~Bagian 2~

7 4 0
                                    

     Sudah satu bulan sejak Daniella mendapat pekerjaan dan kini ia sedang berada di dapur restoran tempatnya bekerja. Restoran masih tutup, tetapi ia sengaja datang sebelum para pengunjung datang.

    Tanpa tersadar ia tersenyum mengingat hidupnya yang perlahan mulai membaik. Ia sekarang sudah menjadi koki utama di restoran itu. Ditambah ia sekarang memiliki sahabat yang baik dan selalu ada untuknya seperti Natasha. Hubungannya dengan Alfar pun kian penuh romansa. Kekasihnya yang dulunya hanya seorang supir pribadi, kini menjadi karyawan di perusahaan Asherton Group, perusahaan milik keluarga Asherton, salah satu keluarga triliuner di negara ini.
Hidupnya makin hari makin indah. Ia sangat bersyukur kepada Tuhan. Tuhan memang sudah memanggil orang tuanya untuk selamanya, namun Tuhan mengirimkan sosok Natasha yang baik serta sosok Alfar yang setia mendampinginya.

     "Hey! Jangan melamun terus."
Seseorang menepuk pundaknya dari belakang, terkesan mengejutkannya sehingga membuat kaget. Ia segera berbalik, menatap Natasha yang terkikik melihatnya terkejut akan ulahnya.

     "Kenapa memangnya kalau aku melamun? Mumpung belum ada pengunjung, lebih baik aku melamun, melamunkan masa depan aku dengan Alfar ku yang tampan." Mata Daniella berbinar ketika ia menyebut nama Alfar, membuat Natasha memutar bola matanya jengah.

     "Daripada kamu melamun, lebih baik kamu ke ruangan bos. Tadi bos panggil kamu."

Kening Daniella mengerut bingung. "Buat apa bos panggil aku?"

      Natasha mengedikkan bahunya.
"Aku juga tidak tahu. Mending kamu cepat ke sana sebelum bos marah"
Dengan segera, Daniella berlalu meninggalkan Natasha menuju ruangan bosnya.

****

     "Jadi, semua CEO dari perusahaan raksasa di negara ini akan ke sini, ?"

    Pria yang berusia sekitar 30-an yang ada di depannya itu mengangguk. "Ya. Mereka akan datang ke sini. Hmm... Ngomong-ngomong, menu yang kamu usulkan kemarin, sepertinya harus di buat nanti sebagai makanan pembuka. Saya sudah cicipi masakan kamu kemarin, dan rasanya sangat enak dan berbeda. Kita akan menjadikannya menu baru di restoran ini. Para pemimpin perusahaan itu nanti akan menjadi yang pertama mencicipi. Semoga mereka puas," ucap pria itu panjang lebar. Kemarin, Daniella memang mengusulkan menu baru yang berbeda yang tentunya buatan Daniella sendiri. Bos-nya menyetujuinya, membuatnya bahagia. Ia berharap semoga para pemimpin perusahaan itu menyukainya.

****

    Satu per satu orang berjas mahal mulai berdatangan di Cheeselicious Restaurant. Meja-meja di restoran itu sudah ditata sedemikian rupa dengan satu kursi di kepala meja dan 12 kursi yang berjejer serta berhadapan dengan 12 kursi lainnya, layaknya meja di ruang pertemuan.

     Semua kursi yang berjejer telah terisi dengan jajaran para CEO, tinggal kursi di kepala meja yang belum terisi.

     Tak lama kemudian, pintu restoran terbuka, menampilkan seorang pria berusia 27 tahun dengan kemeja biru tua dilapisi jas hitam berjalan ke arah kursi yang kosong, sembari mengedarkan pandangan dingin kepada semua  yang hadir. Ia kemudian duduk di kepala meja menandakan ia memiliki derajat yang tinggi dibandingkan CEO lainnya.

    "Maaf, saya terlambat. Kalau begitu, sebelum kita memulai rapat ini, sebaiknya kita pesan makanan dulu."
Ia menjentikkan jarinya dan seketika datanglah pelayan menghampiri mereka dengan seorang pria berusia 30 tahunan di samping pelayan tersebut.

    "Silahkan menunya, Tuan. Oh, ya... Sebelum tuan memilih, kami merekomendasikan salah satu menu terbaru kami, yaitu Triple Cheese Burger. Kalau Anda semua tertarik, kami akan menyajikannya, Anda juga bisa memilih menu lain. Saya hanya merekomendasikan, jika Anda tidak tertarik, itu hak Anda. Jadi bagaimana?"

My Love Is On FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang