Jnlup Vment gais!
Jadilah pembaca yg baik:)
Happy Reading
Ini sudah memasuki tahun ketiga Rayna di Sekolah Menengah pertama. Dimana keadaan akan lebih banyak dibanding kelas2 sebelumnya. Harus menjalani tryout, UNBK, simulasi dan lain lain. Belum lagi di Organisasi harus berganti penanggung jawab.~at rayna's bedroom~
"Huft... akhir akhir ini ngerasa beban banget" Rayna menghela nafasnya didepan cermin dan menuahkan kesehariannya pada cermin itu. Rayna memang sudah menganggap cermin dikamarnya adalah sesuatu yang berharga baginya. Karena hanya dengan cermin rayna bisa bercerita sepuasnya, cermin dan toilet merupakan sesuatu yg sangat nyaman untuk kita mengangis dan tertawa.
"Min, badan cape semua. Pengen banget ada yg bantu mijitin" rayna tersenyum tipis sebelum kembali berujar
"Enak ya jdi nurul, kalo belajar ditemenin, kalo ada yg sakit diurus, kalo kecapean dipejetin sama mamanya. Lah gw wkwk sedih banget lah emg" Rayna mulai terisak.
Begini lah Rayna. Saat keadaan seperti ini rayna hanya bisa menangisi kesendiriannya tanpa orang lain tau. Teman sekolahnya menganggap rayna itu cewe yg ceria, periang, suka melawak, dan terus tertawa. Tapi padahal? Dibalik semuanya rayna sangat kesepian dan rapuh.
Rayna butuh seseorang untuk terus mendukung, dan membimbing disampingnya. Rayna butuh tempat berkeluh kesah. Rayna butuh peran orangtuanya disaat seperti ini.
Ingin rasanya memeluk ibunya. Dinasehati oleh ayahnya. Walaupun kedua orang tua mereka masih ada. Tapi kasih sayang mereka tidak terasa bagi Rayna.
Mereka setiap bulan selalu memberikan Rayna uang untuk kebutuhan hidupnya. Tapi apakah itu cukup? Oh ayolahh sekarang Rayna sudah besar. Dia membutuhkan orangtua untuk menanyakan banyak hal yg belum rayna kecil tau.
"Hiks... mamahh...na kangen...na kangen mamah...kpn mamah ada buat nay?" Rayna mkin terisak. Dilihat dri tubuhnya yg gemetar, rambut yg mulai acak2an
"Na butuh mama, na cape mah hiks...
Na gabutuh uang mamah...
cepet pulang ya hiks..."
Rayna menangis cukup lama sampai akhirnya tertidur.
Masalah hari ini sebenarnya tidak terlalu besar. Tapi rayna memang pada dasarnya tidak terlalu suka dikomentari jika itu tentang kekurangan fisiknya. Disaat teman2nya itu menyinggung perasaanya baik itu teman dekat atau bukan tetapi tetap saja. Pada saat ada mereka rayna berusaha menerima semua komentar2 itu dan menganggapnya angin lalu. Tapi jika dirumah? Kata2 itu terus terngiang dan membuat rayna pusing dan semakin merasa terbebani.
Cukup keluarganya saja yg berantakan. Kehidupan Rayna harusnya tidak.
○
◎
○Today is tuesday.
Walaupun semalam Rayna nagis tersedu sedu. Saat berangkat sekolah dia terlihat biasa saja seolah tidak terjadi apa2 semalam. Rayna beraktivitas seperti biasanya. Bercanda bersama teman2 merupakan hal yg sangat membantu untuk menghilangkan rasa penatnya.
Katanya, hari ini keluarga besar akan berkumpul di rumah kakek nenek rayna. Nenek rayna sudah 4 tahun ini menderita penyakit stroke. Niatan keluarga besar datang adalah menjenguk orang tua mereka.
Rayna sih biasa saja dengan kehadiran keluarganya. Malah cenderung tidak terlalu suka karena nnti kamarnya dipakai dan rayna akan tidur di ruang tamu bahkan pernah dirumah tetangganya. Belum lagi nnti Rayna tidak bisa menangis saat tengah malam. Sungguh itu menyedihkan.
Sekolah hari ini sangat menyenangkan, extrakulikuler juga sedang diliburkan. Jadi Rayna bersemangat untuk pulang dan ingin langsung tidur dikasur nyamannya sebelum keluarga besarnya itu datang.
"Yah angkotnya dh penuh semua" keluh Agita
"Kang muter balik lagi ya, jngn lama2" teriak Rayna pada akang2 angkot yg sudah hmpir brjalan itu.
"Yaudh duduk dlu aja kiw" Rayna, Neza, dan Agita duduk didepan kantor satpam sambil bercanda2 ria.
"Ehh itu angkotnya, kuy pulang jeng" canda Neza. Mereka bertiga pun naik angkot tdi msih smbil ketawa ketiwi seperti orang yg tak tau malu. Bahkan ada yg menganggap mereka gila wkwk.
Segini dulu ya gaiseu
Thank udh mampir di book ini
Jnlup VMent!!
Lopyu dari author❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone [END]
Randomseseorang anak mungkin akan bahagia jika semua kemauannya itu terpenuhi, tapi bagaimana jika dikehidupannya kesepian dan tidak pernah merasakan kasih sayang orangtua? apa itu masih bisa dibilang bahagia? sudah jelas jawabannya adalah TIDAK 🔰160420...