BAB 1 | a little cat

7 1 0
                                    

Please be a kind reader !
Truthfully, ya'll votes and comments are so meaningful for me :)

Thanks...

Dirga melepas tas punggungnya, ia melangkah turun menuju lapangan basket.
Bola yang tergeletak di tepi lapangan ia ambil dan langsung di drible dengan gerakan yang begitu apik layaknya atlet terlatih.

Tembakan jarak jauhnya pun tepat sasaran, bola itu melewati ring basket dan Dirga langsung bergegas mengejar kembali bola basketnya yang memantul di lapang.

"DIRRR"

Dirga yang hendak menembakkan bola basket, mengurung niatnya. Ketika mendengar suara teriakan yang begitu familiar ditelinga. Ia pun menoleh kearah suara itu berasal.

"Apa?" ucap Dirga santai menoleh kearah bangku penonton dan melihat sosok Jeje disana sedang memegang ponsel miliknya.

"Bio kamu kosong! Nggak enak banget diliat,ngga mau diisi pake nama aku apa?"
Jeje menaik-turunkan alisnya sengaja menggoda Dirga.

"Jee!.." tegur Dirga. "Ku kira apa." Dirga menghela nafas dan geleng-geleng kepala tidak paham.

Jeje tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi sebal pacarnya itu yang iya anggap lucu. Lalu bergegas turun sambil membawakan air mineral juga sebuah handuk kecil.

"Nih di minum!"

"Makasih" Dirga meraih botol minum tersebut lalu menengguknya cepat.

Senyum setipis benang pun terbit di bibir Dirga,melihat Jeje yang tengah berusaha mengelap keringat diarea dahi sampai lehernya.

"Ko bisa tau aku disini?" tanya Dirga akhirnya.

Gadis itu melipatkan kedua tangannya didepan dada."Tadi aku sama Ica nungguin didepan kelas tapi kamu ga dateng², hp kamu juga mati. Untungnya ada ka Angga aku tanya,katanya kamu disini yaudah aku langsung kesini." kata Jeje dengan nada sedikit merajuk.

Dirga mengelus pelan rambut Jeje, "Maaf, yaudah yuk pulang."

"Skuyyy!!"

Mereka berdua pun melangkah menuju parkiran."Eeh Dir, nanti mampir ke mekdi yaa! Cacing diperut ku udah minta dinafkahi soalnya." rengek Jeje yang selalu bisa memanfaatkan peluang agar bisa berlama-lama dengan Dirga.

"Iya nanti mampir" jawab Dirga seadanya.

Sampai parkiran, Dirga kebetulan melihat seekor kucing kecil berwarna putih didekat motornya. Saat dilihat ternyata kaki si kucing luka.

"Kenapa ?"tanya Jeje bingung.

"Ini ada kucing,lucu Je. Tapi kakinya luka kasian.kita bawa pulang ya?" tutur Dirga menunjuk kearah kucing tersebut.

Namun Jeje terlihat agak tidak nyaman,pasalnya ia sedikit takut dengan hewan yang satu ini.

"Biarin aja disni ih,kan pasti dia punya ibu. Biar si ibu kucingnya aja yang rawat"ujar Jeje memberi penjelasan agar cowo itu tidak jadi membawa kucing tersebut.

"Kamu ga kasian? ck..gapunya hati!" sindir Dirga.

Jejebmenghela nafas gusar, mengapa cowoknya ini bersikukuh sekali.

Setelah berfikir lama akhirnya Jeje memberikan keputusan.

"Yaudah deh tapi kamu aja yang bawa, rawat sendiri aku gamau" final Jeje sembari melipat kedua tangannya didada.

"Tapi anak kecil kalo lagi sakit, mau nya sama ibunya" kata Dirga sambil terus memperhatikan Jeje.

Jeje yang ditatap begitu sedikit salah tingkah."y-ya terus kenapa ngeliatin aku begitu?"

"Mulai sekarang kamu Ibunya"

Mata Jeje melotot seketika,apa maksudnya? Dirga sedang menggombal yah?

"nggak! kamu aja yang jadi ibunya" tolak Jeje mentah-mentah.

"Gimana sih,aku kan bapaknya" jawabnya cepat.

Di siang bolong yang panas ini Jeje berhasil dibuat membeku layaknya dikutub utara,hanya karena kalimat dan senyuman mematikan yang dilontarkan Dirga.

'Miawwww'

Suara kucing barusan mengintrupsi keduanya.

"Dah ya cing! gendong ibu dulu,bapak mau nyetir" Dirga menyerahkan kucing nya pada Jeje.

"Takut Dir!kalo dicakar gimna?terus digigit?rabies ga ?? Simpen di jok motor gabisa? didalem tas kamu juga muat kayaknya" beribu-ribu kata penolakan terlontar dibibir manis Jeje.

"Dia masih kecil,kalo dicakar pun gabakal sakit. Yaudah nih aku buntel pake jaket aku biar kamu ngegendongnya enakkan"

Setelah selesai membungkus tubuh kecil kucing tersebut, Dirga pun langsung menyerahkan nya pada Jeje.

"Pelan-pelan bawanya. Jangan kaya ibu tiri" gurau Dirga terkekeh.

Jeje hanya mengangguk pasrah.

"Dirgaa!!!" tiba-tiba sebuah suara memanggil nama Nana.

Tahu siapa yang memanggil kekasihnya, Jeje mendengus pelan.

"Ratu ular!"gumannya pelan.

"Iya ada apa ?"tanya Dirga.

Gadis yang bernama Senja itu memberikan secarik kertas formulir.

"Ini dari Ibu Eka,katanya kamu harus isi lengkap data pendaftarannya,Oh iya besok jangan lupa Jam istirahat pertama, kita latihan di perpus." Jeje yang mendengar itupun kaget.

"LOH DIRR? KAMU DAFTAR APA? KO GA KASIH TAU AKU SIH? TERUS KENAPA HARUS KE PERPUS BARENG DIA?" sungut Jeje emosi.

Dirga menggaruk jidat nya bingung. "Gausah teriak Je,nanti aku jelasin" Dirga tersenyum kearah Senja sembari mengambil kertasnya.

"Makasih ya" ucap Dirga, gadis itu membalas senyumannya.

"Sama-sama Dir, yaudah aku duluan see you" pamit Senja lalu sempat menatap sinis kearah Jeje.

Setelah kepergian Senja, Dirga pun menghampiri Jeje.

"Kamu marah?"tanyanya.

"Ga! cuma butuh penjelasan doang!" sinis Jeje sambil menimang-nimang kucing kecil yang berada dalam gendongannya.

"Udah mulai sore,kalo aku jelasin disini kita kapan pulangnya? katanya kamu mau ke mekdi?" Dirga berusaha membujuk Jeje.

"Ga ush, udh ga mood!"

"Yaudah kita pulang aja." ucap Dirga seraya menyalakan mesin motornya.

"Tuhkan! Bapak mu gitu cing! suka bikin sakit hati Ibu,Untung aja Ibu nih sayang setengah idup sama bapakmu." Jeje mengajak ngobrol kucing tersebut layaknya ibu yang sedang berinteraksi pada anaknya.

Dirga yang melihat itupun seketika tertawa,
Gadisnya itu sangat keras kepala.


TBC.

BE WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang