Part 3

602 74 14
                                    

Saat Prilly memasuki kelas, suasana kelas sedang riyuh, Rupanya sedang jamkos. waktu yng teramat di idamkan semua kelas. disaat teman-temannya kegirangan jamkos, mereka langsung memencar entah untuk menggosip mabar atau bercanda gurau menciptakan kelas bagai pasar.


Prilly sendiri memilih keluar kelas tujuannya saat ini mencari tenang. berlama -lama didalam kelas membuat kepalanya ingin pecah meskipun sudah memakai earphone tapi tetap saja masih tembus. Lama berjalan akhirnya kadua kaki gadis itu melangkah memasuki ruang perpustakaan. Tempat yang jarang dikunjungi terlebih di saat jam pelajaran berlangsung.

Pertama kali memasuki ruangan itu Prilly mengucap salam sebagai tanda hormat dengan penghuni ruangan. Meski tahu banyaknya para makhluk astral didalamnya Prilly tak ragu melangkahkan kakinya memasuki lebih dalam lagi ruangan itu. baginya tak ada yang pantas untuk di takuti selain Tuhan lagipula hantu akan menjaili manusia di saat manusia itu sudah di kuasai rasa takut. jadi jika melihat itu menggunakan rasa takut mereka akan bersemangat untuk menggangu si penakut itu. Berusahalah terlihat berani walau kadang ketakutan itu hadir.
Dan lagi sebagai manusia jangan karna tak bisa melihat atau berfikiran mereka cuman hantu, bisa seenaknya ketika sedang berada di suatu tempat. menjaga perilaku baik dan bertata krama itu penting.

Lama menghabiskan waktu di perpustakaan Prilly melihat arloginya, tak terasa sudah set jam dia membaca novel. Lalu gadis itu beranjak dari tempat duduknya membereskan barangnya dan keluar dari perpustakaan.

Saat berada di lorong menuju kelas, Terdengar suara gaduh di arah satu ruangan, gesekan meja yang beradu dengan kramik, memekik pelan ditelinga Prilly.
masih cuek gadis itu tak menghiraukan dan terus melanjutkan jalannya hingga ada sesuatu yang membuat Prilly menahan nafas sesaat, mood Prilly jadi buruk melihat bentuk sosok dengan rambut menutupi muka yng sangat hancur lebur itu.

Sangat busuk itulah yang mampu di jelaskannya selain muka yang hancur, tak tahan, Prilly bergegas ketoilet, disana ia memuntahkan semua isi perutnya. "hantu." gerutu Prilly pelan. gadis itu bergidik mengingat bentuk wajah hantu tadi.

Usai membasuh muka yng sudah pucat malah semakin pucat gara-gara muntah dan lagi ketika melihat arloginya Prilly mengupat. "Damn!! ghose!" sambil mempercepat jalannya menuju kelas.

Saat sampai di pintu kelas. Benar saja pelajaran sudah di mulai. Prilly mengetuk pintu itu isyarat ijin hendak masuk dan perhatian sang mister yng sedang menjelaskan materi pelajaran bahasa inggris. teralihkan.

"You're late 10 minutes 2 seconds miss Prilly "Ucap sang mister itu tegas. sekolahnya mendapat gelar international semua staf-staf pengajar terkenal dengan kedisiplinan dan ketegasannya.

"sorry my lord from uks." Terang Prilly dengan bahasa inggris. ini salah satu anjura di sekolahnya supaya pasih barbasa inggris.

"well now go back to your place and pay attention to my lesson" Ucap sang mister lalu melanjutkan pelajarannya.

"Thankyou."

.

Kelas sudah Sepi sekolahpun nampak langgeng. Prilly perlahan berjalan santai ditengah kesunyian, Memang sengaja menunggu kelas sepi, Malas harus berdesak desakan hanya untuk kluar klas membuat pengap saja.

Saat diparkiran nampak mobil Alvin, Kakanya itu baru pulang pagi tadi. Baguslah jadi dia tak usah repot menunggu taxi atau anggkot.

"Ade kita ke rumah sakit dulu ya." Ucap Alvin saat Prilly sudah masuk kedalam mobil.

Prilly hanya menggaguk tak menjawab tak pula bertanya. Gadis itu lebih memilih menyandarkan kepalanya dikursi mobil, Mengistirahatkan otaknya yang panas sambil memejamkan mata hingga tak sadar dia tertidur. Alvin yang melihat adiknya itu tertidur mengusap pelan rambut Prilly.

Indigo Girl Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang