Jefri sedang menyeduh kopinya, sembari menunggu Joni yang belum keluar dari kamar. Rencananya, Jefri akan pergi ke perkebunan bersama Joni. Karena, pria jakung itu lebih mengetahui medan di daerah ini dibanding Jefri. Setengah jam berlalu, belum ada tanda-tanda Joni keluar dari kamarnya. Jefri bertanya-tanya, apakah Joni sangat kelelahan karena baru tiba saat tengah malam, atau ada hal yang lainnya.
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Jefri. Pemuda itu segara beranjak dan membukakan pintu. Napasnya tercekat melihat siapa yang datang, Jefri mematung menatap tak percaya tamunya. "Jefri, ada apa?" tanya tamunya sambil mengguncangkan lengan Jefri. Kesadaran Jefri kembali dan ia menelan ludahnya kasar. "Joni, bukannya semalam kamu sudah datang?" Joni mengerutkan keningnya, lalu menggeleng, ia baru saja sampai.
Joni memberitahukan bahwa dirinya baru saja sampai di desa setelah 3 jam perjalanan dari rumahnya. Setelah menjelaskan pada Jefri, Joni segera masuk ke kamarnya sambil membawa sebuah tas berisikan baju. Ah ya, Joni yang semalam datang tak membawa apapun terkecuali pakaian yang ia kenakan. Jefri menggeleng-gelengkan kepalanya, sekali lagi, akalnya tak bisa menerima hal ini.
Joni baru saja keluar kamar dam langsung mengajak Jefri pergi ke perkebunan. Keduanya harus bergegas karena matahari akan semakin terik, mengingat Jefri tak begitu tahan terkena paparan sinar matahari siang.
Suasana di perkebunan sangat kondusif. Para pemetik teh dan pekerja kebun sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga tak sadar bahwa majikan mereka baru saja datang.
Kedua pria itu mengelilingi perkebunan, sambil sesekali menyapa para pekerja. Joni menunjukkan pada Jefri batas-batas kebun dan menjelaskan pekerjaan mereka. Asik dengan kegiatan keduanya, mereka tak menyadari bahwa langit yang cerah kini berubah mendung. Hujan turun dengan deras tanpa aba-aba, membuat semua orang yang berada di sana berlari mencari tempat untuk berteduh.
Joni dan Jefri kini sudah berada di sebuah gubuk kecil di pinggiran kebun. Hujan deras disertai angin kencang menimbulkan sensasi dingin di tubuh keduanya yang sudah basah kuyup. Samar-samar Jefri melihat sesosok wanita yang tengah berdiri di kebun dengan kaos putih yang terlihat kebesaran di tubuhnya. Rambut wanita itu terurai menutupi punggungnya. Jangan lupakan bahwa wanita itu sudah basah kuyup terguyur air hujan.
Baru saja Jefri ingin memanggil wanita itu, tangannya sudah dicekal oleh Joni. Pria yang lebih tua 2 tahun di atas Jefri itu menanyakan apa yang Jefri lakukan. "Ada perempuan di sana Jon, dia kehujanan." jawab Jefri sambil memberi gestur menunjuk ke arah wanita itu.
Joni mengerutkan keningnya, matanya menyisir semua sisi, tidak ada wanita yang dimaksud Jefri. "Tidak ada, Jef. Mungkin kamu salah lihat." "Aku sungguh melihatnya di," ucapan Jefri terhenti ketika wanita itu sudah menghilang dari kebun. Kemana perginya ia, batin Jefri.
Hari sudah mulai petang, Jefri dan Joni sudah kembali ke rumah. Yang lebih muda kini merebahkan tubuhnya setelah mandi. Dirinya sudah makan sebelumnya, istri kepala desa tadi mengantarkan makanan dengan rantang. Jefri menerimanya dengan senang hati, bagaimana pun ia dan Joni butuh makan, mengingat keduanya belum memasak sepulang dari kebun.
Jefri kembali memikirkan Lita. Kira-kira, apa yang sedang gadis itu lakukan sekarang? Terhanyut dalam pikirannya, Jefri memutuskan untuk menemui gadis itu setelah isya'. Bagaimana lagi, Jefri hanya bisa menemuinya di malam hari, karena ia harus berada di perkebunan sampai sore.
Pukul setengah 8 malam, Jefri mulai keluar rumah, tak lupa sebelumnya ia berpamitan pada Joni. Pemuda itu menuju gardu tempat ia dan Lita bertemu semalam. Sepertinya, keberuntungan sedang berlabuh pada Jefri. Ia melihat Lita sedang duduk sendirian dengan kaos berwarna krem dan rok yang senada.
"Selamat malam, Lita." sapa Jefri dengan ramah. Ketika gadis itu mengangkat wajahnya, tiba-tiba angin berhembus dengan kencang sehingga Jefri menutup matanya.
_TBC_

KAMU SEDANG MEMBACA
Ambang [END]
FantasyJefri yang tak tau menahu tentang Lita, si cantik kembang desa, telah jatuh dalam pesona gadis itu. Hingga sebuah kenyataan menamparnya dengan keras. Short Story GENDERSWITCH!! 200412~200425 Jaeyong! #Rasa_Lokal DLDR!