Jus Pome

58 11 1
                                    

Sepulang sekolah, aku ada rapat divisi ticketing terlebih dahulu. Tak lama kemudian, akhirnya didapatlah keputusan. Hari ini kami melakukan COD penjualan tiket. Dan aku kebagian menjual tiket di Senayan. Ya, hanya aku sendiri.

Setelah itu, aku pun kembali ke dorm untuk bersiap siap.
Hmm, kenapa matahari terik sekali hari ini. Jarak dari ruang kelas ke dorm menjadi 10 kali lipat rasanya.

Ya Allah, aku jadi sadar bagaimana nanti di padang Mahsyar yang jarak antara matahari dan muka hanya satu jengkal tangan? Sehingga membuatku beristighfar dalam hati.

Pandanganku menjadi sedikit kabur. Aku melihat gedung asrama menjadi ada empat padahal hanya dua.

"Padahal sedikit lagi aku sam-"

"Untung saja aku segera membopongmu. Coba aku telat satu detik saja, kau mungkin sudah ambruk ditengah jalan." Ujar Bakugou.

"Terimakasih Bakugou, aku tidak tahu lagi bagaimana membalas kebaikanmu."

"Tidak perlu berterimakasih. Astaga, mukamu pucat sekali. Kau minum jus pome yang kuberi tidak? Itu berkhasiat untuk menambah darahmu..."

"Maaf Bakugou, sebenarnya aku tidak begitu suka buah pome. Jadi tadi tidak kuminum. Ini jus pomenya masih ada di tasku."

"Tapi saat ini suka atau tidak suka, minumlah. Lain kali aku akan memberikanmu jus alpukat saja kalau begitu." Maaf Bakugou.

"Kau ini sama seperti ibuku. Tapi aku minum saja deh. Kalau tidak kuminum, aku tidak bisa membalas kebaikanmu. Setidaknya, aku ingin membalas kebaikanmu."

Dengan menahan rasa dan memejamkan mata, akupun meminum jus buah pome botolan itu dengan sekali teguk.

"Minumnya pelan-pelan saja. Tidak dihabiskan juga tidak apa. Aku tidak mau kau jadi merasa terpaksa." Ujarnya yang terdengar sedikit agak dingin

"Ahh, segarnyaa. Tidak apa-apa Bakugou, aku tidak merasa terpaksa sedikitpun. Nih lihat, sudah habis kaaan... Makasih banyak yaa... Aku sudah tidak pucat lagi, kan?"

"Ya setidaknya lebih baik dari yang tadi. Tapi tetap saja kau pucat! Astaga kau ini!" Emosi Bakugou.

"Sudah dulu ya, hari ini aku mau COD tiket di Senayan." Ujarku mengakhiri.

"Tunggu, kau mau COD di Senayan? Dengan siapa?"

"Aku sendiri, yang lain juga sendiri kok. Midoriya juga sendiri."

"Si Midoriya itu biarlah saja sendiri. Kau biar ku temani."

"Tidak apa-apa, aku bisa sendiri kok. Aku jadi tidak enak karena selalu merepotkanmu..."

"Aku tidak merasa repot tuh. Yasudahlah kalau kau tidak mau, kali ini akan aku paksa sampai kau mau!" Ujarnya dengan lantang sambil menarik tanganku.


Kami pun sampai di parkiran sekolah. Bakugou pun membuka kunci mobilnya. Aku kaget, karena ternyata Bakugou bisa naik mobil.

Yaa, sedikit sekali anak kelas 10 yang membawa mobil, karena kebanyakan membawa motor. Dan mobilnya ternyata....





Mobilnya Mercedeesss wooi laahh anak-anak Labsky kenapaa sih?!
Itu setahuku, Mercedes-benz S Class.


Haa, aku tidak bisa lama-lama di Labsky! Nanti jiwa miskinku bergetar!
______________________________________

Bakugou (dan ceritaku yang halu)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang