1

39.6K 2.1K 213
                                    

Haai.... saya muncul dengan cerita baru. Please banget... beri saya masukan, di bagian pertama ini. Apakah menurut kalian ini terlalu 'menakutkan' untuk dibaca? Atau saya harus merubahnya menjadi lebih lembut.

Buat saya tokoh Arryan itu, mirip-mirip Vladimir putin. Nggak ganteng, tapi punya karakter kuat serta dingin.

Waktu dan tempat saya persilahkan.

Mohon jangan berkomentar saat sudah ditengah cerita. Karena akan sulit untuk merubahnya.

***

Jakarta, sebuah kota yang tak pernah tidur. Tempat ini tak ada matinya, kata orang. Gemerlap lampu yang mulai bernyala memberikan geliat baru selepas senja. Bak gadis remaja yang mulai tumbuh. Para pekerja yang seharian telah menghabiskan waktu bersama angka-angka. Kini mulai meninggalkan tempatnya. Melepas dasi dan jas, menyeruak diantara keramaian. Mobil dan motor keluaran terbaru mulai bertumpuk di jalan raya. Pulang, jelas bukan tujuan. Beberapa klub papan atas sudah siap untuk  didatangi pengunjung.

Suasana klub yang hingar bingar dan penuh pada jumat malam adalah pemandangan yang biasa. Lampu-lampu bersinar dengan semarak. Sesekali menyorot ke berbagai area. Semua penuh, tidak ada batasan disini.

Dua orang Dj tengah berkolaborasi diatas pentas. Siap menghentak tubuh para pengunjung yang haus akan hiburan. Diiringi oleh beberapa penari yang berpakaian sangat minim serta tipis. Mereka meliukkan tubuh sedemikian sensual agar para lelaki yang berada dilantai dansa lebih bersemangat lagi untuk menggoyangkan tubuh. Beberapa yang berbaik hati memberikan tip sambil menyematkan uang kertas dibagian dada atau G-string mereka. Sambil mencuri kesempatan untuk menyentuh bagian yang hampir tak terlindungi tersebut. Tak jarang uang tersebut juga bertuliskan nomor ponsel mereka.

Waitress dan para petugas lain juga sibuk berkeliling. Mengantarkan pesanan pada para tamu. Juga mengambil gelas gelas kosong yang kadang sudah berhamburan. Karena sang tamu bisa saja sudah setengah sadar.

Didalam ruang VIP suasana tidak berbeda. Hanya saja para pengunjung disini harus memiliki uang lebih banyak. Kadang para waitress baru, harus memejamkan mata sejenak. Karena didalam sana suasananya jauh lebih menyakitkan. Kalau hanya sekedar making out sudah biasa. Tapi terkadang banyak yang disertai penyiksaan. Mereka tidak berhak ditolong dan menolong. Itu sudah peraturan. Biarkan dan abaikan saja.

Ditempat ini perempuan hanya dihargai sejumlah uang. Saat masih baru, maka mereka berhak mendapatkan lebih. Apalagi bila memang memiliki kemampuan melayani dengan baik. Tapi uang yang sampai pada mereka tidaklah terlalu banyak. Karena harus dipotong dengan berbagai macam hal. Missal uang makan, apartemen, salon dan pakaian. Karena seorang mami harus mengeluarkan uang terlebih dahulu.

Bila mereka beruntung, maka akan ada yang menebus untuk dijadikan simpanan. Tapi bila tidak, hanya ada penderitaan. Senyum dan keramahan itu semua palsu. Karena lebih banyak yang menderita. Hanya saja, mereka tak bisa lepas dari cengkeraman para mucikari yang telah merampas hak mereka.

Kadang perempuan yang sudah tak sadar ditinggal begitu saja oleh para pemakainya dalam kondisi mengenaskan. Semua akan diurus oleh para mami atau madam yang menyewakan mereka. Biasanya para germo, akan mengirim orang-orangnya untuk menjemput perempuan bernasib buruk tersebut. Baru kemudian membawa mereka pulang untuk diobati.

Disudut lain ruangan ada banyak yang sudah setengah mabuk. Melepas penat dari rutinitas yang melelahkan. Hanya ditempat ini, mereka bisa menjadi diri sendiri. Berbicara semaunya, bertingkah seenaknya tanpa harus jadi penjilat bagi atasan mereka.

Dari sebuah ruangan, tampak seorang pria bertopi mengawasi semua melalui cctv. Sambil memberikan laporan pada yang berkuasa.

"Malam ini full boss. Tapi tenang saja. Kita tidak akan kekurangan apapun. Semua cukup."

PETARUNG TANGGUH / OPEN POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang