dan ibu yang memiliki harta melimpah, ibunya mantan selebriti sedangkan sang ayah seorang CEO dengan banyak investasi dimana- mana, kesibukan kedua orang tuanyalah yang membuat dirinya selalu kesepian, dirinya memang selalu kesepian sebelum bibi kang datang dan menjadi pelayan pribadinya.

"Tunjukkan kamar yang akan ditempati bibi kang" seru eunwoo pada bodyguard di belakangnya, lantas bodyguarnya pun menuruti perintah tuannya, menunjukkan kamar yang letaknya dibelakang rumah ini

Lalu ia melangkah menaiki tangga menuju kamar yang akan ditempatinya selama berada di korea, kamar dengan pintu bercat putih itu ia buka.

"Tidak ada yang berubah" Seulas senyuman terbit di wajah tampan eunwoo,Hampir selama 10 tahun ditinggal tempat ini tidak berubah, memang eunwoo sendiri yang memerintahkan kepada semua pelayan yang ada dirumah ini untuk menjaga kebersihan dan tidak menyentuh barang yang ada dikamarnya selama ia pergi.

Eunwoo melangkah memasuki kamarnya, bau harum kamar ini pun masih sama.

Menyimpan tasnya lalu melangkah mendekati tempat tidur merebahkan dirinya di atas ranjang king size-nya,

"Aku kembali" gumamnya seraya menutup kedua matanya

•••


Pkl. 20.00 waktu korea-

"Jisoo-ya bisa tolong antarkan ini ke meja diujung sana" pinta pria paruh baya yang merupakan pemilik kedai makan tempat jisoo kini bekerja

"Baik paman" lantas  bergegas mengantarkan pesanan

"Selamat menikmati" kata jisoo tersenyum ramah

Jisoo lantas melangkah pergi ke belakang, langkahnya terhenti saat bibi jung-istri pemilik kedai- memanggilnya

"Kenapa bi? Ada yang bisa ku bantu?" tanya jisoo setelah berada dihadapan bibi jung, bibi jung

"Aku kesulitan memasuki benang ke lubang jarum ini, bisa bantu aku?" kata bibi kang
Jisoo tersenyum seraya mengangguk

"Kenapa bibi suka sekali menjahit di malam hari?" tanya jisoo disela-sela kegiatannya pada bibi jung

Bibi jung terkekeh mendengar pertanyaan jisoo "Ucapanmu persis seperti suamiku, dia selalu menegurku. Aku tidak bisa membantunya banyak, kakiku tidak bisa digunakan aku juga tidak pandai dalam memasak, kepandaian ku ada di menjahit aku hanya mencoba menyibukkan diri seperti suamiku"

"Ini sudah selesai, lubangnya terlalu kecil" kata jisoo, setelah bibi jung berucap terima kasih jisoo melangkah menuju dapur

Hari semakin larut hingga tak rerasa sudah pukul 22.38 malam, yang artinya jam kerjanya sudah habis. Kedai hari ini sangat ramai membuat jisoo sedikit kewalahan walapun bisa teratasi dengan baik setelahnya.
Jisoo lantas melepas apronya, mengambil tas dan mengganti pakaiannya.

"Paman, aku pulang yah" pamit jisoo pada pemilik kedai

"Iya, jangan terlambat besok"

"Iyah,, sampai jumpa besok paman bibi" lantas keluar dari kedai makan keluarga jung.

Malam ini langit terlihat indah dengan, dihiasi banyak bintang, membuat ujung bibir jisoo tertarik keatas membuat seulas senyuman.

Jisoo memberhentikan langkahnya lalu menengadah menatap langit seraya bergumam "Aku tau, ayah dan ibu pasti salah satu dari mereka" masih menatap langit, hingga senggolan kasar mengenai bahunya membuatnya menoleh

"Yak! Jangan menghalangi jalan"

••••




























Next?

Jangan lupa vote dan komennya

See you💕

  ❤ 삼각 관계 ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang