"Lo kenapa sih ngeliatin itu mulu?"
Lula dan kay kini sedang berada di Cafe bundanya lula , tadi tiba-tiba saja kay meminta lula menemaninya ke Cafe Dara padahal lula sudah menolak beberapa kali tetapi kay tetap saja bersi keras ingin ke cafe dara sampai kay memohon pada lula agar ia berubah pikiran.
sedari tadi lula hanya mengamati kartu nama yang ia pegang padahal kay sedang mengajak nya berbicara tapi lula tak mendengarkan .
"Woe! dengar nggak sih lo gue bicara apa?" seru kay yang membuat lula terkejut dan sadar dari lamunannya.
"Ha? iya apa? huh memang menyebalkan dia"
"tuh kan nggak dengarin gue bicara , haduh lula lo tuh benar-benar deh"lula mengamati kartu nama itu lagi dan membacanya berulang kali, ia ingat betul kartu nama yang diberikan oleh anzar sangat mirip dengan kartu nama yang diberi oleh kekasihnya di mimpi.
tapi lula sadar itu bukan dia memang jelas bukan mereka hanya mirip.
"lula! lo dengar gue bicara nggak sih? gue nggak suka kalau lagi bicara nggak di dengar"
"i-ih iya kay gue dengar ko dengar"
"ya lo dari tadi setiap gue tanya jawabnya dengar tapi melamun lagi habis itu"dara yang sadar akan ada keributan dari putrinya dan sahabat putrinya itu langsung menghampiri mereka dan bertanya dan sesegera melerai mereka.
"sudah-sudah ada apa toh? kenapa jadi ribut-ribut seperti ini?" tanya dara dengan suara lembutnya.
lula hanya diam tak ingin menjawab ia membiarkan kay yang menjawab semua.
"ini masalah kecil ko tan sebenarnya, lulanya saja ya nggak jelas dari tadi diajak bicara malah diam"
dara sekarang tahu apa yang sebenarnya terjadi disini, tak ingin mencampuri urusan merempuan itu dara langsung pergi meninggalkan mereka dan mulai melayani pengunjung yang lain.
sekarang suasana di meja mereka hening, tak ada salah satu dari mereka yang membuka suara atau meminta maaf mungkin mereka merasa diri mereka tak bersalah.
Sadar diri lula meminta maaf langsung pada kay , karena memang dirinya yang seutuhnya salah.
"kay im so sorry"
merasa ikut tak enak hati lula langsung memeluk sambil meminta maaf juga, keduanya memang begitu dari SMP sampai kuliah jika salah satu dari mereka ada yang merasa bersalah dan berlebihan mereka akan berpelukan dan saling meminta maaf.
"its okay lula, gue juga minta maaf sama lo tadi sudah bentak"
mereka tertawa dan berbincang lagi tapi kali ini bukan tentang cowok melainkan masala lalu mereka yang suram dan bahagia.
"Hahahaha lo juga dulu kalau kebelat bukannya pulang malah diam sambil ngeden di pojokan rumah orang lul mana pernah ngompol lagi astaga"
"lah memang iya? masa sih,gue nggak ingat tuh"
"ya lo lah siapa lagi memang yang kelakuannya bikin geleng-geleng kepala"🎬
Hari ini hari minggu waktu dimana semua pelajar dan pekerja libur dan bersantai dirumah dengan keluarga , dan pergi ke tempat berlibur yang nyaman dengan keluarga.
tapi tidak dengan Lula , kali ini Lula memutuskan untuk tidak pergi ke manapun sekalinya diajak oleh kay ia tetap tidak mau lula ingin menghabiskan satu hari penuh ini dengan bersantai dirumah ia hanya ingin makan,tidur dan nonton Tv.
jam menunjukan pukul dua belas lewat dua puluh menit dan lula sama sekali belum terbangun dari mimpinya .
"Yaallah lulaaa bangun nak,hari libur bukan berarti kamu bisa tidur semau kamu ,kamu itu tinggal sendiri sekarang-- hei! bangun lula bunda bilang bangun juga, bereskan ini kamar kamu heran anak cewek kok ya kamar seperti gudang bereskan ah cepat bangun! turun sarapan"
KAMU SEDANG MEMBACA
On That Day
Teen FictionMimpi berubah Menjadi Kenangan, terima kasih telah hadir dan mengisi tiap hariku. -Lula- Terima kasih telah menemaniku untuk mengenal diriku sendiri, usahamu tak akan pernah bisa terlupakan. ...