05

12 4 1
                                    

"REGYYYYY!!" teriak seorang gadis ber kuncir kuda dilengkapi wajah yang sedikit jutek. Anggika Dwi Saputri namanya.

"Astaghfirullah mak, jangan teriak-teriak napa!" Balas Regy tak kalah kencang.

"Eh iya maap, kasian anak gua udah budek makin budek nanti." Ucap anggi memasang wajah melas.

'Mau gua tampol anying'  batin regy kesal.

"Misha mana Misha?" Sumpah demi SpongeBob sahabat Patrick, ia ingin sekali menampar sahabat sekaligus ibu-ibuannya ini. Tadi manggil namanya, sekarang malah mencari sahabatnya.

"Sumpah ya mak, gua lagi dapet. Jangan uji kesabaran aku ibuu!" Ucap Regy dramatis, membuat Anggi tertawa terbahak-bahak.

"Lu beneran lagi dapet, apa cuman boongan doang biar nanti ga sholat dzuhur berjamaah?" Ucap Anggi sarkas, ia tahu betul kalau Regy sering berbuat hal seperti itu. Agak kesal juga sih, tapi apa boleh buat.

'Gini gini dia juga anak gua, kan kasian kalo di aduin :( '

"Beneran, ini perut gua sakit banget sumpah. " Regy meringis memegang perutnya ketika rasa sakitnya selalu berdatangan tanpa izin. Anggi melihat Regy iba, kasihan juga ternyata kalau sudah seperti ini.

"Kantin aja ayok ah." Ajak Anggi menarik tangan Regy agar berdiri dari kursi nya

"Gua traktir kiranti."

"Gua ga pernah minum begituan."

"Yodah teh anget."

"Es teh?"

"MAKIN SAKIT LAH BEGO!"

Regy terkekeh pelan, ia suka saat Anggi menghawatirkan dirinya. Biasanya Anggi selalu mengganggu nya setiap saat setiap hari. Karena saking takutnya diganggu Anggi, terkadang Regy suka menghindar jika Anggi mengangkat tangannya walaupun tidak ada niatan untuk mengganggu nya.

"Acara sentil-sentilan nya dibatalin dulu kan?" Ucap Regy berhati-hati

"Hmmmmmm engga dong HAHAHAHHA!" Kabur Anggi setelah berhasil menyentil pipi Regy

"BANGCAT EMAAK!!"

.
.
.
.
.
.
.

"Bu, teh anget satu sama es teh nya satu ya." Ucap Anggi ke pedagang di kantin sekolah, Anggi melihat Regy masih ada disamping nya menyuruh Regy mencari tempat kosong untuk ditempati mereka. Regy menurut saja, ia juga sudah lelah berdiri, tidak se melelahkan mencari pacar.

Regy mulai menelusuri tempat-tempat yang tidak ada penghuni nya, oh sialnya Regy sekarang ini. Bertemu dengan sekumpulan orang yang sangat tidak menyukai nya. Dan lebih sialnya lagi, mereka menghampiri Regy disaat perutnya merasakan nyeri.

'Yah bangke..'  batin Regy.

"Hee, siapa ni?" Sindir salah satu dari geng-an mereka. Sungguh sindiran yang sangat mainstream, apakah tidak ada yang lebih menusuk? Regy hanya memutar bola mata nya jengah, malas jika harus berurusan dengan mereka.

"Ada apa?" Ucapnya malas, melipat kedua tangannya dibawah dada.

"Gapapa, cuman mau nyapa doang ga boleh?" Balasnya memelas, ugh rasanya ia ingin memuntahkan semua isi perutnya.

"Ceritanya udah mau baikan ni sama gua? Oke gua maafin, dah ah gua balik dulu." Namun rencana kaburnya terbatal karena ketua geng mereka menahan tangannya. Ah, sungguh Regy sangat tidak suka situasi seperti ini. Sepertinya terpaksa dia harus membuat ekspresi yang tidak disukai orang-orang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

| REGYNA |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang