Beberapa tahun kemudian....
Pagi itu suasana rumah tampak sepi karena pak Narendra dan Candra sedang menghadiri acara rapat penting di perusahaan yang mereka kelola, hanya ada Indira dan Diandra saja di rumah. Mereka berdua atau lebih tepatnya hanya Diandra sedang melakukan kegiatan rutin nya yaitu bersih-bersih rumah sedangkan Indira tampak sibuk dengan ponsel di tangannya.
"Di, lo itu kalo bersih-bersih yang bener dong, liat itu meja masih berdebu." Indira mengusap meja TV yang sebenarnya tidak berdebu.
"Aku udah bersihin yang itu kok kak, tadi udah aku lap juga kok pakai lap basah. Jadi aku rasa meja itu udah bersih." jelas Diandra.
"Lo itu ya, dikasih tau malah ngebantah! Udah mulai berani ya lo sama gue?" Indira menarik kerah baju Diandra.
"Bu-bukan gitu kak maksudku, t-tadi mejanya u-udah aku bersihin kok."
"Pokoknya gue gak mau tau, sekarang lo bersihin ulang semuanya! Awas aja lo kalau ngebantah lagi." ancam Indira. Ia mendorong Diandra hingga terjatuh.
Diandra pun berdiri dan segera melaksanakan tugas yang diberikan Indira, "iya kak, aku bakal ulangi lagi."
"Ehh tunggu! Setelah lo bersihin rumah, lo harus setrikain baju gue!" perintah Indira.
"Iya kak."
***
"Huh, akhirnya selesai juga tugasku. Sekarang aku mau nonton TV dulu deh." ucap Diandra pada dirinya sendiri. Saat Diandra berjalan menuju ruang keluarga, ia merasakan dadanya sesak seperti didorong kuat-kuat.
"Ahh.. Dadaku sakit banget, tolong jangan sekarang." Diandra terduduk lemas dilantai sambil memegangi dadanya yang semakin nyeri itu.
"Kak, t-tolong aku... S-sak-kit kak!" nafasnya tersengal, ia merasakan dadanya yang semakin nyeri.
"K-kak In-di-raa!" lirihnya nyaris tidak terdengar. Airmata mulai menetes di pipinya.
Indira yang melihat kejadian itu segera menghampirinya, "ada apasih teriak-teriak, ganggu orang lagi telepon aja." ketus Indira.
"K-kak, s-sak-kit ka-k." rintihnya.
"Lo itu gak usah akting deh, gak usah manja! Berdiri lo!" ketus Indira, "lo itu nyusahin gue tau gak!"
"Kak Candra, tolongin aku! Nih Diandra peyakitnya kambuh nih." teriaknya memanggil Candra. Candra yang melihat kejadian itu segera menghampiri mereka berdua.
"Astaga Diandra! Udah mending kita bawa aja ke rumah sakit." Candra membopong tubuh Diandra dan segera membawanya ke rumah sakit.
***
Malam itu hujan deras disertai angin mengguyur kawasan ibukota, Pak Narendra memacu kecepatan mobilnya dengan kecepatan tinggi, beliau nampak khawatir dan gelisah karena beberapa menit yang lalu mendapat panggilan dari Candra bahwa penyakit asma Diandra kambuh dan harus dibawa ke rumah sakit. Sayangnya saat di tengah perjalanan, mobil yang dikendarai pak Narendra mengalami rem blong, mobil pak Narendra berjalan tak tentu arah dengan kecepatan tinggi. Pak Narendra membelalakan matanya saat melihat sebuah truk bahan bakar melaju kencang ke arahnya.
Tiiiiiiiiiinnnnn..... Brakk
Mobil pak Narendra terjun bebas ke dalam jurang setelah berhasil menabrak truk bahan bakar yang ada di depannya. Masyarakat sekitar yang melihat kejadian itu langsung menolong penumpang yang ada di dalam kedua kendaraan yang baru saja bertabrakan itu.***
Orang-orang berpakaian hitam menangisi kepergian Pak Narendra akibat kecelakaan maut yang menimpanya malam sebelumnya saat beliau terburu-buru menuju rumah sakit setelah mendapat panggilan dari Candra bahwa penyakit asma Diandra kambuh dan harus dibawa ke rumah sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/220307875-288-k596952.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Aku Juga Ingin Kasih Sayang ✔
Cerita Pendek[2/2] SELESAI ~ Mampir aja dulu, siapa tau suka 🙃