Malam ini cuaca sangat dingin, angin berhembus cukup kencang menerpa wajah gadis cantik yang sedang bersandar di balkon jedela kamarnya.
Pikiran dan hayalnya melambung entah kemana, sebenarnya apa yang ada di pikirannya saat ini? Naomi menggeleng, menepis kenangan kenangan pahit yg dulu pernah singgah di hidupnya.
Ohiya. Hampir lupa, tadi seusai makan malam Yuna menelfon. Mereka akan merayakan pesta pertemuan kembali mereka setelah berpisah 2tahun lamanya. Hanya pesta kecil-kecilan, dan Yuna yang mengusulkan. Naomi meng-iyakan dan tidak keberatan dengan usul itu, karna memang sepertinya menyenangkan untuk dilakukan.
"Assalamualaikum!?" Suara salam yang datang dari luar rumahnya, membuyarkan lamunan singkat Naomi.
Lantas ia pun bangkit, dan meminta izin untuk keluar sebentar dengan Yuna. "Waalaikumsalam." Itu suara Mina, yang membukakan pintu. "eh Yuna, cari Naomi?" sambungnya.
"Hooh Bun, ada gak? Trus boleh gak Yuna ajak pergi bentar ke rumah Yuna?" Tanyanya panjang lebar.
Mina tersenyum, "Boleh dong, sini masuk dulu, di luar dingin." ajaknya.
"Mau langsung jalan?" tanya Naomi saat Yuna baru saja mendudukan dirinya di sofa empuk.
"Bun izin ya, keluar bentar sama yuna." ucap Naomi.
"Iya hati-hati ya, jangan kemaleman. Nanti Bunda di tanyain ayah kamu kemana."
Naomi mengacungkan jempolnya. "Siappp itumah."
Naomi dan Yuna memutuskan untuk merayakan pesta mereka di kediaman Yuna, karna dirumah Yuna juga ada taman yang tak kalah luasnya dari taman bunga di kota.
Setelah sampai ditempat tujuan merekapun mulai menggelar karpet ala oarng yang ingin piknik, bedanya ini malam hari. "Anjir Yun, ini rumah lo apa istana sih?, perasaan gede amat." ucap Naomi sembari terus memandang sekitar.
Yuna terkekeh "Rumah ayah gua, guamah gak punya rumah Mi." tuturnya.
"Yakan sama aja gituu." ucap Naomi.
Yuna membuka box berwarna merah itu dan memperlihathya sebuah cake redvelved. "wahh kapan lo belinya?" Naomi berdecak kagum.
Yuna tak menjawab, melainkan mulai memotong kue tersebut menjadi 2 bagian. "Gua ga beli, gua delivery." ucapnya kemudian.
Naomi geleng-geleng tak percaya. "Gilee sultan." ucapnya sambil tepuk tangan.
Yuna mulai menyodorkan kue tersebut ke Naomi. "Ayo di makan, biar cepet pulang besokkan kita sekolah." ucap Yuna sambil memakan kuenya.
Naomi mengangguk setuju lalu mulai ikut memakan kue. Mereka berbincang-bincang tentang sekolah mereka dan pengalaman disaat mereka sama sama jauh alias LDR.
Hingga jam menunjukkan pukul 21.00 Yuna mengantar Naomi pulang. "Padahal gua bisa loh naik grab " ucap Naomi sambil menutup pintu mobil Yuna. Yahh Yuna melarangnya untuk pulang menggunakan grab, dengan alasan 'gua yg bawa lo, jadi gua yg tanggung jawab anter lo juga' hmm iyadeh serah sultan.
"Diem, atau gua bilangin Panji lo suka dia" ancam Yuna.
Naomi mendelik tak suka. "Cih apasi kenapa bawa-bawa dia?" protesnya.
"Ya emang kenapa? Lagian Panji juga orangnya baik gua rasa." balas Yuna.Naomi membuang muka "Udah ah Yun, bahas yang lain. Gak mood banget kalo udah denger nama dia."
Yuna terkekeh "hehe, iya maaf maaf."
^^^
Keesokan harinya seperti biasa, Naomi kembali menjalankan harinya sebagai siswi SMA. "Naomi berangkat, assalamualaikum!" pamitnya.Naomi barjalan menyusuri jalan-jalan setapak menuju halte bus. Yaa dia terbiasa memakai bus, toh tidak menggunakan uang juga, jadi berhemat. Sambil bersenandung kecil Naomi melihat sekeliling kompleks perumahan yang baru saja ditempatinya, tak sengaja dia bertemu dengan tetangga barunya, Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE
Teen Fictiongue adalah gadis yang paling tidak percaya diri, menurut gue dan teman sekelas. ketika gua berfikir tidak akan ada yg suka atau mau pacaran sama gue, ada satu orang yang berhasil mematahkan teori itu. Dia adalah Panji. Haechan Panji Arjuna, entah a...