Part IV: UKS Teroz

1.4K 211 54
                                    

wadaw bulukan sekali cerita ini seperti saya :v

masih ada yang baca nggak ya? hehe

●●●●●

"FANCYYYY... YUUUUU... UUUUU! FANCYYYY!"

Brak brak brak!

"Sena! Buka pintunya Mak mau ngomong!"

Aku mendesah jengah, apa sih Emak ini ganggu-ganggu sesi latihan vokal dan dance aku aja. Aku lantas segera mengecilkan volume speaker kabelku dan segera membuka kunci pintu kamar sebelum Emak semakin ngamuk dan mulai menyemburkan api dari mulut beliau. Kan serem juga.

Begitu pintu kubuka, rambut Park Chanyeol-ku langsung dijambak dengan tidak estetiknya, meskipun Emak harus berjinjit untuk meraih rambutku, "Aargh! Sakit Mak, ampun ampun!"

"Sekarang hari sabtu, dari pagi bukannya bantuin Emak di dapur malah nyetel lagu keras-keras, heh! Anak durhaka! Masuk sini, balik masuk ke perut Emak! Masooook, cepetan!"

"I-iya iya! Maaf Mak, Sena bakal bantu nyuci deh!"

Akhirnya Emak melepas jambakan rambut cakar macannya dariku. Sakit anjir, kek mau putus nggak bohong!

"Lagian ya dengerin lagu yang enak dikit gitu, apaan lagu kok panci-panci gitu nggak jelas. Itu penyanyi atau tukang perabot?"

"Emaak tolong lah, Mak! FANCY lah bukan panci! Emak jangan ngomong gitu dong Sena jadi bayangin Twice dagang perabot beneran!"

Emak menggeleng-gelengkan kepalanya ala pusing-pusing manja, "Mboh ah, Mak nggak ngerti Mak nggak pahaaam. Pokoknya bantuin nyuci sana, awas ya! Emak sekarang mau belanja dulu."

Menghela napas, aku menuruti Emak dan berjalan menuju kamar mandi dengan patuh. Kami nggak punya mesin cuci, jadi cucian dua ember ukuran queen size ini harus dicuci manual. Aih, males banget ah elah. Akhir pekan bukannya dipake buat nyantai, malah nyuci seabrek. Mana beberapa minggu ini, aku selalu menerima tekanan batin dari Irvin dan friends anjir.

Gimana nggak? Tiap makan siang sekarang mereka bertiga udah anteng tuh, menungguku di depan kelas. Habis itu aku ditarik setengah diseret menuju basecamp buat makan. Rupanya menurut intel yang aku dapatkan dari duo bobrok Yuto dan Kino, Irvin belakangan ini nanyain aku mulu. Entah kenapa dah, gua nggak ngerti gua nggak pahaaam ingin meninggal aja rasanya. Nerror banget sekolah sekarang-sekarang tuh.

Emak muncul kembali dengan dandanan yang lebih rapi ketika aku sedang mengucek dengan ngenesnya.

"Sen, abis nyuci sekalian beresin rumah ya. Bapak soalnya pulang besok."

Pernah nonton sinetron India nggak? Kalo iya, saat ini daster compang-camping yang kugenggam ini sudah terjatuh dengan efek slow motion. Kemudian, kamera mulai menyorot wajahku mendekat dengan background musik 'haaa haaa haaa' dengan kendang khas lagu India-nya. Kemudian kamera menyorot wajah Emak, lalu wajahku lagi dan gitu terus sampe daster Emak entah gimana kelilit di leherku dan mencekekku hingga tewas.

Aku nggak salah denger, 'kan? Bapak pulang?

"TIDAAAAAAAAAK!"

Plak! Emak melempar cucian ke wajahku, "Sembarangan, bukannya seneng Bapaknya pulang."

"Tapi... tapi kan, Emak tau sendiri kalo Bapak suka--"

Pssh! I'm a Fanboy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang