05

194 32 1
                                    

Jadi, kamu ke sini hanya karena ingin melamar adikku? Hana?" tanya Jimin.

"Melamar? Rencana ada, tapi sekarang hanya pacaran aja dulu, haha. Waktu masih lama, Brow," sahut Jungkook sambil tertawa.

"Waktu memang masih panjang, tapi apa kamu yakin masih bisa bernapas setelah pulang dari sini? Umur tidak ada yang tahu." Jimin tersenyum hingga Jungkook dan Taehyung merinding.

"Mati, maksudnya?" tanya Taehyung.

.............

Jungkook melongo dan Taehyung merinding, "Horor ini mainnya, bro." Jungkook mulai bersuara lagi.

"Bukan horor, tetapi lebih ke meyadarkan diri soal kehidupan. Napas kita siapa yang punya? Allah 'kan? Kita juga tidak tahu kapan dan sampai di mana napas kita di ambil kembali, itu sebabnya kita harus selalu mengingat dan bertakwa kepadaNYA."

Jungkook mana mempan di ceramahi, yang ada dia malah garuk terlinga malas. Kalau saja orang di depannya buka kakak dari wanita yang dia sukai, kena sleding pasti ini Jimin.

Taehyung sudah pasti menaruh tangan di depan dan mendengarkan dengan benar, yang namanya Taehyung meski pergaulan suka ngak ada ahlak. Tetap saja dia pernah yang namanya ikut pengajian dan dengerin ceramah.

"Subhanallah, maha besar Allah dengan segala firmannya. Ampuni hambamu ini ya, Allah." Taehyung terlihat sendu sambil berdoa. Jungkook melotot tajam.

"Tobat ni anak," batinnya.

Jimin berjalan lalu di ikuti Jungkook dan Taehyung untuk duduk di teras. Tidak lama Hana datang dengan membawa minuman, Jimin memang pamit ke toilet sebentar.

"Bisa juga lo nyebut, Nying," bisik Jungkook.

"Heleh, ngak baik kalau ngak jawab salam. Dosa," bisik balik Taehyung.

"Setahu gue, Assalamu Alaikum belum ada perubahan kata-katanya. Kapan di ganti?" tanya Jungkook serius.

"Njiir, setan luknut! Perumpamaan goblok!" kesel juga ini Taehyung.

"Hahahahaha, weeiisss! Bidadari datang," kaget Jungkook setelah tertawa.

Hana meletakkan teh di meja sambil melirik Jungkook yang terus menatapnya dengan maut, "Cantiknya, Bidadari surga gue mah emang lain, aura nya bikin adem." Jungkook mode ngerayu.

"Hahahahai, maju pantang mundur! Cekokin dulu ama ayat-ayat, Han," usil Taehyung.

"Gampil! Jangannya ayat-ayat cinta, ayank-anyangan juga kita boleh." Jungkook tertawa.

"Di minum, Kak. Saya permisi dulu," sahut Hana sambil tersenyum ramah.

"Senyumnya, yank. Maut bener!" rayu Jungkook lagi.

Han menunduk malu lalu tersenyum lagi, "Kalau ngak sanggup, mundur aja, Kak," ucap Hana.

"Buat lo kagak akan gue mundur, siap-siap aja kita kencan." Jungkook natap Hana serius.

"Dalam islam ngak ada kencan, Kak. Adanya ta'arupan," sahut Hana.

"Sama aja, semrawutan aja kita kalau gitu. Besok, pulang kuliah jalan yuk," ajak Jungkook dan Hana menggeleng pasrah.

"Ta'aruf bukan semrawut, beda dodol," sambar Taehyung.

"Yang penting kan artinya sama-sama kencan, ribet amat mulut lo."

"Beda, Njiirr!" Taehyung ngakak ini.

"Bacot lagi gue bacok," kesal Jungkook.

"Bening bener ini mata, sampai ngak bisa bedain Bulan sama Hana. Sama-sama indah di pandang, makin cinta gue kayaknya," rayu Jungkook dan pipi Hana merona merah.

Berandalan jatuh cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang