Judy

41 3 2
                                    

Selain terkenal dengan warganya yang sangat ramah hartavia juga terkenal karena masyarakat yang ada disana berwajah sangat tampan dan cantik.

Seperti salah satu warga ini, judy. Seorang remaja tampan yang sudah menghabiskan 21 tahun hidupnya dengan tinggal didesa itu. Ia menyelesaikan sekolah tingkat akhirnya dan memutuskan bertani untuk membantu keluarganya.

Judy tinggal bersama ibu dan adik perempuannya, saat ini judy harus memikul beban menjadi tulang punggung keluarga, karena ayahnya yang menghilang entah kemana dua tahun yang lalu, begitupun kakak laki-lakinya yang ikut menghilang tanpa jejak sebulan setelah ayahnya menghilang.

Selama dua tahun judy tak mengerti kenapa mereka bisa menghilang begitu saja, karena yang dia tahu tak ada sedikit masalah pun yang terjadi antara mereka. Tetapi yang mengherankan bukan cuma ayah dan kakaknya saja yang menghilang dengan misterius, beberapa tetangganya pun mengalami hal serupa.

Beberapa aparat desa sudah dikerahkan untuk mencari orang-orang yang hilang, bahkan dukun pun ikut terjun untuk mencari mereka tapi hasilnya nihil.

Yang meresahkan adalah karena di setiap bulannya akan ada warga yang kembali menghilang, situasi ini membuat mereka merasa seperti akan menunggu gilirannya untuk dihilangkan oleh hal yang masih misterius. Begitupun dengan judy yang setiap harinya merasa sangat was-was apakah dirinya akan ikut menghilang.

Judy kadang berpikir apakah desa ini memiliki dosa besar yang harus dibayar?.

Setelah sekian lama dihantui oleh pertanyaan dan rasa penasaran akhirnya judy mencoba untuk mencari tahu. Suatu waktu judy pernah bertanya kepada ibunya"Meirisah"tentang kenapa banyak orang didesa ini yang lenyap begitu saja. Tapi Meirisah menatap anaknya dengan tajam seolah mata itu menegur judy kalau pertanyaan itu tidak boleh kau tanyakan.

"Hei tutup mulutmu, jangan kau ungkit sesuatu yang dianggap tabu."

Mendengar itu judy merasa tidak menemukan jawaban sama sekali, hingga akhirnya ia mencoba untuk menemui neneknya yang berada di kaki gunung.

"Maaf bu aku kira ibu juga ingin mencari tahu kenapa ayah dan Marck bisa menghilang".

"Cukup judy, itu hanya akan mempersulit keadaan." Jawab Meirisa sambil meninggalkan kursinya.

Setelah beberapa hari menunggu waktu yang tepat ,akhirnya judy memutuskan untuk berangkat ke rumah neneknya disebuah kaki gunung jauh dari perumahan didesa itu.

Dengan berjalan kaki yang menghabiskan waktu setengah jam judy akhirnya tiba disebuah kaki gunung tempat neneknya tinggal, disana dia menemukan gubuk yang sebenernya jauh dari kata layak untuk dihuni. Pernah suatu waktu sebelum nenek judy memutuskan menyendiri di kaki gunung ia sempat tinggal bersama judy dan keluarga, tetapi karena ada masalah pribadi ia memutuskan untuk pergi.

Tibalah judy di sebuah gubuk tua, ia melihat sekeliling tempat itu, tungku masak masih menggunakan kayu bakar, tiga buah kandang ayam dan beberapa hektar kebun menjadi gambaran kalau neneknya hidup damai ditempat ini.

"Wahh cucuku yang tampan ada apa kau kemari, kemari nak." Sapa seorang perempuan tua yang muncul dari pintu depan gubuk

" Oh.. hai nek, aku cuma mau melihat kondisi nenek, bagaimana kabar nenek?".

"Tak pernah lebih baik dari ini nak, tunggu aku buatkan teh yah..".

Sejurus kemudian si nenek berjalan menuju dapur untuk membuatkan teh, disela itu mata judy berkeliling menjelajahi setiap sudut rumah, matanya terhenti pada sebuah foto kusam yang digantung diatas tv. "Junios Alberto" nama yang tertera pada foto tersebut.

" Kenapa kamu menatap dengan serius foto kakek kamu?" Ucap si nenek yang berjalan dari arah dapur sambil tangannya memegang secangkir teh.

"Ahh, tidak apa nek saya hanya mengingat-ingat saat kakek masih ada".

"Iya dy, sudah sebulan kakek ikut menghilang, jangan bilang maksud kamu kesini untuk menanyakan hal aneh tersebut?".

Seketika judy tersentak mendengar itu.

"Hmmm anu nek, iya aku ingin menanyakan hal itu,walaupun nenek mungkin juga tidak ingin memberitahukannya"

Mendengar itu si nenek menatap langit langit rumah seolah ingin mengingat sesuatu.

"Judy sebenarnya aku tidak benar benar mengerti maksud kamu menanyakan itu, mari kita bahas sesuatu yang lain yang mungkin ada kaitannya dengan pertanyaanmu."

"Apa itu nek?".

"Pernahkah kamu bertanya tanya kenapa desa kita dilimpahkan begitu banyak hasil panen, diberikan tanah yang sangat luas untuk dijadikan lahan tani, seperti semua warga memiliki lahan yang sangat luas. Tak ada yang hidup susah?. Katanya itu berkat kerja keras dan kegigihan para nenek moyang kota dan akan dilanjutkan oleh aku kamu dan semua masyarakat desa.

Judy menjadi bingung mendengar neneknya.

" Tapi bukan itu jawaban yang aku cari nek".

" Yah aku tahu nak tapi sebaiknya kau tak usah untuk mencari tahu tentang hal itu, yang aku tahu semua yang hilang didesa ini sudah tertuliskan. Tapi aku ingat yang ayahku dulu pernah berkata bahwa amarah,kesombongan dan nafsumu akan membawamu".

"Membawa kemana nek?".

"Yah mana aku tahu judy".

Dan kembali tak mendapat jawaban yang diinginkan judy berpamitan dan lekas untuk pergi, sesaat judy hendak melewati pagar halaman si nenek berteriak " Mavry trypa". Judy hanya tersenyum menganggukan neneknya padahal ia sendiri tidak tahu maksud kalimat itu.
.
.
.

Hari demi hari berlalu, matahari dan bulan saling menenggelamkan tetapi judy masih juga memikirkan semua kejadian aneh tersebut ditambah lagi neneknya yang membuatnya semakin bingung dan penasaran. Di lain sisi sang ibu menyarankan judy untuk berhenti mencari tahu semua hal itu karena hanya akan membuatnya menjadi gila.

Larangan itu membuat judy sedikit tersulut emosi ia tak ingin ada seorangpun yang menghalangi Niatnya.

Hingga suatu hari judy benar benar tidak tahan dengan larangan sang ibu, mungkin ibunya sudah gila atau bahkan judy yang mulai tidak waras karena memikirkan semua kejadian itu, dengan amarah yang memuncah judy memutuskan untuk lari dari rumah, ia memutuskan untuk tinggal disebuah gua yang berada di ujung desa, gua yang menjadi tujuan orang orang yang mengalami masalah dan memutuskan untuk menyendiri.

THE BLACK HOLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang