17. Kisah Nabi Daud As

125 5 0
                                    

.Nabi Dawud merupakan keturunan nabi Ibrahim yang kedua belas dari istrinya Siti Sarah. Dengan demikian ia masih keturunan nabi Ishaq. Beliau memegang tampuk pemerintahan sesudah raja Thalut wafat. Nabi Dawud diutus Allah untuk
membenahi akhlak kaum nabi Musa. Sebab sepeninggal nabi Musa dan Harun, para pengikutnya melupakan semua ajarannya. Sepeninggal kedua nabi itu kaum bani Israil dipimpin oleh Yusa’ bin Nun sampai akhir hayatnya. Di tengah kondisi yang kacau tersebut, Allah mengutus seorang nabi. Akan tetapi, nama nabi ini tidak termasuk ke dalam kelompok 25 nabi yang wajib diketahui. Nama nabi tersebut adalah Syami'un.

Thalut Menjadi Raja

Allah mengutus Syami'un ditengah-tengah akhlak kaum bani israil yang sudah porak poranda. Kaum bani Israil meminta kepada nabi Syami'un untuk menunjuk seorang menjadi raja yang dapat dijadikan perlindungan. Sebab mereka telah ditindas oleh seorang raja yang dholim. Syami'un berkata: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Namun, usul tersebut ditolak oleh rakyat Israil. Mereka menjawab,  "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan dari padanya, sedangkan dia tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Mendengar penolakan rakyat Israil, nabi mereka berkata,   "Sesungguhnya, Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui." Setelah dinobatkan menjadi raja, Thalut melakukan pembenahan terhadap tentara bani Israil. la kemudian mengumpulkan para pemuda untuk menjadi tentara. Setelah semua prajurit tahu cara temput, barulah mereka berangkat tempur melawan pasukan Jalut. Jalut adalah raja yang menindas kaum bani Israil. Kondisi saat itu, bani Israil sedang diserang musuh-musuh tangguh yang dipimpin oleh Jalut. Kabar tentang dikumpulkannya para pemuda tersebar ke seluruh negeri, termasuk ke sebuah kota kecil bernama Bethlehem. Di Kota Bethlehem hiduplah seorang pemuda bernama Yisya. la memiliki tiga belas anak. Yisya menyuruh tiga anaknya untuk bergabung dengan tentara yang dipimpin Thalut. Seorang anaknya yang bernama Daud berniat ikut. Namun, Dawud tidak diizinkan karena saat itu masih kecil. la hanya diperbolehkan menggembala kambing dan mengantarkan susu kepada kakak-kakaknya di medan tempur. Suatu ketika, Syami'un melihat Daud. la sangat tertarik kepada Daud karena mendapatkan petunjuk Allah tentang ciri-ciri orang yang dapat mengalahkan Jalut. Lalu, Syami'un memberitahukan hal ini pada Thalut, "Wahai Thalut, sesungguhnya aku melihat pada diri Daud kemampuan untuk mengalahkan Jalut. Oleh karena itu, ajaklah dia untuk bergabung dalam tempur ini." Thalut menerima usul tersebut. la mengajak Daud untuk ikut bertempur. Tentu saja Dawud sangat senang, ia pun mempersiapkan diri untuk terjun di medan pertempuran.

Nabi Dawud Ikut Berperang

Pada suatu hari, Jalut bersama pasukannya akan datang menyerang bani Israil. Jalut dikenal sebagai pemimpin yang ditakuti karena badannya yang besar dan memiliki kesaktian yang tinggi.  Hal ini sangat mengkhawatirkan Thalut dan pasukannya. Mengetahui hal itu, Raja Thalut menyusun strategi dan taktik dalam tempur. Setelah semua pasukan siap kemudia raja Thalut dan pasukannya bersiap menuju medan pertempuran. Dalam perjalanan, para tentaranya merasa kehausan, mereka ingin sekali istirahat untuk minum.  Thalut berkata, "Sesungguhnya, Allah akan menguji kamu dengan adanya suatu sungai. Siapa diantara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Siapa yang tidak meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, dia adalah pengikutku." Saat melewati sungai yang dikatakan Thalut, pasukan Thalut kemudian meminum airnya sebanyak yang diperintahkan Thalut. Namun, beberapa orang di antara mereka tidak mematuhi apa yang diperintahkan oleh pemimpin mereka. Mereka meminum air melebihi takaran yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika Thalut dan orang-orang pengikutnya kembali berangkat menuju medan pertempuran.  Orang-orang yang minum melebihi takran berkata berkata, "Kami tidak sanggup untuk melawan Jalut dan tentaranya."  Mereka menjadi semakin takut jika mengalami kekalahan. Sementara itu, orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar." Dari peristiwa tersebut, terlihat betapa sedikitnya kelompok yang mematuhi perintah Thalut. Namun. Thalut dan pasukannya tetap optimis. Ketika Thalut dan pasukannya melihat Jalut dan tentaranya, mereka pun berdoa, "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, kukuhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." Setelah berdoa, mereka berjuang melawan Jalut dan tentaranya. Pada awalnya, pasukan Thalut terdesak karena jumlah yang tidak seimbang. Selain itu, peralatan senjata pasukan Jalut lebih lengkap. Melihat kondisi tersebut, Thalut segera memberikan arahan kepada pasukannya agar menggunakan kecerdasan dan kecerdikan mereka. Kamudian, Thalut dan pasukannya kembali menyerang pasukan Jalut dengan semangat baru. Di antara pasukan Thalut, ada seorang anak remaja yang ternyata memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. la bernama Daud. Daud sanggup membuat pasukan Jalut kewalahan. Tibalah Jalut berhadapan dengan Thalut. Keduanya sangat berhati-hati untuk saling menyerang.  Namun, kekuatan Jalut ternyata jauh di atas Thalut. Serangan yang dilakukan Jalut hampir saja membuat Thalut terbunuh. Melihat Thalut terdesak oleh Jalut, Daud menghadang Jalut. Daud dan Jalut terlibat perkelahian yang tidak seimbang.  Daud masih remaja, bertubuh kecil, dan hanya bersenjatakan katapel. Sementara itu, Jalut memiliki tubuh besar, bersenjatakan pedang, dan memiliki sebuah tameng. Pada awalnya, banyak yang meragukan kemampuan Daud. Namun, di luar dugaan, Daud berhasil mengalahkan Jalut dengan izin Allah. Lemparan katapelnya terlontar dengan sangat keras dan tepat mengenai kening Jalut. Saat itu juga, Jalut langsung jatuh di atas tanah dan kemudian mati. Setelah Jalut mati terbunuh, nyali pasukannya menjadi ciut. Mereka melarikan diri dari medan pertempuran. Sementara itu, Thalut dan tentaranya kembali dengan membawa kemenangan. Sejak saat itu, bangsa Israil terbebas dari penjajahan.

Kisah 25 Nabi dan RasulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang