Jus Alpukat

50 7 0
                                    

"He?! Bakugou kau membawaku kemana?! Ini bukan di Senayan tau!?" Ujarku panik.

Astaga, harusnya tadi aku benar-benar menolak ajakan Bakugou. Tapi, aku tetap saja merasa tidak enak dengannya.

"Tenang saja, ini masih kawasan Senayan."

Dia membawaku ke taman.

"Tunggu, ini bukan taman Lawang kan?" Tanyaku memastikan.

"Astaga, ngapain aku membawamu ke taman Lawang. Kau mau jadi banci? Ini taman Tulodong. Kau kurang jauh mainnya..." Ledek Bakugou.

"Ya maklum, aku kurang tahu daerah Jaksel. Aku anak Depok. Kejauhan kalau main ke Jaksel." Ujarku menjelaskan.

"Hahhaa, anak Depok kok sekolahnya di Jaksel? Pasti karena zonasi." Ujarnya dengan ledek.

"Apasi kau ini sok tahu. Hei, aku harus menjual tiket SKY av tahu! Kenapa kau membawaku ke taman?" Ujarku padanya.

"Sudah kau santai saja. Aku tak mau melihatmu nanti pingsan lagi. Wajahmu pucat begitu." Ujarnya dengan sedikit emosi.

"A-ano, Bakugou. Ada satu hal yang ingin aku tanyakan dan aku beritahu kepadamu. Karena kau sudah terlanjur tahu kalau aku punya anemia, jadi kumohon jangan beritahu siapa-siapa. Dan, sudah lama aku ingin tanyakan hal ini. Aku terkadang melihatmu suka emosi, ah maaf tiap orang kan sifatnya beda-beda. Tapi, kenapa kau begitu baik kepadaku?" Tanyaku, aku tahu ini terlalu lancang. Tapi aku perlu tahu hal ini. Aku sudah direpotkan olehnya beberapa kali.



Setelah aku berkata padanya, terlihat semburat merah muncul di pipinya. Dia pun segera memalingkan wajahnya.

"Tentu saja aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada orang-orang. Karena kau punya penyakit serius, jangan kau sepelekan. Anemia itu penyakit yang cukup berbahaya tahu! Kau tidak boleh kecapean, kau tidak boleh terluka. Terluka sedikit, kau akan kekurangan banyak darah. Maka dari itu, kuajak kau ke taman biar kau tidak usah menjual tiket hari ini. Apalagi kau bilang ingin jualan sendirian di Senayan? Kau gila ya? Nanti kalau tiba-tiba pingsan bagaimana?" Ujarnya berlebihan.

Hiks...

Aduh air mata, kenapa kau jatuh? Aku tidak mau menangis terlebih dahulu. Ah bodoh, kenapa aku mudah menangis?

"Maafkan aku Jihan. Aku tidak bermaksud membuatmu menangis. Ah, kenapa cara bicaraku seperti orang emosian sih?! Ah sebal! Justru, karena aku begitu peduli padamu."

'Ah shit, apa yang aku katakan sih?!' gumamnya dalam hati.

"Emmm, kau tidak perlu minta maaf Bakugou. Justru aku yang selalu merepotkanmu. Ah, aku juga bingung kenapa aku mudah menangis..."

"Maaf ya..." Dia pun mengelus kepalaku agar aku tidak menangis lagi. Dia juga menyeka air mataku dengan tisu.

"Kan aku pernah bilang padamu, aku tidak merasa direpotkan. Itu karena aku suka padamu." Setelah Bakugou mengatakan hal itu, ia langsung menutup mulutnya.

Aku tidak salah dengar kan?

Mungkin itu suara nyamuk yang lewat. Anggap saja begitu. Lagipula, mana ada lelaki yang suka perempuan penyakitan sepertiku?



"A-ah, aku mau beli jus alpukat. Kau suka jus alpukat kan? Kubelikan ya..." Ujarnya kepadaku. Setelah itu, ia pun melongos pergi meninggalkanku untuk pergi beli jus di tukang jus.

'Astagfirullah, apa yang aku katakan tadi? Sumpah, mulut ajaib!' gerutunya.

"Eh, Ba-bakugou?! Kau mau kemana?!" Ujarku panik, karena aku tak mau ditinggal sendirian.

Singkat cerita, dia kembali lalu memberikan jus alpukat padaku. Aku pun menghabiskan jus tersebut.





Hm, bagaimana dia bisa tahu kalau aku suka jus alpukat?

Bakugou (dan ceritaku yang halu)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang