Buram, itulah yang Alvin lihat saat matanya sudah terbuka. Seluruh badannya terasa kaku dan lemes tak bertenaga. Awalnya Alvin bingung kenapa ia terbaring di ruangan penuh alat-alat medis ini. Tetapi sesaat pria itu teringat sesuatu.
Alvin Ingat semuanya kejadian di mana ia secara reflek membanting stir ke arah samping. Membuat dirinya terhantam stir dan semuanya langsung gelab. Kejadian itu merenggut paksa kesadarannya. Dan berakhir di tempat ini.
"Vin."
Alvin menoleh dengan pandangan yang sedikit masih buram. Dari suaranya Alvin sudah mengenali siapa yang memanggilnya itu, Ali sahabatnya.
"Alhamdulillah lo sadar." Ali mengucap syukur atas bangunnya Alvin dari koma yang hampir seminggu genap.
Alvin berusaha melepas oksigen karna merasa sulit berbicara lewat alat itu. Di bantu Ali dengan sigap.
Setelah itu Ali memeriksa kondisi Alvin untuk memasukan hasilnya ke dokumen perkembangan kesehatan pasein. Cukup pesat perkembangannya namun Alvin tak bisa langsung di perbolehkan pulang karna kondisinya yang blum pulih total.
"Alvin."
kali ini Alvin menoleh pandangannya sudah tidak di halangi buram lagi, Di sana Ashilla berdiri dengan linangan air mata yang siap untuk meluncur.
"Shilla." Panggil Alvin lirih badannya masih lemes sehingga tak bisa membuatnya bangun untuk sementara.
Tangis haru tak bisa di bendung Ashilla kala melihat mata yang selama satu minggu itu tertutup kini sudah terbuka lebar. Disana Alvin tersenyum menyambut kedatangan dirinya. tanpa aba-aba Ashilla langsung berhambur memeluk kekasihnya itu dengan erat.
"Alvin ini beneran kamu, Aku----Aku ... Kangen vin jangan kaya gini lagi." Tangis Ashilla pecah di dalam dekapan Alvin. Posisi Alvin yang sedang berbaring tak menyulitkan mereka untuk saling melepas rindu.
Ali yang masih berada di antara mereka, melihat haru kedua pasangan itu yang tak lain adalah keduanya sahabatnya. Mereka terlihat sangat saling merindukan. Tiba-tiba Ali teringat saat di mana dia dan Prilly tak sengaja berpelukan.
"Sadar li ada Abela." Batin Ali memperingati.
.
"Huaaa!!!"
Prilly mengacak rambutnya, jengah. lagi-lagi di repotkan. Padahal matahari belum muncul sempurna di langit, Kepalanya sakit, dia langsung bangun mendengar suara Aldeon di kamar mandi berteriak heboh.
"Kakak!" Aldeon berteriak lagi.
"Al ya ampun, Kamu kenapa?!." Setelah mendengar triakan terkahir Aldeon, Prilly langsung menuju kamar mandinya yang di pakai Aldeon. Saat masuk Prilly sempat terkejut adik sepupunya itu sudah terduduk sambil menangis di bawah shower. Seluruh badan Aldeon basah kuyub.
Prilly langsung membantu adiknya itu berusaha berdiri. Prilly juga harus basah terkena shower yang masih menyala.
"eheek eheek eheek." Tangisan Aldeon masih berlanjut sambil duduk menjuntai di pinggir kasur. kakinya tak bisa di gerakan dan telapak tangannya sedikit lecet.
"Masih sakit?." Tanya Prilly.
"Kaki Al sakit hik engga bisa jalan kak." Keluh Aldeon di iringi tangis sesegukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Girl Love
TerrorGENRE ||ROMANCE||HOROR|| Nyata namun tak bisa di sentuh. Sesuatu yang antara nyata dan tidak di dunia ini tapi mereka, ADA. "Ware are you kill me?." Star: 17 April 2020 End~ Indigo Girl Love.