3

11.4K 1.9K 181
                                    

Arryan duduk di balkon belakang kamar. Menatap gelap hutan dibelakang sana. Bunyi jangkrik bersahut sahutan. Dikakinya, ada sheeze, ular phyton peliharaan tengah merayap santai. Sengaja ia mengeluarkan hewan tersebut dari kandang. Untuk menemani kesepiannya sejak meninggalkan panti.

Sebagian hasratnya tertinggal disana. Pada sosok yang ia tahu bernama Serrafina. Mata lelakinya tahu, apa yang tersimpan dibalik kesederhanaan tersebut.  Sebongkah berlian yang sangat mahal yang belum terjamah.

Arryan terpaku pada sosok lembutnya. Pada senyum yang terlihat polos. Tapi mata suster tua pelindungnya sangat  tajam. Pria itu tahu bagaimana tatapan tak suka itu terpancar dibalut dengan keramahan. Bagaimana perempuan itu meminta Serra pindah ke tempat lain. Agar matanya tak lagi mencuri tatap.

Serrafina, pria itu kembali menyebutkan nama tersebut. Artinya mulia! Ya, Arryan tahu kalau gadis itu menjaga kemuliaannya. Terbayang pada buah dada berukuran cukup besar yang terbungkus oleh kemeja murahan. Pinggang kecil yang justru memperlihatkan pinggul besarnya. Hanya dibalut oleh rok yang panjang melebihi lutut.

Ia jelas bisa membuat perempuan itu terlihat lebih menarik.  Kini ia bertanya dalam hati. Bagaimana rasanya bila menghabiskan malam dengannya. Bisa ditebak kalau gadis itu masih perawan. Sesuatu yang sangat disukainya.

Tak lama macbook yang ada dimeja berdenting. Sebuah email masuk. Dibukanya, kemudian dibaca secara perlahan. Surat elektronik itu seketika mengganggu pikirannya. Ia segera menghubungi seseorang.

"Jangan habisi dia dulu. Terlalu mudah baginya kalau  mati. Ambil keluarganya satu besok. Bawa kemari, Sheeze butuh makanan. Eksekusinya terserah kalian!"

Selesai mengucapkan kalimat itu, Sheeze sudah sampai dilehernya. Perlahan, ia mengelus kulit hewan itu. Dan berbisik.

"Ada yang bermain main dengan kita Sheeze. Bagaimana kalau kamu saja yang akan menyelesaikannya? Aku yakin, kalau kamu manusia. Maka tugas ini akan kuberikan padamu.

Sekarang, pergilah ketempatmu. Tidurlah dengan nyenyak. Besok kamu boleh makan sepuasnya."

Hewan itu seolah mengerti. Perlahan meninggalkan sang tuan yang tersenyum sinis.

***

Serra memasukkan pakaian yang baru selesai disetrika ke dalam lemari masing masing. Hatinya berbunga bunga. Kebetulan keluarga dua orang jompo yang dirawatnya cukup baik hati. Selalu memberikan sedikit uang lebih untuknya.

"Serra, baju oma yang biru mana?"

Bergegas ia mencari baju favorit Oma Pat tersebut.

"Ini oma,"

Ia juga membantu oma, mengancingkan kemejanya. Setelah itu menyisir rambut putih yang sudah sangat tipis.

"Ayo oma, ke ruang makan."

"Tadi kamu masak apa?"

"Ada ikan gulai, sama sayur buncis tumis."

"Itu kesukaan Oma Pat."

Keduanya bergegas keluar dari kamar. Saat akan memasuki ruang makan. Serra dipanggil Suster Fransiska.

"Ya, suster," jawab gadis itu dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya. Ia segera mengikuti pimpinannya menuju sebuah ruangan.

"Serra, ini gajimu. Dan ini tambahan yang diberikan keluarga Oma Sina dan Oma Pat."

"Terima kasih banyak, suster."

PETARUNG TANGGUH / OPEN POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang