Setelah perjalanan yang memakan waktu hampir satu jam itu, judy akhirnya tiba disebuah gua "Alesund", dengan berbekalkan dua bungkus roti dan sebotol air minum judy hanya bisa berharap seberapa lama bekal itu bisa membuatnya bertahan.
Ia berdiri tepat di mulut gua dan berpikir disinilah mungkin dia bisa menenangkan diri dari semua hal yang hampir membuatnya gila. Matahari sebentar lagi akan tenggelam judy memutuskan untuk segera masuk sebelum gua benar benar menjadi gelap karena tak sedikitpun cahaya yang masuk .
Didalam sana ia menemukan sebuah tikar kusut dan korek api , mungkin bekas seseorang yang dulu pernah menyendiri disini. Itu sedikit membuat kondisi judy jauh lebih baik dari pada hanya mengharapkan dua bekalnya itu.
Setelah mencari kayu dan membuat api unggun judy mendamaikan tulang punggungnya diatas tikar kusut yang ditemukannya tadi, judy menatap langit langit gua yang dipenuhi corat coret tak jelas dan hiasan sarang laba-laba, sembari pikirannya kembali berontak dipenuhi delusi-delusi. Ia berpikir kenapa baru sekarang ia tersadar dan ingin mencari tahu, apa yang selama ini aku lewatkan.
Memikirkan hal aneh selama berjam-jam membuat kelopak mata judy semakin berat, disaat ia hendak terpejam matanya tertuju pada sebuah benda yang terjepit disela sela batu.
Karena penasaran judy mengambil benda tersebut dan ditemukannya sebuah gulungan kertas, terdapat tulisan di gulungan itu " Mavry trypa".
"Mavry trypa? Sepertinya tidak asing."
Sesaat kemudian ia tersadar kalau tulisan itu persis dengan apa yang neneknya teriakkan. Judy membuka gulungan tersebut yang ternyata ukurannya cukup besar seperti poster pilkada yang ada dipinggir jalan, setelah gulungan terbuka judy hanya menemukan sebuah gambar lingkaran hitam yang diameternya cukup memuat badannya, dan di sudut kertas itu terpampang nama bulan pada waktu itu (juli).
Tak habis pikir, judy menempelkan kertas itu pada dinding gua, dan tak lama setelah itu angin berhembus begitu kencang sehingga membuat api unggun di gua itu padam. Setelah beberapa saat diterpa angin yang begitu kencang akhirnya kondisi kembali normal , judy beranggapan kalau kertas inilah yang menjadi penyebab angin berhembus begitu kejam.
Tak ingin sesuatu kembali terjadi yang bisa membahayakan dirinya, judy memilih untuk menggulung kertas itu kembali. Saat ia hendak mendekati kertas tiba-tiba angin bertiup dari dalam gambar lingkaran itu, dengan rasa takut dan penasaran judy mengarahkan tangannya ke gambar, betapa kagetnya dia melihat tangannya menghilang seperti masuk kedalam lingkaran hitam itu.
"Apakah ini sebuah portal antar dimensi?." Gerutu judy dalam hati.
Lama ia terpaku menatap lingkaran itu ,lingkaran yang bagaikan pintu masuk ke ruangan atau bagian dari dunia lain. Setelah menghela nafas panjang ia membawa dirinya masuk kedalam lingkaran, betapa kaget ia setelah menemui dirinya berada disebuah padang rumput hijau yang sangat luas,
Padang rumput yang belum pernah sekalipun ia lihat seumur hidupnya.Kupu-kupu menari begitu indah dihadapannya, angin berhembus membelai lembut pipihnya. Baru kali ini ia melihat pemandangan secantik itu.
Judy berbalik melihat portal yang ia lewati untuk masuk ketempat itu, pikirannya jauh melayang mencari tahu apakah ini sebuah mimpi, ia menampar pipinya beberapa kali dan menemukan kalau ia sedang tidak bermimpi.
Beberapa saat ia memutuskan untuk sedikit berjalan jalan menjelajahi tempat itu, sembari berharap portalnya tak akan menghilang.
Sepanjang perjalanannya berkeliling mengitari tempat itu, judy banyak melihat hewan-hewan dan tumbuh tumbuhan yang menakjubkan. Sesekali ia memetik buah buahan yang ada ditempat itu untuk dimakan.
Tak lama kemudian tiba-tiba ada yang memanggil judy dari arah belakang. Ketika berbalik ia bertemu dengan sebuah sosok berukuran tinggi yang ia sendiri tak tahu apakah itu manusia atau hewan. Karena di seluruh bagian tubuhnya ditumbuhi bulu berwarna coklat sehingga mata,mulut dan hidungnya sama sekali tak nampak.
"Hai judy, selamat datang di negeri Eden ." Sapa sosok tinggi itu.
"Darimana kau tahu namaku, lagi pula kau ini mahluk apa?."
"Perkenalkan namaku "Kadaan" aku penghuni tempat ini, karena anda telah masuk kesini biarkanlah aku menjamu anda."
Judy tak bisa berkata-kata lagi setelah sosok itu memperkenalkan dirinya.
"Kemarilah ikut denganku ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu."
Judy hanya mengikuti apa yang kadaan itu katakan , ia dibawa kesebuah pohon arak yang sangat besar, disana kadaan menceritakan kalau dibawah pohon inilah ia tinggal.
"Sejak kapan tempat ini ada wahai Kadaan?."
"Tempat ini tercipta jauh sebelum duniamu tercipta, dan hanya orang terpilih lah yang bisa masuk ke negeri ini."
Setelah berbincang agak lama Kadaan memberikan sekantong berisi benih beberapa jenis tanaman kepada Judy, dan konon apabila ia menanam benih itu maka hasil panennya akan sangat melimpah.
"Ini benih aku berikan kepadamu, kau bisa menggunakannya, dan iya itu juga pilihanmu apakah kau hanya akan enyimpanya dan tidak menggunakannya sedikitpun.
Tapi ingat jika kau menggunakannya ,pergunakanlah dengan bijak.
"Tunggu dulu,untuk apa ini?."
"Tak usahlah kau bertanya apa dan kenapa, karena kamu sudah berada disini kau harus mengikuti aturan ku."
"Jadi aturannya aku harus menanam benih ini?."
"Masalah kau harus menggunakannya itu tergantung kamu, aturannya hanyalah jika kamu menggunakannya pergunakanlah dengan bijak."
Setelah Kadaan memberikan benih, judy langsung kembali ke gua tempatnya menyendiri dengan sekantong benih melewati portal tadi.
Setibanya ia kembali kedalam gua ia langsung menggulung kembali kertas itu, dan menyimpan sekantong benih itu disaku celananya. Sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menghabiskan malam dengan beristirahat didalam gua.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLACK HOLE
Kısa HikayeMengungkap kejadian misterius disebuah desa di pedalaman Norwegia.