SEPASANG SEPATU

155 3 0
                                    

Anak gadis itu menghela nafas lelah setelah berlari mengitari lapangan upacara sebanyak 10 kali. Hukuman ini sudah biasa ia dapatkan hampir setiap hari.

Ia berjalan menuju pinggir lapangan dengan nafas tersenggal-senggal, kemudian ia duduk diatas tanah dengan kaki yang diluruskan dengan tangannya yang terus bergerak mengipasi wajahnya yang penuh keringat.

Perkenalkan namanya Bulan, dia bukanlah gadis yang selalu dipuja seperti cerita-cerita fiksi pada umumnya, ia hanyalah seorang gadis biasa yang berasal dari keluarga yang berkecukupan dan ia merupakan anak tunggal. Setiap pagi ia akan membantu ibunya berjualan kue tradisional di pasar sedangkan ayahnya sudah meninggal dunia ketika Bulan berusia 7 tahun.

Bulan membuka sepatu sekolahnya yang sudah tipis dibagian bawahnya, sehingga ketika dia berjalan di aspal yang panas maka panasnya akan terasa menyentuh telapak kakinya. Tapi apa daya, ia tidak tega untuk meminta sepatu baru pada ibunya, sehari bisa makan saja ia sudah merasa beruntung.

Tiba-tiba seorang gadis lain menghampirinya.

"Nih" ucapnya sambil menyodorkan sebotol air mineral kemudian ikut duduk di samping Bulan.

"Makasi Rena" jawab Bulan tulus sambil menerima pemberian sahabatnya itu lalu meminumnya.

Rena, ialah sahabat Bulan sejak memasuki Sekolah Menengah Atas. Sekarang mereka sudah duduk di bangku kelas 11. Ia berasal dari keluarga terpandang, ayahnya yang merupakan seorang pejabat dan ibunya seorang desainer terkenal.

"Kamu kok keluar kelas?" tanya Bulan.

"Hari ini guru-guru lagi pada rapat"
Bulan hanya ber-oh ria mendengar jawaban Rena.

Mereka berdua berbeda kelas, Bulan kelas 11 IPA 3 sedangkan Rena kelas 11 IPA 6. Berawal dari kejadian saat MOS membuat mereka menjadi lebih dekat.

"Eh, kamu tauga-"

"Engga" jawab Bulan sebelum Rena menyelesaikan perkataannya yang membuat Rena mengerucutkan bibirnya kesal sedangkan Bulan sudah terkekeh melihat sahabatnya itu.

"Iyadeh ada apa Rena?" tanya Bulan.

"Seminggu yang lalu di kelas 11 IPA 1 ada murid baru"

"Ohya?"

"Iya, katanya sih ganteng tapi dia anaknya ansos" jelas Rena.

"Oh" ucap Bulan sambil menggangguk anggukkan kepalanya.

"Cuma oh?" tanya Rena yang tidak percaya atas tanggapan sahabatnya itu.

"Emang aku harus gimana?"

"Ish tau ah"

Bulan hanya terkekeh melihat reaksi sahabatnya itu sedangkan Rena menatap kesal kearah Bulan karena sikap bodo amatnya itu.

"Abis ini kita ke kantin yuk, pasti kamu belum sarapan" ajak Rena sambil tersenyum menatap kearah Bulan.

"Gak usah, aku ga laper kok"

"Udah, hari ini aku traktir. Ga nerima penolakan"

Bulan hanya menggangguk patuh jika sahabatnya sudah berkata seperti itu. Mereka pun bercanda ria, setelah itu Bulan mengenakan sepatunya kembali.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang