Senja Kharisma, gadis cantik juga menawan dengan sejuta keanggunannya memang incaran beribu lelaki disekolah.
Ditambah lagi dengan sikap yang sangat bersahabat dan baik pada semua orang,tak heran jika dirinya dikagumi dan disenangi oleh orang-orang disekelilingnya.
Hubungan Senja dan Dirga pun di bilang sangat akrab karena kedua nya sering berpartisipasi dalam lomba yang sama. Sejak tahun ajaran baru, Dirga dan Senja digosipkan bakal menjadi pasangan terbaper karena kecocokan mereka berdua.
Sebenarnya Senja juga menaruh hati pada Dirga, siapa sih yang akan menolak karisma seorang Gavin Gralla Dirgantara dengan segudang kesempurnaan yang dimiliki oleh lelaki itu. Beribu cara telah Senja lakukan agar dia bisa dekat dengan cowo tersebut.
Namun semua itu kandas setelah Dirga dengan tiba-tiba menyatakan cintanya pada Jeje, banyak sekali yang kecewa pada kenyataan nya bahwa Dirga harus mempunyai pacar super fanatik seperti Jeje.
"Gak penting aku tau darimana! Aku cuma mau nanya,beneran kamu jadian sama Jeje?" desak Senja menatap tajam kearah Dirga.
Lelaki itu pun mengangguk.
"Kenapa?"
"Aku kepingin aja!"
Senja menatap cowo itu tidak percaya. Lalu menggeleng-geleng,ini bukan Durga yang ia kenal. Dirga selalu bertindak dengan logika,bukan karena 'aku kepingin'.
"Tapi kenapa Dir? Kenapa harus sama Jeje?" tanya Senja lagi sambil menangis pilu.
Dirga menghela nafas,"Maaf ,tapi soal aku jadian sama Jeje. Itu ga ada kaitannya sama aku nolak cinta kamu!" terang nya.
Senja menunduk lemah."kamu bohong! Aku tau kamu pasti terpaksa kan jadian sama dia?"
Dirga terdiam, membiarkan cewe itu mengeluarkan unek-uneknya.
"Pasti dia yang udah maksa kamu buat nembak iya kan??" sungut Senja ingin tahu.
Dirga masih terdiam.
"PASTI JALANG ITU KAN YANG UDAH MOHON-MOHON KE KAMU SUPAYA KAMU MAU JADIAN SAMA DIA? JAWAB DIRR !! JANGAN DIEM AJA!"
Gadis itu frustasi,marah,kesal. Lelaki yang sangat ia cintai ternyata menolak cintanya dan malah membuat dirinya semakin sakit hati dengan memilih wanita lain.
Dirga meringis pelan ketika melihat Senja menangis tersedu-sedu,ia sangat menyalahkan dirinya yang begitu bodoh dan tolol karna membuat gadis sebaik Senja menangis.
Ia merengkuh bahu kecil gadis tersebut, hanya sekedar memberinya pelukan.
"Apapun alasan aku jadian sama Jeje. Gausah kamu pikirin! Dan aku mohon sama kamu jangan bawa-bawa Jeje,dia ga salah apa-apa." Dirga berujar setelah beberapa menit hening.
"Biarkan seperti ini sedikit lebih lama Dir! please..." Senja menahan tubuh Dirga yang berniat melepaskan pelukannya.
Dirga membiarkan Senja memeluknya lebih lama, mungkin dengan ini ia bisa membuat Senja lebih tenang.
"Apa ini karna Radit?" Senja kembali bersuara.
Dirga tersenyum kemudian menggeleng.
"Kamu harus jawab!"sentak Senja. "Apa kamu jadian sama Jeje karna Radit?"
"Aku harus pulang." pamit Dirga,meninggalkan Senja dengan beribu pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
Malam itu ditengah keramaian taman yang indah,dihiasi langit juga bintang yang memancarkan sinarnya begitu terang. Senja kembali ditinggalkan,kembali dibuat menangis, dan kembali merasakan sakit hati.
Haruskah kali ini ia bersikap egois????
Haruskah ia merebut kembali kebahagiaan nya?Atau..
Haruskah ia menyerah saja?
Haruskah ia belajar mengikhlaskan?Namun benaknya selalu dipenuhi bisikan-bisikan tersebut.
━━━༺۵༻━━━
Beberapa hari kemudian.
Gadis cantik itu menyodorkan teh botol dingin kearah Dirga yang tengah melamun di tempat favorit nya, yaitu disudut taman di bawah pohon.
Sudah tahu melamun,tentu saja Dirga tidak sadar ada botol didepan wajahnya. Senja pun berdehem pelan, Dehemannya sukses membuat lamunan lelaki itu buyar. Dirga dengan gugup menerima teh tersebut lalu sesegera mungkin mengatur ekspresinya.
"Em—apa aku boleh minta satu hal sama kamu?" Senja memberanikan diri membuka topik pembicaraan.
"satu hal apa?"
"Apa aku boleh menawarkan diri sebagai sahabat ?" tanya Senja yang sebelumnya sudah ia pikirkan matang-matang.
Dirga menatap Senja lurus. Sial, jantung Senja berdebar tak karuan dibuatnya. Kenapa Dirga harus menatapnya seperti itu sih? Membuat jantung tidak sehat saja.
Ia pikir Dirga akan bilang tidak tapi, ternyata."kenapa aku harus bilang ngga?" kilah cowo itu membuka tutup botol dan segera menengguknya.
Gadis itu tersenyum senang, Dirga tidak akan sekejam itu right? Buktinya ia diperbolehkan menjadi sahabat nya.
Ia hendak membuka tutup botol miliknya,tetapi malah kewalahan sendiri.
Dirga yang sudah hafal kalau Senja sering seperti ini pun segera mengambil alih botol itu dan membukakannya.
"Kamu butuh seseorang yang bisa melakukan ini buat kamu" Dirga tersenyum sambil mengembalikan botol tersebut.
'kenapa gak kamu aja yang menjadi orang itu Dir?' batin Senja.
"Buat apa aku nyari? Kalo udah ada kamu yang bisa ngelakuin itu buat aku. Hehe bercandaaa" Senja menatap Dirga miris, ia sangat sungguh-sungguh mengatakannya bukan sekedar candaan belaka.
"Hahaha"
Lihatlah betapa mempesonanya eye smile
yang Dirga miliki. Kedua pipi Senja tiba-tiba bersemu merah, jarang sekali ia melihat Dirga tersenyum. Bisa dibilang senyum Dirga itu mahal. Sekalinya tersenyum membuat orang meleleh seperti mentega yang dipanaskan."Hey??" panggil Dirga membuyarkan lamunan Senja.
"Eh sori Dir. Tdi kamu bilang apa?" ulang Senja merasa malu karna tertangkap basah tengah memperhatikan Dirga.
Lelaki itu bangkit dari duduknya."aku mau balik ke kelas. Thanks buat minumannya"ucap nya sebelum akhirnya pergi meninggalkan Senja sendiri.
'Apa aku masih punya kesempatan buat mengganti posisinya?'
TBC.