04

200 33 0
                                    


Hana sedang menonton TV bersama Jenni saat pintu kamar Jenni di buka oleh Jungkook, "Jen. Lo keluar karena gue ada perlu sama Hana," ucap Jungkook tiba-tiba hingga Hana kaget dan segera berdiri hendak ikut Jenni keluar tapi tangan Hana di cekal Jungkook.

"Kak. Berhenti memaksa seperti ini terus! Jangan suka memegang sembarangan," kesal Hana

"Han. Kasih gue kepastian sebelum besok gue ketemu sama bokap dan kakak lo," sahut Jungkook yang masih mencekal tangan Hana

"Apalagi si kak! Sudah jelas bukan kesepakatan kita, keputusannya tergantung sama abah dan kakak Jimin," sahut Hana

"GUE NGAK MAU BERJUANG LALU MATI KONYOL HAN! GUE CINTA SAMA LO ... HARUS BANGET GUE UCAPIN KALAU GUE CINTA SAMA LO!" Jungkook membentak dan Hana langsung diam membisu.

"Sorri, gue ngak maksud buat marah sama lo," sambung Jungkook

"Kakak mabuk dan bau alkohol," ucap Hana

"Setidaknya beri gue sinyal kalau cinta gue ngak bertepuk sebelah tangan Han, jika iya maka gue akan perjuangin lo tapi jika tidak maka gue akan tetap perjuangin lo juga, Han lo cinta ngak sama gue?" tanya Jungkook memohon.

Hana masih diam dan Jungkook malah memejamkan matanya kesal. Hana itu agak pendiam dan kadang sulit untuk di ajak bicara yang baik-baik. Jungkook akhirnya menatap Hana kesal dan langsung berjalan menjauh meninggalkannya yang hanya bisa menatapnya saja.

"Cinta atau tidak saya sama kamu, itu tidak akan bisa menjamin kita untuk berjodoh. Jika memang akhirnya kita berjodoh, maka saya akan menerima dengan senang hati, tapi jika akhirnya memang tidak ada jodoh, maka mari saling menerima akan takdir, Allah," sahut Hana sebelum Jungkook keluar kamar tanpa membalikkan badan akhirnya Jungkook membalas ucapan Hana.

"Bukannya manusia masih bisa berusaha meski, Allah, sudah menentukan takdirnya? Aku hanya ingin itu, katakan, bagaimana carannya agar kita bisa berjodoh?" tanya Jungkook.

"Selain berdoa memang manusia hanya bisa berusaha,  saya ragu akan kesungguhan kakak dengan saya. Buktinya, sekarang saja kakak masih bau alkohol bukan bau wangi seribu bunga seperti Rasulullaw. Kakak juga suka ke club bukan ke Masjid untuk menjalankan sholat wajib lima waktu, lalu kakak juga selalu semaunya sendiri dan suka menyiksa orang lain," ucap Hana panjang lebar.

"Han, maksud dari ucapanmu adalah--"

"Yang saya mau adalah imam untuk ke Surga bukan ke Neraka, yang saya mau adalah pria yang sholeh bukan yang berandalan, yang saya mau adalah seorang pria yang mau mengimami saya dan anak-anak kelak ketika sholat, dan yang saya mau adalah seorang pria yang selalu mengucap istifar setiap kali bukan malah berbuat salah dan berkata kotor," ucap Hana lagi.

"Pegang tanganku, sebentar saja maka itu artinya ada kesempatan untukku. Atau beri aku senyuman terindahmu Han," mohon Jungkook dan Hana langsung berjalan pergi kemudian menoleh lagi dan tersenyum manis. Jungkook memegang dadanya lalu tertawa lebar dan lompat dengan gembira.

"Yeaasss ... AKU AKAN BERUSAHA, HAN! TUNGGU SAJA KEBERHASILANKU!" teriak Jungkook keras.

Hana mendekati Jenni dan duduk di sampingnya. Jenni menatap Hana lalu merangkulnya pelan, "Apa dia menyakitimu? Kakakku sangat keras kepala dan menyebalkan," ucap Jenni.

"Bukannya sama sepertimu, sama-sama keras kepala dan tidak mudah menyerah," sahut Hana.

"Iya, tapi dia terlalu tinggi berhayal, jika ingin mendapatkanmu. Harusnya dia sadar seperti apa dirinya dan seperti apa dirimu, seperti Bumi dan Langit," ucap Jenni.

"Kau terlalu meremehkanku, Jen, adik macam apa yang suka menjelekkan kakaknya sendiri, jika aku berhasil menjadikannya  kakak iparmu, maka kau harus memberikan hadiah mahal padaku," tantang Jungkook.

Berandalan jatuh cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang