Hari Senin, hari pertama Naomi bersekolah dan beraktivitas di Indonesia ini. Pasalnya kemarin baru saja dia sampai setelah menempuh perjalanan 11 jam dari negeri sakura Jepang.
"Bun, bisa Minggu depan aja ga si Omi sekolahnya?" Tanya Naomi kepada bundanya yang tengah mengolesi roti tawar.
Mina berdecak pelan. "Heh kamu kira bunda tukang baju, bisa di tawar!" Sungutnya.
Naomi menunduk malas, percuma saja meminta dispensasi dengan bundanya yang super keras kepala. "Yah..ayah.." kini Naomi mencoba meminta pengertian kenapa sang ayah.
"emm kenapa?" Tanya Yuta lembut.
"Yah Naomi sekolah Minggu depan aja yaa..please yaahh." Rengek Naomi sembari menarik-narik jas ayahnya.
Mina memandang Naomi dengan tatapan jengkel. "Naomi! Jas ayah lecek, percuma dong bunda bayar londri."
"Yaampun bunda ku yang cantik jelita macam Nayeon Twice, aku cuma pegang bunn." Balas Naomi tak terima.
Yuta yang tengah sarapan pagi pun terganggu oleh anak dan istrinya ini. "Eeeh udah-udah, malah ribut. Naomi kamu mau sekolah sekarang atau ayah kirim lagi kamu ke Jepang?!" Tegas Yuta.
Kalau sudah begini Naomi tidak punya pilihan lain, selain sekolah hari ini. "Lagi pula kamu kan mau ketemu Yuna, temen SMP kamu dulu." Tambah Mina.
Naomi langsung mengambil alih roti tawar dari tangan Mina. "Sini Bun, Omi laper hehe." Ucapnya sembari nyengir.
"Yauda cepet habiskan."
"Naomin, kamu gapapakan naik bus? Ayah ga bisa antar kamu ke sekolah sayang, ada rapat pagi ini." Ucap Yuta merasa tidak enak.
Mina memandang suaminya heran. "Lho kok page banget yah?" Tanyanya.
"Iya ni Bun, kolega yang minta. Ayah bisa apa?" Ucap Yuta. "Kalau gitu ayah duluan." Ucapnya buru-buru, mengecup kening Mina dan Naomi lalu berlalu sembari membawa tas kantornya.
"Dadah, yah tiati."
^^^^
Naomi berjalan menuju halte bus yang tadi di tunjukkan oleh bundanya. "Hoammm..." Naomi menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Jingan gua masih ngantuk gini." Ujarnya sembari menendang kaleng bekas.
"Naomi!" Ucap seseorang di sebrang sana.
Naomi mencoba mencari dimana sumber suara itu. "NAOMI!! OMI!" teriaknya lagi.
"Siapasih!?" Kesalnya.
Orang yang tadi pun muncul di hadapan Naomi. "YUNA! LO SHIN YUNA KAN?!?" Ucap Naomi sembari mengerjap-ngerjapkan matanya.
"IYAAA NAKAMOTO NAOMI!" teriak Yuna.
Yuna menepuk kencang bahu Naomi. "Yaampun Naomi! Akhirnya kita ketemu jugaaa!" Ucapnya kembali sembari jingrak-jingkrak, Naomi pun mengikuti Yuna. Dasar absurd wkwk.
"Eh btw lo sekolah dimana Yun?" Tanya Naomi di dalam bus.
"Di SMA Aglomeria." Ucap Yuna.
"Hah sama dong!" Seru Naomi.
"Yeayy! Jurusan apa?"
"IPS, gua gajago IPA." Balas Naomi.
"Bagus kita sama!"
^^^
Setelah sampai disekolah, mereka berpisah di koridor kelas. "Gua ke ruang kepsek dulu Yun." Ucap Naomi.
Yuna mengacungkan jempolnya "Okay, kelas gua 11 IPS 3." Ucap Yuna lalu berjalan menuju kelasnya.
Saat tengah berjalan, Naomi tak sengaja menabrak seorang laki-laki yang tengah membawa banyak buku, sepertinya dia dari perpus. Bruk! "Aduh.. sorry-sorry gua ga liat tadi pas lo belok." Ucap Naomi membantu sang empu membereskan buku-buku yang jatuh berserakan di lantai.
Panjipun ikut membereskan buku yang tadi ia bawa. Namun saat melihat wajah Naomi dia..."subhanallah ini bidadari dari mana? Ga ada hujan ga ada angin?" Ucap Panji membatin.
Naomi sadar di perhatikan. "Hey..heyyy..woi!" Teriak Naomi di depan wajah Panji.
"Ehhh sorry-sorry, lo cakep banget jadi gua salfok." Ucap Panji terang-terangan.
Naomi tercengang. Pasalnya dia merasa dirinya biasa saja. Dan baru kali ini dia a mendengar kata cantik untuknya dari seorang laki-laki. "Hah? Gimana?" Tanya Naomi kikuk.
Panji menatap mata Naomi. "Lo cantik." Ucapnya sekali lagi.
"Ggguue..duluan!" Pamit Naomi.
"Apa apaansi dia!" Decak Naomi.
Sementara Panji bersenandung sambil membawa buku tadi.
^^^
Kelas 11 IPA 1. Kelas ambisius serta penuh semangat dan persaingan, pasalnya kelas inilah tempat para juara olimpiade bernaung. Entahlah mereka hanya mementingkan diri sendiri, begitu kata seorang Haecan Panji Arjuna. Siswa pintar keturunan Korea-Indo. Ayahnya berasal dari Indonesia dan ibunya dari Korea.
Panji memasuki ruang kelas dengan santainya sambil bersenandung kecil. "Panji dari mana kamu! Ngambil buku saja lama!" Teriak pak Doyoung guru fisika.
Panji meletakkan tumpukan buku di depan meja guru. "Pak perpus jauh banget, lagi pula tadi saya ketemu bidadari trus kenalan dulu pak." Ucapnya santai.
Pak doyoung yang mendengarnya menatap Panji nyalang. "Apa urusannya dengan saya Panji?" Tanya pak Doy.
"Lah kan tadi bapak nanya, yauda saya jawab." Ucapnya sembari berkacak pinggang.
Pak Doy jengah meladeni muridnya ini. "Duduk Panji." Ucapnya.
Panji bergegas menuju kursinya. "Gila lo ji!" Decak Bolang teman Panji.
"Biasa aja kali." Santai Panji.
"Buset, iyadeh sultan bebas." Final Bolang.
Tibalah saat jam istirahat sekolah. Naomi yang sudah berkenalan dengan teman sekelasnya pun langsung digandeng Yuna menuju kantin sekolah mereka. Dan merekapun satu kelas. "Penuh banget Yun , biasa begini emang?" Tanya Naomi sembari memerhatikan sekitar.
"Iyaa emang gini." Ucap Yuna sembari mencari-cari meja yang kosong.
"Yunaa!" Teriak Bolang dari pojok kantin. Rupanya dia tengah bersama Panji.
Yuna pun menarik Naomi, melihat meja Bolang dan Panji masih ada 2 bangku kosong. "Lang, boleh kita makan disini?"tanya Yuna.
"Boleh lah Yun, eh btw ini siapa?" Tanya Bolang.
Naomi melirik Panji, lalu tersenyum. "Eh elo, kita belom kenalan tadi. Nama lo siapa?" Tanya Panji mengulurkan tangannya.
Naomi membalas dengan uluran tangan Panji. "Naomi." Balas Naomi sembari tersenyum.
"Yun, temen lo?" Tanya Bolang melirik Naomi.
Yuna mengangguk "Yoay."
^^
Setelah jam istirahat tadi, Naomi izin ke toilet. Yuna duluan ke kelas karena ada tugas yang harus dia selesaikan segera.
Selesai dari urusan di toilet Naomi segera bergegas menuju kelasnya. Namun perjalananya terhenti di depan koridor kelas 11 IPA.
Panji memanggil Naomi, lebih tepatnya mencegat. "Eh elo lagi, percaya ga kalo 3kali ketemu berarti kita jodoh." Ucap Panji asal.
Naomi menatap Panji heran, hingga memunculkan kerutan di dahinya. "Lo ngomong apaasi?" Tanya Naomi.
Bahu Panji merosot mendengar balasan Naomi. Baru kali ini ada perempuan yang gak baper dengan sosok Panji yang tampan.
"Minta nomor hape lo, eh tadi nama lo siapa?" Tanya Panji sembari mengingat-ingat. "Oh Naomi!" Pekiknya.
"Naomi, gua minta nomor hape lo." Ucap Panji menyodorkan handphone nya ke arah Naomi.
"Lain kali aja, gua udah telat." Ucap Naomi sembari melewati Panji.
Panji bercecak, memandang tubuh Naomi yang kian menjauh. "Baru kali ini gua liat cewe secantik dan sedingin dia."
Eyooowwww readers check.. kalo ada wkwk.
Enjoy gengs.
Have a nice day!
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE
Teen Fictiongue adalah gadis yang paling tidak percaya diri, menurut gue dan teman sekelas. ketika gua berfikir tidak akan ada yg suka atau mau pacaran sama gue, ada satu orang yang berhasil mematahkan teori itu. Dia adalah Panji. Haechan Panji Arjuna, entah a...