POSESIF

148 2 1
                                    

Malam ini hujan deras mengguyur kota Jakarta. Padahal malam ini adalah malam minggu, malam yang ditunggu para muda mudi hanya untuk sekedar bertemu pasangannya. Kedua insan ini memilih berdiam diri dirumah si lelaki sambil menonton TV yang kebetulan rumahnya sedang kosong, kedua orang tuanya sedang pergi ke luar negeri urusan bisnis.

"Hari ini ngapain aja?" tanya Reygan, kekasih seorang gadis yang sangat posesif. Dia merupakan seorang pebisnis terkenal di usianya yang baru menginjak 22 tahun. Dengan wajah tampan, kulit putih, hidung mancung, rahangnya yang tegas, dan matanya yang selalu menyorot tajam.

"Cuma kerja kelompok" jawab gadis itu,ia merupakan seorang mahasiswi jurusan kedokteran semester 3 namanya Natha.

Natha dan Reygan sudah berpacaran selama satu tahun.Dan selama itu Reygan selalu bersikap seenaknya, tetapi Natha tetap bertahan karena ia sudah terlalu sayang pada Reygan.

"Jawab jujur" ucap Reygan sambil menatap gadisnya dengan tajam yang duduk di sampingnya.

"Serius Rey, hari ini aku cuma kerja kelompok sama temen-temen aku." jawab gadis itu berusaha tenang sambil menatap Reygan.

"Emang ada kerja kelompok sambil pegangan tangan?"

"Hah?"

"Aku liat semuanya Natha, jangan coba-coba bohongin aku." peringat Reygan dengan tegas.

Natha pun menghela nafas, selalu begini.

"Rey, apasih?"

"Kamu bilang kerja kelompok sama temen temen kamu, sejak kapan temen kamu ada cowonya?" tanyanya dengan nada tinggi.

Natha terdiam sebentar, lalu dia berusaha menjelaskan.

"Rey, dia temen sekelompok aku. Bukan aku juga yang milih dia, please ini masalah sepele" ucap gadis itu berusaha menenangkan.

"Masalah sepele kata kamu?!"bentak Reygan. Natha semakin takut dengan bentakan Reygan, ia hanya menundukkan kepalanya.

"Aku udah kasih tau kamu, jangan deket-deket sama cowo lain, dan tadi juga kamu pergi tanpa izin dari aku" lanjut Reygan.

"Itu dadakan banget, aku ga sempet buka handphone, dan masalah pegangan tangan itu refleks, tiba tiba ada kecoa dibawah kaki aku, aku kaget"

"Alesan" ketus Reygan.

"Rey!" bentak Natha sambil menatap nyalang kearah Reygan tetapi seketika nyalinya ciut ketika bertemu dengan tatapan tajam kekasihnya, ia pun memalingkan wajahnya.

"Malem ini kamu nginep disini aja" ucap Reygan sambil menatap lurus kearah TV.

Natha pun membelalak, ia menatap Reygan sambil memasang muka memelas.

"Oke aku salah aku minta maaf. Tapi aku mau pulang Rey, pasti bunda nyariin aku" mohonnya, ya selalu begitu, jika mereka berdebat akhirnya selalu Natha yang minta maaf entah itu memang kesalahannya atau bukan.

"Aku udah izin sama bunda, dan kali ini kamu dimaafin. Tapi kamu harus tetep nginep disini" ucap Reygan dengan tegas.

Natha menghela nafas, ia memikirkan bagaimana caranya agar bisa pulang.

"Gausa mikir macem-macem, sini handphone kamu" pinta Reygan sambil menatap Natha dengan tajam.

Natha tetap bergeming.

"Kamu denger kan" tekan Reygan.
Natha menyerah, ia pun memberikan handphonenya.

"Good girl, sana tidur udah malem" ucapnya sambil mengelus puncak kepala kekasihnya itu.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang