Part 1

1.4K 99 26
                                    

Sepi.

Sendirian.

Seolah dua kata itu menjadi bomerang ketakutan tersendiri bagi orang orang. padahal kita hanya perlu menikmatinya bukan?, tak ada manusia yang tak bisa mengalaminya semua pasti pernah.

Sebagaimana gadis yng bernama Prilly Clarissa Mahetai. Prilly sapa'an akrabnya seorang gadis penikmat Tenang.

Saat-saat seperti itu yang menjadi candunya, jauh dari kata Keramain dan Kebisingan. dia lebih suka mendengarkan suara yng keluar dari earphone bandonya dengan satu novel sebagai pelengkap. Semua itu sudah menjadi hobi bagi Prilly di saat kosong dari tugas sekolahnya. Daripada bergaul sana-sini seperti ABG pada umumnya, dia lebih memilih menyendiri dan bersantai sambil menghabiskan satu novel untuk di bacanya.

Desiran angin menambah rasa nyaman di sebuah taman danau kota yang tak jauh dari komplek perumahan Prilly, jarang di kunjungi serta bersih dari sampah menjadikan tempat ini salah satu favorit gadis cantik itu.

Sejenak fokus Prilly teralihkan dari novel melihat pemandangan di depannya, posisi duduk diatas rerumputan menjadikannya lebih leluasa melihat pemandangan indahnya danau itu.

Tiba-tiba Prilly meraskan sesuatu, hawa yng tadinya terkesan biasa saja menjadi tidak nyaman, Hal yng tidak wajar. Prilly terlalu peka dengan hal ini bahkan sudah menjadi teman hidupnya di berikan anugrah  menjadi seorang INDIGO.

Segera mungkin Prilly meninggalkan tempat tersebut karna dia memang terlalu malas berurusan dengan yng kalian sering sebut Hantu\Jurig. dia hanya ingin tenang dan juga sebentar lagi waktu menjelang magrib. memang benar kata orang tua dahulu "Jangan biarkan anak kalian berkeliaran pada saat matahari hendak tenggelam." yang pada saat itulah saat menjelang magrib dan para setan-setan keluar, Berkeliyaran.

Melewati pohon besar yang tak jauh dan letaknya masih satu lokasi dengan danau, Prilly merasakan kentalnya hawa negatif seperti ada energi yng tidak baik dan bulu kuduknya merinding. Dia enggan menoleh dan terus menunduk sambil berjalan menyusuri jalanan hingga sampai di depan rumah.

DUG!.

Bahu Prilly menabrak sesuatu membuat badannya tumbang. Reflek dia menutup matanya rapat-rapat ketika keseimbangan tubuhnya goyah. Seperkian detik tidak merasakan apa-apa, Perlahan Prilly membuka matanya.

"Dia!"

"Kamu ngak papa?." Suara itu menyadarkan Prilly dari keterpakuannya apalagi saat ini gadis itu ada di dalam dekapan seseorang.

Seakan tersadar orang itu melepaskan dekapannya pada Prilly. Sedangkan Prilly hanya menggeleng tak mampu berkata apa-apa masih shok dengan kejadian tadi. Kemudian dengan sopan berlalu masuk kedalam Rumahnya.

Orang itu hanya mampu menghela nafas. dia sudah menebak akan mendapat respon seperti itu dari gadis tadi. dan tadi tanpa sadar mata coklat terang milik gadis itu membuatnya terpukau, tenggelam dalam keindahan mata indahnya.

"Masih sama." Gumamnya sambil memperhatikan punggung Prilly yang sudah menghilang ditelan Pintu.

.

"Sshh" desis Prilly rendah. Saat merasakan bahunya sedikit sakit akibat tabrakan bahu tadi.

"Ade Kenapa?." Cegat suara yang membuat Prilly menghentikan langkahnya.

"Gpp Kak." Jawab Prilly singkat kemudian langsung berlalu.

Kerutan nampak jelas di dahi Cowok yang bernama Alvin itu ketika mendapat respon yang kurang akurat dari sang adik kandung.

Didalam kamar Prilly duduk menyandarkan kepalanya di pinggiran kasur meresapi dan merasakan degupan jantungnya yang semakin terpacu lepas. gadis itu sampai berpikir apakah dirinya memiliki penyakit jantung?.

Indigo Girl Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang