"aku..."
Baekhyun menunggu dengan jantungnya yang ingin meledak. Detik demi detik diisi oleh kesunyian. Irene tidak melanjutkan ucapannya. Ada sesuatu yang mengganggu pikiran Irene.
"Tidak perlu terburu-buru, kau bisa menjawab jika kau sudah siap" ujar Baekhyun memecahkan suasana mendebarkan itu.
Ruangan itu tetap saja sunyi, Irene tidak mengucapkan sepatah katapun begitu juga Baekhyun. Ponsel Irene berbunyi. Entah siapa yang menelfonnya tapi nama yang tertera itu membuat wajah Irene pucat.
"Aku akan menunggu di mobil" ujar Baekhyun yang tidak ingin mengganggu privasi Irene.
Lagipula dia belum punya hak untuk mengetahui privasi Irene. Tapi Baekhyun yakin dia akan mendapatkan hak itu sebentar lagi. Kepercayaan dirinya benar-benar tinggi mengingat status dan wajahnya yang bisa dikatakan sempurna. Pemikiran yang sangat sederhana tapi salahnya Baekhyun tidak mengetahui bahwa cinta tidak sesederhana itu. Cinta itu keajaiban yang bisa datang dan pergi tanpa alasan yang jelas.
Kembali ke ruangan, Irene sangat fokus mendengarkan ucapan orang di telefon itu. Entah siapa yang menelfonnya tapi suaranya membuat tubuhnya gemetaran. Rasa takut dan cemas menguasai tubuhnya. Setelah sambungan telefon itu terputus, Irene tidak lagi sanggup berdiri dengan kedua kakinya.
'apa yang harus aku lakukan?' batin Irene yang sedang cemas dan bingung.
Otak pintarnya tidak bisa berfikir dengan baik. Saat ini yang hanya bisa dilakukannya adalah kembali ke apartemen dan beristirahat. Mungkin setelah tidur Irene dapat berfikir dengan lebih baik.
***
04.00am
Di jam seperti ini, Baekhyun harus merasakan sesak di dadanya karena cuaca dingin. Ingin sekali dia meminta bantuan Irene tetapi dia tidak tega membangunkan Irene yang tertidur pulas karena kelelahan.
"Tidak masalah... Aku sudah terbiasa" ujar Baekhyun meyakinkan dirinya untuk tidak membangunkan Irene.
Begitulah keadaan Baekhyun sampai pukul 6 pagi dan Irene sudah terbangun. Sedikit curiga pintu kamar Baekhyun terbuka, Irene memutuskan untuk mengecek keadaan kamarnya. Bisa kalian tebak apa yang dilihat Irene.
Wajah pucat, nafas yang memburu, kantung mata baru, dan... Hal ini diluar ekspetasinya, Baekhyun tidak menggenakan baju namun untungnya celananya masih ia kenakan dan tubuhnya ditutupi oleh selimut tebal.
"Kau baik-baik saja? Sejak jam berapa kau seperti ini? Kenapa tidak membangunkanku?" Tanya Irene yang terkejut sekaligus panik melihat tubuh Baekhyun lemas tak berdaya.
"Cerewet" ujar Baekhyun dengan suara kecil karena sudah tidak memiliki tenaga.
"Kau tidak menggunakan pakaian? Kenapa?" Tanya Irene lagi.
"Aku kedinginan tapi aku juga merasa panas, tubuhku mengeluarkan banyak keringat sampai pakaianku basah dan bau"
Mendengar itu, Irene menempelkan telapak tangannya di dahi Baekhyun. Dia ingin mengecek apakah Baekhyun mengalami demam dan benar saja tubuhnya sangat panas.
"Kau demam dan asmamu memburuk. Aku akan membawakanmu segelas teh hangat"
Irene bergegas turun kebawah, membuat segelas teh hangat, dan membawa kain beserta wadah berisi air hangat. Entah kenapa dia panik dan gelisah, padahal saat baru menjadi dokterpun dia tetap tenang. Setelah semuanya siap, Irene membawa semuanya kembali ke kamar Baekhyun.
Kondisi Baekhyun lumayan mengenaskan, setidaknya dia tidak perlu ke rumah sakit karena masih bisa ditangani oleh Irene. Perasaan Baekhyun menghangat melihat Irene dengan telaten merawatnya seperti seorang istri. Sepertinya Baekhyun berfikir terlalu jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY BOSS
Fanfiction"Kau tidak akan bisa lari, because i'm your boss" - Baekhyun Start : 11 mei 2019 -cerita asli imajinasi author jadi jangan jadi plagiat -typo menyebar -slow up