Cukup, jangan berisik!
Aku sudah muak mendengar keluh kesahmu. Rasa tak bebas ini sungguh tak karuan. Omongan - omongan bodoh yang terus keluar, merusak pikiran dan mental. Hampir tiap detik terlontar dari bibirmu.
Kumohon berhenti. Aku lelah, butuh istirahat. Kamu juga manusia, bisa lelah. Sekarang istirahat saja sejenak, biar aku yang bekerja. Biar aku yang mengelap keringatmu dan berjuang keras melompati tebing hitam.
Ini soal hidup dan mati. Soal siapa yang bisa bertahan dan berhasil lolos dari sarang lebah.
Sudah, tak usah berpikir. Ikuti saja rencanaku. Selama kau menurut, semua akan terkendali. Tenang saja, aku juga istirahat sepertimu. Aku masih berusaha bertahan dari badai ini.
Ini sudah malam. Mari kita akhiri perbincangan kita. Aku tak mau mengobrol dulu selama beberapa waktu. Aku ingin fokus meraih tali yang jatuh dari langit. Ini kesempatan kita menjadi lebih baik. Akan kubuktikan kalau mereka salah. Aku yang redup ini akan bersinar terang, mengalahkan ego mereka yang kejam.
Pejamkan matamu, berdoa, dan ucaplah dalam hati dengan tulus, "Aku bintang yang bersinar siang dan malam. Siang masih belum berakhir bagi dunia, sehingga sinarku belum terlihat. Aku bukannya tak ada. Aku hanya sedang membantu matahari menyinari siang."
Selamat malam, diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisu Sejenak
Fiksi UmumLelah dengan dunia? Istirahat saja. Sunyi akan membawamu ke dunia yang lebih baik, mendalami makna sebuah cerita yang belum terungkap. Dengarlah, maka hatimu akan terbuka. Adakah yang akan bermain bisu juga? Was #49 in poet